Rabu, 18 September 2024
spot_img

925 Warga Batam Alami Gangguan Jiwa Berat, Masalah Ekonomi hingga Narkoba jadi Pemicu

spot_img

Berita Terkait

spot_img
Gangguan jiwa
Ilustrasi gangguan jiwa

batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mencatat, terdapat 952 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat. Mayoritas penderita gangguan jiwa didominasi oleh usia produktif.

Gangguan jiwa tersebut termasuk jenis skizofrenia dan psikotik akut. Meski demikian, seluruh pasien tersebut sudah mendapatkan penanganan dan pelayanan.
Untuk total target sasaran atau estimasi penderita ODGJ berat yang dilayani pada tahun ini sebanyak 1.149 orang. Sementara pada tahun lalu yakni sebanyak 1.505 orang.
“Penderita gangguan jiwa di Batam ini kebanyakan laki-laki dibandingkan perempuan,” ujar Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Batam, drg Anna Hashina, Jumat (9/8).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 38 orang dipasung. Mereka ditampung di Yayasan Al Fateh dan Yayasan Kasih-Kasihan yang berada di Kecamatan Nongsa. Beberapa rumah sakit di Batam seperti RS BP Batam, RSUD Embung Fatimah, RS Soedarsono Darmosoewito dan RS Bhayangkara, juga menyediakan layanan pengobatan dan tempat rawat inap bagi penderita gangguan jiwa.
Pasien yang dipasung itu, lanjut dia, bukan berarti yang kakinya dipasangkan kayu ataupun dirantai seperti gambaran orang awam, melainkan hanya sebatas pembatasan gerak dalam aktivitas sehari-hari dengan menempatkannya di suatu ruangan.
Faktor utama penyebab terjadinya gangguan jiwa di Batam karena masalah ekonomi. Adapun pemicu lainnya yakni karena kerap mengonsumsi narkoba, mengalami KDRT dan bullying.
“Ketidakberdayaan ekonomi karena tidak memiliki pekerjaan menjadi penyebab terbanyak warga setempat mengalami gangguan jiwa,” kata Anna.
Untuk mencegah  mendeteksi dan menangani ODGJ di wilayahnya, Dinkes Batam memiliki Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) yang terdiri dari petugas kesehatan seperti dokter spesialis kejiwaan, petugas dari Dinas Sosial (Dinsos) dan Satpol PP.
“Apabila ada ODGJ yg terlantar, kita langsung tangani dengan dinas terkait. Kita juga ada prorgram skrining kesehatan jiwa ke sekolah-sekolah dan OPD. Ada juga perusahaan yang memang meminta kami untuk datang melakukan skrining ke tempat mereka,” ujarnya.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari gangguan jiwa, di antaranya yakni mengkomunikasikan apa yang dirasakan, karena dapat mengurangi risiko depresi. Kemudian, memiliki iman yang kuat, menerapkan pola hidup serta menghindari narkoba. (*)
Reporter: Arjuna
spot_img
spot_img

Update