batampos – Tarif boat pancung Sekupang-Belakangpadang naik Rp 3 ribu dari Rp 15 ribu menjadi Rp 18 ribu. Kenaikkan ini disebabkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) yang mulai susah didapat oleh pengemudi kapal pancung.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam, Salim, membenarkan kenaikan tarif jasa angkutan transportasi boat pancung rute Sekupang ke Belakangpadang disebabkan faktor peralihan BBM.
Sebelumnya, pemilik maupun penambang boat pancung menggunakan minyak subsidi premium. Namun minyak tersebut susah didapatkan sehingga beralih ke jenis Pertalite.
”Ada selisih harga pembelian bahan bakar dengan yang lama. Kenaikan ini sudah berlangsung selama sebulan,” ujar Salim, Kamis (17/2/2022) siang.
Salim menjelaskan awalnya, tarif angkutan boat pancung tersebut Rp 15 ribu dengan menggunakan BBM premium yang per liter Rp 6.500. Sekarang menggunakan BBM Pertalite yang per liter Rp 8.000 dengan tarif transportasi Rp 18 ribu.
”Itu ditambah pas pelabuhan Rp 1.000 dan asuransi jasa raharja. Jadi kenaikan tarifnya Rp 3.000,” katanya.
Salim menambahkan kenaikan tarif ini sudah melalui kesepakatan bersama. Diantaranya melibatkan unsur PPMS Camat dan Polsek Belakangpadang.
”Kita sifatnya mengetahui saja dan kesepakatan itu setelah ada rembuk,” ungkapnya.
Salim mengimbau kepada para penambang boat pancung untuk mensosialisasikan kenaikan tarif tersebut. Sehingga, para penumpang yang menggunakan jasa tersebut tidak merasa keberatan.
”Ini perlu sosialisasi. Jika masyarakat tau, tidak akan ada permasalahan,” tutupnya.
Kenaikan tarif boat pancung ini sudah dirasakan warga sejak awal Januari tahun ini. ”Iya, katanya karena BBM susah dapat. Untuk saat ini tarif sekali jalan naik Rp 3 ribu,” ujar Arif, warga Batam yang bekerja di Belakang Padang, Kamis (17/2).
Kenaikan tarif ini tentu saja cukup memberatkan masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki akses rutin setiap hari kesana.
”Kalau dibilang berat ya berat lah pak. Karena memang setiap hari kita menggunakan moda transportasi ini,” ungkap pria 35 tahun itu.
Hal senada juga dikatakan Dewi, warga Belakangpadang yang bekerja di Batam Kota.
”Kondisi seperti ini kalau bisa jangan ada yang naik dulu. Kasihan kami warga kecil,” tutupnya.
Menurutnya di tengah kondisi pandemi seperti ini pemerintah harus mampu mengeluarkan kebijakan yang tidak memberatkan masyarakat.
”Kalau pun memang harus naik, tetapi kan bisa disubsidi pemerintah. Jadi kami masyarakat kecil tidak terlalu dibebani,” ujarnya.
Terlebih lagi lanjut Dewi, boat pancung Sekupang-Belakang Padang ini transportasi utama masyarakat pulau. Sehingga tak ada pilihan lain bila ingin ke wilayah mainland Batam.
Reporter : YOFI YUHENDRI, RENGGA YULIANDRA
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI