Sabtu, 23 November 2024

130 Kasus DBD di Batam, Dinkes Ingatkan Bahaya DBD di Musim Pancaroba

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi anak demam. (jpg)

batampos – Perubahan musim panas menuju musim hujan sudah mulai terjadi. Terlebih, bahaya perubahan musim yang biasa disebut dengan musim pancaroba dapat mengintai kesehatan tubuh.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Batam hingga pertengahan Mei 2024 ini terdapat 130 kasus DBD di Batam. Penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya jika tidak ditangani dengan baik dan cepat.


Tercatat di sepanjang tahun ini ada 5 warga Batam meninggal akibat penyakit demam berdarah tersebut.

Bila melihat data Dinkes kasus kematian akibat DBD ini juga meningkat dibanding tahun lalu. Dimana sepanjang tahun 2023 hanya ada tiga kasus kematian DBD.

Baca Juga: Juknis PPDB Keluar, SMA dan SMK Negeri di Batam Tampung 14.682 Siswa Baru

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi turut mengingatkan adanya bahaya demam berdarah (DBD) yang hadir di musim pancaroba ini. Menurutnya, DBD menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai selama musim hujan.

“Tren kasus DBD termasuk cukup tinggi, terutama memasuki musim pancaroba, ” ujarnya, Kamis (23/5).

Kasus DBD ini bersifat fluktuatif. Genangan air yang timbul setelah hujan berpotensi jadi sarang nyamuk berkembangbiak. “Hal ini tidak jauh dari kebersihan. Saat lingkungan bersih, nyamuk yang jadi sumber penyakit bisa dihindari,” katanya.

Tidak hanya lingkungan, Dudi juga menekankan pentingnya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Kemudian mengkampanyekan program 3M, yakni menguras bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, dan menyingkirkan barang-barang bekas.

“Pada musim hujan populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan, ” tuturnya.

Peningkatan kesiapsiagaan DBD ini meliputi, meningkatkan peran serta masyarakat untuk ikut peduli mencegah peningkatan DBD ini. Dinkes juga meminta puskesmas untuk mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik dengan menunjuk juru pemantau jentik (jumantik) memantau dan memastikan tak ada jentik di lingkungan masing-masing.

“Kita juga minta semua kasus DBD dilaksanakan penyelidikan epidemiologi dan melaporkan ke Dinkes Batam, ” tegasnya.

Tidak ketinggalan meningkatkan upaya promosi kesehatan tentang pencegahan dan pengendalian DBD sekaligus melakukan larvasidasi dan pembagian abete secara selektif. (*)

 

Reporter : Rengga Yuliandra

spot_img

Baca Juga

Update