batampos – Non-insulin-dependent diabetes melitus (NIDDM) merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen.
NINDI atau dikenal juga dengan Diabetes tipe 2 tidak tergantung pada insulin. Seseorang yang mengidap diabetes tipe 2 masih dapat memproduksi insulin. Namun, insulin yang dihasilkan tak mampu mencukupi kebutuhan tubuh. Diabetes ini umumnya terjadi pada seseorang dengan usia di atas 30 tahun, dan risikonya akan meningkat seiring bertambah usia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, diabetes tipe 2 umumnya disebabkan oleh faktor genetik atau faktor keturunan. Seseorang yang keluarganya mempunyai riwayat mengidap diabetes, maka risiko mengidap penyakit diabetes tipe 2 lebih besar dibandingkan yang tidak.
Selain itu, obesitas juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab. Terdapat hubungan yang erat antara obesitas pada seseorang dengan risiko mengidap diabetes tipe 2. Gaya hidup yang tak sehat, kurangnya aktivitas, hingga stres yang berkelanjutan juga dapat memicu penyakit diabetes tersebut.
“Diabetes melitus berawal dari gaya hidup tak sehat, selain itu karena aktivitas yang kurang, gaya hidup tak sehat lainnya dapat meningkatkan risiko diabetes,” katanya, Kamis (18/7).
Dikatakan Didi, di Kota Batam terdapat 1.508 kasus diabetes tipe 2 ini. Bahkan kata Didi, penyakit ini juga berada di posisi lima besar penyakit terbanyak yang diderita warga Batam di sepanjang tahun 2024 ini. “Data sampai Juni ya itu sebanyak 1.508 kasus dan berada di posisi kelima terbanyak, ” tuturnya.
Adapun ciri-ciri orang yang mengidap diabetes melitus adalah mudah lelah, berat badan turun tanpa alasan yang jelas dan sering merasa haus. Tanda-tanda seperti itu tak ada bedanya baik yang dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa.
“Penyebabnya cukup bermacam-macam, yaitu bisa karena genetik, kemudian pola makan yang banyak mengandung gula atau olahan gula, serta pola aktivitas, ” ucap Didi.
Menurutnya, perawatan penderita diabetes melitus menyasar pada target kualitas hidup penderita seoptimal mungkin dengan kontrol metabolik yang baik. Untuk penderita diabetes ini, harus memperhatikan antara lain suntikan insulin secara rutin, pengaturan makanan, olahraga dan pemantauan mandiri
“Selain orang dewasa diabetes ini juga bisa menyasar anak anak. Diabetes datang dalam keadaan berat, ” tambahnya. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra