batampos – Mengawali tahun 2025, sebanyak 129 warga negara Indonesia (WNI) kembali dideportasi dari negeri jiran, Malaysia, Kamis (9/1) siang. Bahkan dalam waktu dekat ada 600 WNI lagi yang akan dideportasi secara bertahap.
Proses pemulangan para WNI itu dilakukan dari Pelabuhan Stulang Laut, Johor Bahru. Mereka didampingi dua staf KJRI. Dari 129 WNI, 80 diantaranya adalah laki-laki-laki, 47 perempuan dan dua anak.
“Ada dua anak bawah umur yang ikut rombongan PMI yang dideportasi, mereka adalah anak diantara PMI yang dideportasi,” ujar Kombes Imam Riadi selaku Kepala BP3MI Kepri disela peninjauan para PMI yang baru sampai di Pelabuhan Internasional Feri Batamcenter.
Baca Juga: Januari 2025, Sudah Ada 15 Perusahaan Buka Lowongan Kerja, Ini Posisi yang Dibutuhkan
Menurut dia, keseluruhan WNI yang dideportasi dalam keadaan sehat, karena sudah dilakukan pengecekan sebelum keberangkatan ke Batam. Terutama tidak terdeteksi atau membawa virus yang sudah ditemukan di Malaysia.
“Sudah dipastikan dalam keadaan sehat, mereka juga sudah dilakukan cek kesehatan sebelum di pulangkan,” imbuhnya.
Dikatakannya, para PMI yang sudah sampai dideportasi akan dibawa ke selter BP3MI di kawasan Imperium. Di sana para PMI akan didata untuk mengetahui informasi dan kasus saat berada di Malaysia.
“Kami data dulu untuk mengetahui kasus mereka apa. Namun rata-rata yang dideportasi ini karena melanggar administratif seperti overstay, tak punya izin dan lainnya,” tegas Imam.
Baca Juga: Posko Nataru Resmi Ditutup, KSOP Batam Catat Lonjakan Penumpang hingga 25 Persen
Imam juga menyebutkan saat ini sudah ada 600 PMI yang menunggu giliran untuk dideportasi. Proses deportasi akan dilakukan secara bertahap.
“Ada 600 PMI lagi. Nanti proses pemulangan bertahap,” katanya.
Masih kata Imam, selama tahun 2024 melalui pencegahan dan deportasi ada sekitar 3.077 PMI yang dipulangkan. Sebagian besar deportasi dilakukan di Batam, begitu juga pencegahan CPMI yang akan berangkat.
“Kenapa deportasi melalui Batam, karena Batam adalah daerah strategis. Namun pemulangan juga ada melalui Pelabuhan di Tanjungpinang,” ungkapnya Imam. (*)
Reporter : Yashinta