Minggu, 26 Januari 2025

20 Orang Warga Binaan Lapas Batam Dapat Pelatihan Pengelasan dari Disnaker

Berita Terkait

spot_img
Sebanyak 20 orang warga binaan Lapas yang saat ini sedang mengikuti latihan pengelasan yang dipandu oleh Bidang Pelatihan Kerja, Disnaker Kota Batam. Foto: Eusebius Sara/ Batam Pos

batampos – Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam dukung program pembinaan kemandirian warga binaan Lapas Batam dengan berbagai program pelatihan kerja. Salah satunya latihan pengelasan. Ada 20 warga binaan Lapas yang saat ini sedang mengikuti latihan pengelasan yang dipandu oleh Bidang Pelatihan Kerja, Disnaker Kota Batam.

Kalapas Batam Heri Kusrita menyampaikan, pelatihan pengelasan yang sudah dimulai pada, Kamis (20/6) ini merupakan tindakan lanjut dari kunjungan pihaknya ke kantor Disnaker sebelumnya. Dalam kunjungan tersebut jajaran Lapas Batam menyampaikan program pembinaan yang ada di Lapas Bata. dan memintah dukungan pelatihan dari pihak Disnaker.


“Alhamdulillah dalam kunjungan sebelumnya kita diterima baik oleh Disnaker dan dukungan yang kita perlukan sudah dimulai dengan pelatihan pengelasan ini. Ada 20 warga binaan kita ikut pelatihan pengalasan ini, ” kata Heri.

Dalam pelatihan ini, warga binaan yang memiliki bakat dan minat di bagian pengelasan dilatih untuk menjadi juru las profesional sebagaimana yang dibutuhkan di dunia kerja, termasuk industri galangan kapal.

Kabid Pelatihan Kerja Disnaker kota Batam Moh Zani dalam pembukaan latihan pengelasan ini berharap agar peserta pelatihan benar-benar serius dengan program latihan ini agar kelak bisa bermanfaat saat kembali ke masyarakat.

“Seperti yang kita ketahui di Kota Batam yang dikenal sebagai kota industri ini tentunya banyak peluang kerja bagi masyarakat kota Batam. Skill kemandirian harus kita tingkatkan. Kawan-kawan di sini juga harus persiapkan itu. Saat kembali ke masyarakat nanti sudah harus memiliki skill yang dimaksud, ” ujarnya.

Dalam program pelatihan ini, warga binaan yang menjadi peserta pelatihan nantinya juga akan dibekali dengan sertifikasi dari LPK jika mereka dapat menyelesaikan pelatihan ini dengan baik.

Seperti diketahui program pembinaan kemandirian ini sudah menjadi bagian dari fokus pembinaan warga binaan pemasyarakatan. Warga binaan yang bermasalah dengan hukum ini tidak saja dididik menjadi pribadi yang lebih baik tapi juga dibina kemandiriannya agar kelak saat kembali ke masyarakat bisa bersaing baik dalam dunia kerja ataupun usaha melanjutkan hidupnya.

Program pembinaan kemandirian di Lapas Batam cukup banyak, mulai dari pertanian, budidaya ikan, tukang meubel, pembuatan roti, pengelasan dan lain sebagainya.

Untuk mendukung program ini, pegawai Lapas Batam juga terus dibekali dengan berbagai pelatihan dan kerja sama agar program program pembinaan ini bisa berjalan dengan baik dan tepat sasaran.

“Ini dalam rangka meningkatkan mutu pembinaan kemandirian. Kita minta dukungan pelatihan dan penyuluhan dari Disnaker dan semua pihak, ” ujar Heri Kusrita.

Sesuai dengan program kerja Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham RI, Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia ditekan untuk meningkatkan program pembinaan kemandirian kepada warga binaan masing-masing. Program ini bertujuan untuk mempersiapkan kemandirian warga binaan agar saat bebas nanti bisa kembali bersaing di dunia kerja dan usaha di luar.

Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Produksi Direktorat Jendral Pemasyarakatan (DirjenPas) Thurman Hutapea sebelumnya menegaskan bahwa program pembinaan kemandirian ini menjadi program yang penting dalam membina warga binaan di Lapas ataupun Rutan. Dia berharap agar pegawai Pemasyarakatan terus mengembangkan program pembinaan warga binaan sesuai dengan prinsip dasar Lembaga Pemasyarakatan.

“Prinsip dasar kita (Lembaga Pemasyarakatan) itu membina. Di sini mereka (warga binaan) bukan hanya sekedar mengisi waktu (hukuman). Mereka harus diperdayakan. Mereka harus dipersiapkan agar saat kembali ke masyarakat nanti sudah bisa mandiri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Mereka harus punya skill yang bisa dikembangkan di luar nanti,” tutur Thurman saat menyambangi Rutan Batam beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Thurman, pandangan masyarakat terkait Lembaga Pemasyarakatan sebagai tempat hukuman bagi pelaku kejahatan harus dirubah. Lapas ataupun Rutan tempatnya untuk pembinaan.

Warga binaan yang berada di sana adalah mereka yang bermasalah dengan hukum, dan petugas di sana mempunyai prinsip kerja dasar yakni membimbing dan membina mereka untuk menjadi pribadi yang taat hukum, mandiri dan berdedikasi untuk Bangsa dan Negara.

“Ingat, yang masuk ke Rutan atau Lapas adalah orang yang bermasalah (dengan hukum). Kita bertugas untuk membina kembali mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Jadi jangan berpikir di penjara hanya menunggu waktu hukuman lagi. Mereka ini harus dibina biar keluar nanti bisa mandiri dan menjadi pribadi yang baik dan taat hukum. Tingkatkan terus program pembinaan yang ada,” ujar Thurman.

Kementerian Hukum dan HAM RI, kata Thurman memiliki sederetan program pembinaan untuk menjalan prinsip dasar Lembaga Pemasyarakatan tadi. Beberapa diantaranya adalah mendatangkan lembaga sertifikasi ke Lapas dan Rutan untuk sertifikasi pelatihan yang telah dijalani warga binaan. Tujuannya saat bebas nanti warga binaan bisa menggunakan sertifikasi profesi yang ada untuk bersaing di dunia kerja.

Kadis tenaga kerja kota Batam, Rudi Sakyakirti juga menegaskan hal yang sama. Pembinaan warga binaan di Lapas memang diperlukan agar saat bebas nanti mereka tidak lagi melakukan kesalahan atau pelanggaran hukum yang sama, sebab mereka sudah memiliki keahlian dan kemampuan untuk bersaing. (*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Update