batampos – Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi mengalami kenaikan. Salah satunya jenis solar yang naik dari Rp5.150 per liternya menjadi Rp6.800 per liternya. Kenaikan ini berdampak terhadap semua pihak, salah satunya operator ferry yang melayani pelayaran rute Batam ke Tanjungpinang.
Pengelola Ferry Baruna, Norman mengaku masih memberlakukan harga lama. Ia mengatakan belum ada kenaikan tarif ferry. “Kami tidak menaikan tarif begitu saja, sebab belum ada keputusan dari gubernur (Ansar Ahmad),” kata Norman, Selasa (6/9).
Meskipun, kenaikan BBM sudah sejak 3 September lalu. Pemerintah Provinsi Kepri masih belum mengajak para pengelola ferry rapat penentuan tarif baru. “Besok baru dipanggil ke Kantor Dishub Kepri,” ujar Norman.
Para pengelola ferry sudah melakukan pertemuan di kantor Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Batam. Norman mengaku sudah ada beberapa keputusan. Tapi, untuk resminya, tentunya menunggu dari Gubernur Kepri, Ansar Ahmad.
Sejauh ini, kata Norman, para pengelola ferry mengalami kerugian. Sebab tetap harus berjalan dan menerapkan tarif yang lama, walaupun harga BBM sudah mengalami kenaikan. “Jelas rugilah kami. Lagian kami tidak bisa menaikan tarif begitu saja,” tuturnya.
Saat ditanya berapa kenaikan harga tiket yang sesuai permintaan pengelola ferry? Norman mengatakan agar mengikuti kenaikan harga solar saja. “Solar naik beberapa persen, tarif naiknya segitu juga. Saat ini tarif tiket ferry Rp57.500,” ujar Norman.
Para pengelola ferry ingin, tarif tiket ferry bisa naik menjadi Rp70 ribu sekali pelayaran. Norman mengatakan dengan harga tiket segitu, pihaknya hanya untung tipis saja.
“Kami hanya berharap untuk sedikit saja, agar tidak merugi secara operasional,” ujarnya.
Norman mengatakan tarif tiket ferry tidak pernah naik sejak 2014. Meskipun, ada berbagai perubahan harga BBM. Namun, pengelola ferry tidak pernah menaikan harga tiket sampai sekarang.
“Dulu itu tiket naik, zamannya almarhum (M Sani). Sekarang BBM naik, harga-harga naik, spare part juga naik. Kami harap harga tiket naik juga, menyesuaikan harga BBM saja,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kepri, Junaidi Sarpan mengakui masih belum ada instruksi darinya terkait kenaikan tarif transportasi umum di Kepri. “Kami baru saja menggelar rapat internal, dan merumuskan beberapa hal. Nah, setelah ini akan ditindaklanjuti dan memanggil para asosiasi serta operator,” kata Junaidi, Senin (5/9).
Ia mengatakan pertimbangan kenaikan harga tiket ini, disebabkan berbagai faktor. Tidak hanya harga BBM, tapi juga jarak tempuh kendaraan. “Ada banyak faktor lainnya, nanti akan kami bahas bersama operator,” tuturnya.
Junaidi mengaku akan mencari solusi harga yang tidak memberatkan operator kapal, dan juga masyarakat sebagai pengguna jasa. “Saya harap masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa. Setelah ada titik temu, kami akan sampaikan penyesuaian tarifnya,” ujarnya. (*)
Reporter : FISKA JUANDA