batampos.co.id – Sejak diresmikan tahun ini, Jembatan Lingkar Tanjung Riau menjadi salah satu objek favorit bagi warga sekitar Tanjung Riau untuk menghabiskan waktu luang.
Bahkan, beberapa spot digunakan warga untuk memancing. Salah satunya yakni Warga Tanjung Riau, yakni Ferry. Pria berusia 52 tahun ini, selalu memancing di sudut jembatan yang dekat lokasi pohon bakau.
“Tempat ini tempat main-main ikan belanak. Kalau libur kerja, saya sering mancing disini. Setengah jam saja kalau sudah dapat tiga kilogram, saya langsung pulang. Nanti di rumah, untuk konsumsi sendiri atau dibagi-bagi sama saudara,” katanya, Sabtu (14/11).
Umpan untuk menangkap ikan jenis ini cukup unik. Karena menggunakan tepung terigu yang dilarutkan dalam sedikit air di dalam botol air mineral, yang telah dipotong setengahnya.
Botol air mineral tersebut diikat pada ujung pancing, lalu dilempar ke air. Tidak butuh waktu lama bagi Ferry untuk menangkap seekor ikan. Tiap melempar kail, tidak sampai dua menit, ikan sudah masuk ke perangkap. “Ada jembatan seperti ini, jadi lebih mudah mancing,” imbuhnya.
Untuk bisa memasuki lokasi wisata baru ini cukup mudah. Dari jalan masuk menuju Kampung Tua Tanjung Riau, lurus saja sampai ujung dan menemukan dermaga kapal. Sebelum mencapai dermaga, terdapat dua jalur dari jembatan ini di kiri dan kanan. Tiket masuknya cukup murah hanya Rp 2000.
Kehadiran jembatan ini cukup membantu akses penduduk setempat, karena cabang-cabang ujung dari jembatan ini memang mengarah ke gang-gang di Tanjung Riau.
Kepala Petugas Kebersihan Jembatan Lingkar, Khamisah mengatakan tiket masuk tersebut digunakan untuk biaya kebersihan jembatan ini.
“Ini inisiatif warga untuk selalu membersihkan jembatan ini. Karena jembatan ini sendiri cukup ramai dikunjungi saat Sabtu dan Minggu. Kalau hari biasa, sering dikunjungi saat sore hari,” ungkapnya.
Di sekitar jembatan ini, juga terdapat beberapa rumah makan seafood, dan warung kelontong. “Kehadiran jembatan ini sangat bermanfaat, makanya kami akan terus jaga dan bersihkan jembatan ini,” tuturnya. (*)
Reporter: Rifki Setiawan