batampos – Aksi nekat pengendara sepeda motor yang melawan arus ataupun menerobos pembatas median jalan masih marak terjadi.
Meskipun berisiko, masyarakat tetap saja nekat menerobos bahaya tersebut. Salah satu penyebabnya karena minimnya jalur putar balik (U-Turn) di beberapa ruas jalan dua jalur di jalan protokol.
Seperti yang terlihat di sepanjang Jalan R Suprapto, Batuaji dan jalan Pangeran Diponegoro, Seitemiang, Sekupang. Pengendara nekat melawan arus lantaran jalur putar balik terlampau jauh.
”Berbahaya memang, tapi mau bagaimana lagi, jauh sekali memutar ke Simpang Basecamp atau ke Simpang Tobing sana. Belum lagi yang
keluar dari Seitemiang (Jalan Ahmad Dahlan) itu harus memutar sampai ke Mata Kucing sana kalau mau balik ke arah Aviari atau Basecamp,”
ujar Jumadi, warga Simpang Tobing, Batuaji, Kamis (18/8/2022).
Kondisi itu diperparah saat pagi dan sore hari yang makinrawan kecelakaan. Sebab, arus lalu lintas cukup padat. Kecelakaan lalu lintas juga kerap tak terhindarkan.
Beberapa waktu lalu, sebuah mobil pikap harus terguling karena mencoba menghindari pemotor yang melawan arus. Kondisi yang membahayakan ini juga terjadi di depan Perumahan Puskopkar, Batuaji.
”RT/RW pernah bikin peringatan di sepanjang jalan ini agar tidak melawan arus, tapi namanya masyarakat yang tak mau repot tetap saja melanggar,” ujarnya.
Bukan hanya melawan arus, banyak juga pengendara motor yang nekat berbelok melewati median jalan untuk segera masuk ke jalur seberang.
Misalnya, pengendara yang hendak ataupun datang dari arah Dapur 12, Sagulung.
Selain di Batuaji dan Sagulung, pengendara motor yang menerobos median jalan juga kerap terlihat di Jalan Yos Sudarso, Batuampar hingga
ke arah Flyover Laluan Madani.
Selain itu, di Jalan Laksamana Bintan, Seipanas, dekat patung kuda juga terlihat kejadian serupa. Rata-rata, pengendara menerobos median karena tak mau memutar balik di U-Turn yang jaraknya sedikit lebih jauh.
Namun, ada juga yang nekat menerobos median karena pembatas tepi median atau kanstin, banyak yang rusak atau posisinya hampir sejajar dengan aspal jalan.
”Kalau misalnya kanstin jalan itu lebih tinggi, misalnya 20 sentimeter ke atas, kemungkinan pengendara motor juga tak berani naik ke median,” kata Adi, warga Batuampar.
Ia berharap pemerintah segera memperbaiki kanstin dan median jalan yang rusak agar tak disalahgunakan oleh pengendara dan sangat membahayakan pengendara lain tersebut.(*)
Reporter: Eusebius Sara