batampos – Madrasah Reform atau Realizing Education’s Promise-Madrasah Education Quality Reform (REPMEQR) sudah berjalan empat tahun. Program itu menjadi salah satu upaya Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), untuk meningkatkan kualitas pendidikan madrasah.
Program kerja sama Kemenag dan Bank Dunia itu bertujuan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah. Program itu dilaksanakan dalam rentang waktu lima tahun, 2020 sampai 2024, di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Kepala Kantor Kemenag Batam Zulkarnaen Umar mengatakan, selama 4 tahun berjalan, tercatat ada 130 guru dan tenaga kependidikan madrasah di Batam yang menerima manfaat program ini. Ia berharap dengan adanya program ini dapat meningkatkan performa guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik di lingkungan Pendidikan Islam madrasah.
Bantuan ini diberikan kepada kelompok kerja (Pokja) untuk merealisasikan program-program yang telah dirancang, yaitu penguatan dan perluasan akses kelompok kerja guru dan tenaga kependidikan madrasah.
“Kami dapatnya di tahun 2022 yakni sebanyak 8 Pokja dengan jumlah guru sebanyak 130 orang. Totalnya yang diterima 8 Pokja ini sebesar Rp 195 juta,” kata Zulkarnaen, Selasa (15/1).
Sementara di tahun 2023 dan 2024 tidak ada madrasah yang menerima bantuan dari kemenag pusat tersebut. “Tahun 2023 hanya satu Pokja di provinsi yang dapat,” tambah Zulkarnaen.
Adapun 8 Pokja yang mendapat bantuan ini di tahun 2022 lalu adalah, Pokja MGMP Madrasah Tsanawiyah IPA Kota Batam, pokja KKM Kepala Madrasah Aliyah Kota Batam, KKM Kepala Madrasah ibtidaiyah Kota Batam, Pokja KKG guru kelas Madrasah ibtidaiyah Kota Batam, guru Madrasah ibtidaiyah Kota Batam, MGMP Madrasah Tsanawiyah IPS Matematika Kota Batam, MGMP Madrasah Tsanawiyah IPS Bahasa Indonesia Batam, dan guru kelas Madrasah ibtidaiyah Batam. (*)
Reporter : Rengga Yuliandra
