Sabtu, 23 November 2024

707 Warga Batam Alami Gangguan Jiwa, Ini Penyebab Utamanya

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Foto: jawapos.com

batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mencatat sebanyak 707 warga Batam mengidap gangguan jiwa selama tahun 2024 atau sampai dengan Mei 2024. Orang dalam gangguan jiwa itu (ODGJ) dipicu beberapa faktor, utamanya masalah ekonomi.

“Ya sampai Mei 2024 pasien ODGJ yang ditangani sebanyak 707 orang, ” ujar Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi.


Bila dibandingkan dengan data tahun 2023 lalu, pasien ODGJ yang ditangani Dinkes Batam mencapai 1.505 orang. Angka ini bisa saja lebih tinggi mengingat 707 orang ini masih bulan Mei.

“Ini data real time ya. Angkanya cukup banyak,” tambah Didi.

Baca Juga: Bunuh Diri Karena Putus Cinta, Psikolog Batam: Dipengaruhi Media Sosial

Ia mengungkapkan ratusan warga yang masuk kategori ODGJ karena berbagai permasalahan, seperti masalah ekonomi dan sosial. Permasalahan yang menimpa mereka sulit dikontrol sehingga kejiwaan mereka terganggu. Kasus ODGJ ini dipicu dari beban hidup, ekonomi, sosial, serta ketidakmampuan untuk mengelola emosi sehingga mengalami stres yang berat.

Didi menyebutkan, penanggulangan gangguan mental terus diupayakan Dinkes Kota Batam melalui edukasi hingga deteksi dini ke sekolah-sekolah. Selain itu, Dinkes Batam juga memastikan tiap puskesmas memiliki layanan kesehatan jiwa untuk rehabilitasi dan juga pelayanan pasien gangguan mental

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan, screening jiwa ke sekolah-sekolah merupakan upaya pendeteksian secara dini pasien yang memiliki masalah kejiwaan atau depresi. Bila melihat saat ini, banyak kasus depresi berdasarkan skrining yang dilakukan, salah satunya adalah depresi yang menjadi kasus kesehatan tertinggi.

Baca Juga: Perlukah Syarat Tinggi Badan dalam Lowongan Kerja ?! (1)

Di menambahkan, sampai Mei 2024 ini sudah ada 218.639 yang melakukan skrining kejiwaan ini. Hasilnya, sebanyak 687 pasien ODGJ berat dan mendapat pelayanan di puskesmas.

Selain skiring jiwa ke sekolah-sekolah, pihaknya juga rutin melakukan kunjungan ke rumah warga yang mengalami gangguan jiwa, rujukan pasien dengan ODGJ ke RSUD hingga melakukan evakuasi kepada pasien yang mengalami ODGJ.

“Artinya kita deteksi dini pasien yang memiliki gangguan jiwa ini,” tegas Didi. (*)

 

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Baca Juga

Update