Senin, 23 September 2024

832 Kasus Demam Berdarah di Batam, Enam Meninggal Dunia

Berita Terkait

spot_img
ilustrasi demam berdarah
Ilustrasi. Foto: Jawapo.com

batampos – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Batam terbilang tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Batam, sebanyak 832 kasus DBD terjadi di sepanjang tahun 2022 ini dari jumlah tersebut enam orang meninggal dunia.

Pasien meninggal tersebut kebanyakan adalah balita. Diantaranya, pasien betusia satu tahun warga Mediterania, Batam Kota.



Lalu pasien berusia 4 tahun warga Pelita, Nongsa, dan warga Kavling Sejunlung berusia 6 bulan. Balita berusia 5 tahun warga Tembesi Makmur dan balita berusia 1 tahun warga Batam Kota.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Batam, Melda Sari, mengatakan, sampai dengan 2 Desember 2022 ini Dinas Kesehatan Batam mencatat ada 832 kasus DBD. Ratusan kasus DBD tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan.

Tingginya curah hujan saat ini mempengaruhi peningkatan kasus DBD di Batam. Genangan air yang timbul setelah hujan berpotensi jadi sarang nyamuk untuk berkembangbiak.

Baca Juga: Curi Uang Rp 40 Juta di Toko Alumunium Sagulung, Pelaku Ditangkap di Kampar

“Ya hingga awal Desember ini ada 832 kasus DBD, enam diantaranya meninggal dunia,” ujarnya, Minggu (5/12).

Bila melihat data perbulan, kasus DBD tertinggi terjadi di Juli 2022 dengan jumlah 98 kasus DBD. Selanjutnya disusul Agustus dan Januari 2022 yakni dengan masing-masing 85 kasus.

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kasus DBD di tahun 2021 diketahui berjumlah 710 kasus dengan kasus kematiannya sebanyak empat orang.

Sedangkan di tahun 2020 ada 763 kasus dengan kasus kematian tiga orang. Lalu di tahun 2019 ada sebanyak 728 kasus dengan kasus kematian 2 orang.

“Kasus DBD ini bersifat fluktuatif. Di saat musim hujan, penyakit DBD akan meningkat,” tambahnya.

Baca Juga: Data Center di KEK Nongsa Beroperasi Tahun 2024

Berbagai upaya terus dilakukan Dinkes Kota Batam dalam meminimalisir penyebaran DBD ini. Salah satunya dengan melakukan fogging dan sekaligus mengaktifkan peran juru pemantau jentik (jumantik) dengan program Gerakan satu rumah satu orang jumantik.

Para jumantik ini akan diberikan sosialisasi dan penyuluhan serta pemahaman. Peran jumantik ini dilakukan di seluruh wilayah seperti diantaranya, edukasi jentik bersama tim Jumantik Bida Ayu Blok G, Mangsang, Sosialisasi Jumantik di Bukit Barelang Kelurahan Tanjungpiayu, Pembinaan Jumantik Cilik di Bengkong Mahkota, Bengkong.

Terpisah, Kepala Puskesmas Tiban Baru, dr Hilda Insyafri, mengatakan, pihaknya terus menggalakkan peran Juru Pemantau Jentik ini. Dimana Puskesmas melatih kader kesehatan melalui Posyandu masing-masing.

Kader Jumantik akan memantau rumah warga terkait ada tidaknya jentik di rumah warga. Petugas akan turun ke rumah warga memantau jentik tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Batam: Hujan Sedang hingga Lebat Sampai Akhir Tahun 2022

“Diharapkan dengan adanya kader Jumantik, Rumah Bebas Jentik dan dapat menurunkan Kasus DBD,” ujarnya.

Tidak hanya itu saja, puskemas juga selalu menghimbau warganya untuk 3M plus. Menguras bak mandi 1 x seminggu, menutup tempat penampungan air, memilah barang-barang yang bisa di daur ulang, menggunakan lotion anti nyamuk, menggunakan kelambu, tidak menggantung pakaian serta membersihkan tempat penampungan (dispenser, belakang kulkas, tempat minum burung dan lain-lain).

“Selain itu kita menggalakkan gotong royong setiap 1 bulan sekali,” pungkasnya.(*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update