Kamis, 5 Desember 2024

Hustle Culture, Gila Kerja Berdampak Buruk Di Kalangan Anak Muda

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi Hustle Culture (F. Freepik)

batampos – Kerja, kerja dan deadline! pastinya sering capek dan banyak tekanan, Pernah sering bekerja keras tanpa beristirahat dan sampai lupa waktu untuk makan dan minum? Itu bisa menjadi hustle culture. Nah, apasih itu hustle culture sobat? Hustle culture adalah tekanan untuk bekerja lebih banyak dn lebih sibuk dari yang lain bahkan dianggap menjadi hal yang normal-normal saja. Singkatnya sering juga disebut dengan “Gila Kerja”.

Hustle Culture atau budaya gila kerja sebenarnya suda ada sebelum undang-undang Keselamatan Kerja diterapkan. Budaya kerja ini diciptakan untuk mengekploitasi manusia untuk bekerja pada kondisi yang tidak manusiawi, seperti total jam kerja berlebihan, lingkungan dan situasi kerja yang berbahaya, resiko pekerjaan, dan upaya kerja yang tidak sepadan.


Hustle culture ini nggak hanya diterapkan oleh diri sendiri saja, tetapi seringkali diterapkan oleh sistem perusahaan untuk melakukan tugasnya secara cepat dan sigap, tentunya akan menanamkan mindset bahwa nantinya akan mendapatkan reward. Hustle culture ini menggambarkan keadaan seseorang yang harus selalu bekerja untuk sukses, sehingga seringkali tidak punya waktu untuk dirinya sendiri dan beristirahat seperti liburan, kurang tidur dan lainnya.

Meski mengacu pada orang dewasa yang sudah bekerja. Namun, ini bisa bermula saat seseorang masih menjadi mahasiswa atau bahkan siswa di sekolah apabila mereka kerap mendapat banyak tugas dan kegiatan kampus lainnya. Sementara pada siswa sekolah bisa ditandai dengan aktifnya ikut bimbingan les di berbagai tempat dan beberapa dari mereka bergabung dengan aktivitas organisasi di sekolah.

Dampak Hustle Culture

Gangguan Kesehatan Mental
Resiko gangguan kesehatan mental, beberapa masalah akan dialami berupa gejala depresi, kecemasan, hingga pikiran untuk mengakhiri hidupnya. Hustle culture akan berdampak untuk para siswa, mahasiwa sampai pekerja mengalami burnout atau memberikan efek negatif untuk kesehatan. Dikutip dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan burnout adalah sebagai sindrom yang disebabkan oleh stress berkepanjangan.

  • Tingkatkan Resiko Penyakit
    Jam kerja panjang menyebabkan detak jantung dan tekanan darah meningkat, karena aktivitas psikologis yang berlebih sehingga menyebabkan stress. Selain itu, kerja lembur juga dapat berkontribusi pada insulin aritmia, iskemia, dan hiperkoagulasi antara yang sudah memiliki beban diabetes hingga stroke.
  • Tidak Memiliki Work Life Balance
    Seorang hustle culture sepanjang hari hinga malam hanya diisi dengan bekerja, bekerja, dan bekerja. Padahal antara waktu pribadi, bekerja, dan sosial bisa dialokasikan secara seimbang. Nah, kondisi ini akhirnya akan membuatmu kehilangan work life balance. So, ingatlah kamu sebagai manusia juga memerlukan waktu istirahat, dan metime lho! Jangan hanya berkutat dan fokus sama pekerjaanmu saja!

Namun, hustle culture tidak selalu buruk lho! Dengan bekerja keras untuk terus mengembangkan softskill dan hardskill yang kamu miliki, kamu bisa menjadi selangkah lebih maju. Tentunya kamu juga harus bekerja secara efisien ya! Jika kamu bekerja secara efisien, tentunya pekerjaanmu pasti lebih cepat selesai dan kamu memiliki waktu senggang yang bisa kamu manfaatkan untuk social life atau dengan mengikuti kegiatan lainnya. Selain itu kencenderungan untuk menjadi lebih produktif dan menyelesaikan banyak hal dalam satu waktu, dengan ini kamu enggak keteteran saat banyak pekerjaan banyak dan deadline mepet.

Walaupun begitu, kita tetap tidak bisa mengesampingkan dampak negatifnya. Namun, kita tetap bisa menghindari hustle culture dengan cara sebagai berikut :

  • Menghindari Suka Membandingkan Diri
    Kebiasaan terlalu sering membandingkan pencapaian diri dengan orang lain dengan mudahnya berbagi dan mendapat informasi dari media sosial semakin membuat kita mudah melihat pencapaian orang lain. Hal ini terkadang dapat membuat kita terus merasa kurang, sehingga harus bekerja lebih agar bisa seperti mereka.
  • Mengatur Waktu dengan Baik
    Tips menekan kebiasaan overwork adalah dengan disiplin waktu. So, kamu tetap bisa menyetel alarm untuk istirahat sejenak.
  • Tetap Memperhatikan Kesehatan
    Tentunya tidak ada yang lebih penting dari kesehatan. Pastikan kamu memperhatikan kesehatanmu dengan rutin berolahraga tiap minggu dan istirahat yang cukup.

Nah, buat para Gen-Z semoga kita tidak termasuk hustle culture ya. Bekerja dengan maksimal memang tidak salah tetapi jangan sampai kamu terjebak dalam gila bekerja yang tidak sehat. Live your life doing activities you like, work and work are not always in you! (*)

spot_img

Update