Selasa, 17 September 2024
spot_img

Undang Pemateri dari UI dan Pusat Kebijakan Kesehatan Global & Teknologi Kesehatan, HIMA KL Ibnu Sina Selenggarakan Webinar Perubahan Iklim

spot_img

Berita Terkait

spot_img
webinar Universitas Ibnu Sina
Acara webinar dengan tema ”Climate Change Terhadap Kualitas Lingkungan” pada Sabtu (26/2) yang diselenggarakan oleh HIMA KL Universitas Ibnu Sina Batam. Foto dokumentasi panitia.

batampos – Universitas Ibnu Sina (UIS) kembali menggelar kegiatan webinar yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibnu Sina dengan tema ”Climate Change Terhadap Kualitas Lingkungan” pada Sabtu (26/2).

Webinar kali ini mengundang tiga pemateri dari Eksternal UIS, yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Prof. Dr. dra. Dewi Susana, M.Kes, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Drs. Bambang Wispriyono, Apt., PhD, dan Pusat Kebijakan Kesehatan Global dan Teknologi Kesehatan (Pusjak KGTK), Dra. Athena Anwar, M.Si.



Kegiatan dibuka oleh Rektor Universitas Ibnu Sina, Assoc. Prof. Dr. Mustaqim Syueib, SE., MM. Dalam sambutannya Mustaqim Syueib mengapresiasi webinar kesehatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kesehatan Lingkungan (HIMA KL) ini. “Tema yang diangkat sangat cocok sekali dengan keadaan lingkungan sekarang, dimana perubahan iklim yang sangat sulit untuk diprediksi, apalagi di masa pancaroba seperti saat ini,” sebut Mustaqim Syueib.

”Dengan ulasan dari para narasumber kali ini, yang menjelaskan dan juga memberikan contoh serta detail-detailnya, sehingga para mahasiswa bisa memahami dengan baik dan mampu mengetahui perubahan iklim yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan,” tambahnya.

Ia berharap, di tahun mendatang bisa kembali melakukan berbagai kegiatan offline atau tatap muka, secara bertahap dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Kemudian sambutan dilanjutkan oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Fitri Sari Dewi, SKM., M.KKK. Fitri menyampaikan webinar kali ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kesehatan Lingkungan (HIMA KL).

Dengan keterbatasan kegiatan yang digelar secara online, Fitri berharap tidak mengurangi ilmu yang didapat oleh mahasiswa. Sehingga saat terjun ke masyarakat bisa ikut serta membantu pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim yang terjadi secara tidak stabil.

”Kegiatan ini lebih mendalami dan melihat isu terkait climate change yang terjadi. Adapun narasumber yang menyampaikan materi pada hari ini merupakan narasumber yang sudah ahli pada bidangnya,” ungkap Fitri Sari Dewi.

Dra. Athena Anwar, M.Si. yang mengangkat tema perubahan iklim dan adaptasi dampak perubahan iklim di bidang kesehatan (APIK).

Konsep perubahan iklim terhadap kesehatan dibagi dalam dua bentuk upaya mitigasi dan upaya adaptasi. Upaya mitigasi merupakan upaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang berasal dari kegiatan manusia. Sedangkan upaya adaptasi upaya menemukan dan menerapkan cara-cara penyesuaian terhadap perubahan iklim (UNFCCC).

”Penelitian atau kajian perubahan iklim terkait kesehatan masih sangat diperlukan. Hasil penelitian/kajian yang dilakukan telah mengidentifikasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan, walaupun pembuktian masih terbatas pada penyakit tertentu,” ungkapnya.

Kemudian, Dosen Fakultas Ilmu kesehatan (FKM) Universitas Indonesia, Drs. Bambang Wispriyono, Apt., PhD, menambahkan dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia seperti asma, malaria, kholera, diare, dan lain-lain.

”Perubahan lingkungan karena perubahan iklim akan mempengaruhi karakteristik faktor risiko baik dalam konsentrasi atau jumlah, kualitas atau jenis dan keberadaannya dalam lindungan, yang akan menjadi faktor ekstrinsik yang meningkatkan risiko kesehatan pada masyarakat disamping faktor intrinsik seperti aspek genetik, dan gangguan metabolik yang mempengaruhi kerentanan individu,” ungkapnya.

Selanjutnya, Dosen Fakultas Ilmu kesehatan (FKM) Universitas Indonesia, Prof. Dr. dra. Dewi Susana, M.Kes. menambahkan terkait iklim mikro terhadap covid-19. 26,46 % masyarakat masih belum menjalankan protokol kesehatan secara benar ketika berada di luar rumah (BPS, 2020). Kebijakan pemerintah atau peraturan daerah tidak ada menyangkut iklim; suhu, kelembapan, curah hujan, angin dan sinar matahari.

Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Fajar, SKM., M.Kes, selaku ketua Prodi Kesehatan Lingkungan. “Semoga dengan adanya kegiatan webinar kesehatan mengenai climate change terhadap kualitas lingkungan, mahasiswa jadi lebih mengerti dan mengetahui bagaimana cara dalam mengatasi perubahan iklim khusus untuk di Kota Batam sendiri. Bersama wujudkan lingkungan sehat,” ungkap Fajar. (adv)

spot_img
spot_img

Update