batampos – Kapal yang membawa puluhan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal terbalik di Perairan Balau, Johor, Malaysia, Rabu (15/12). Dari informasi yang didapat, kapal itu membawa 60 orang pemumpang. Sebanyak 25 orang selamat dan 11 orang meninggal dunia. Sedangkan 24 orang lainnya masih dalam pencarian.
BACA JUGA:Â Tenggelam di Perairan Nongsa, Jasadnya Ditemukan di Bintan
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Tanjungpinang, Miswadi membenarkan adanya kejadian ini. “Berdasarkan informasi yang kami dapat, kejadiannya hampir mendekati pantai Johor, Malaysia,” kata dia.
Miswadi mengatakan dari surat didapat Basarnas dari Malaysia bahwa ada puluhan orang disebut sebagai Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI) dari Indonesia. Kapal yang membawa para PMI ilegal ini sampai di Tanjung Balau pukul 04.30 (15/12). Namun akibat cuaca buruk yang sudah berlangsung sejak Selasa (14/12), kapal tersebut terbalik akibat hantaman ombak.
“Kapal ini dari sini (Kepri) menuju ke Malaysia. Kami tidak bisa berbuat banyak, sebab kejadian di wilayah Malaysia,” ujar Miswadi.
Berdasarkan laporan aparat Malaysia, semua yang berada di kapal tersebut adalah Warga Negara Indonesia. Dilaporan tersebut juga dirinci kapal itu berwana abu-abu sepanjang 25 meter dan memiliki 4 mesin.
Pencarian terhadap 24 PMI ini melibatkan berbagai unsur dan kapal. Ada sebanyak 3 kapal diturunkan melakukan pencarian KM Tegas, Petir 50 dan AW 139.
Kondisi cuaca saat pencarian dilaporkan ada gelombang setinggi 0,5 hingga 1,5 meter dengan kecepatan angin 20 hingga 30 knot kilometer perjam.
“Kami hanya memantau saja (dari laporan pihak Malaysia). Jadi tidak ada kapal yang berangkat ke perbatasan, sebab dekat sekali dengan daratan Malaysia,” ucapnya.
Terkait kecelakaan kapal ini Direktur Polisi Perairan Polda Kepri, Kombes Marudut Liberty mengatakan bahwa belum ada koordinasi antar kepolisian di kepri dengan Malaysia. “Koordinasinya, G (Goverment) to G (Goverment),” ungkapnya. (*)
Reporter : FISKA JUANDA