Kota Batam tidak hanya terkenal karena memiliki destinasi wisata yang beragam, tapi juga punya kuliner yang menggugah selera dan kaya dengan rempah-rempah. Apakah Anda sering mendengar atau pernah mencoba sajian seperti ikan asam pedas, sotong masak hitam, lendot, dan juga kue putu piring? Jika iya, berarti Anda tak asing lagi dengan masakan khas Melayu.
Reporter : Ratna Irtatik
Ragam masakan khas Bumi Melayu sudah terkenal luas di Kota Batam. Bahkan, unjuk penampilan atau demo memasak dengan menu kuliner khas Melayu juga kerap diadakan di kota ini.
Belum lama ini, Wakil Gubernur Kepri yang juga Ketua TP-PKK Kota Batam, Marlin Agustina, pernah demo mengolah ikan dingkis menjadi menu ikan dingkis asam pedas khas masakan Melayu. Kegiatan memasak ini memang bertujuan untuk memperkenalkan masakan khas Melayu kepada masyarakat Kota Batam.
Marlin mengatakan, ikan dingkis merupakan jenis ikan yang unik. Ikan yang banyak ditemui di perairan sekitar Kepri ini, hanya bertelur menjelang perayaan Imlek.
“Ikan dingkis ini memiliki cita rasa yang enak. Jadi, dimasak apapun makin nikmat, apalagi masak asam pedas,” tutur Marlin, saat demo memasak ikan dingkis asam pedas Melayu di Harris Resort Barelang, beberapa waktu lalu.
Menggunakan bahan dan bumbu pendukung seperti cabai merah, terasi, bawang merah, dan bawang putih yang ditumbuk atau diblender sampai halus, kemudian ditumis hingga harum. Sehingga, aroma masakan yang dihasilkan juga bakal menggugah selera.
“Kalau yang asam pedas khas Melayu Kepri, biasanya dicampur cabai kering keriting,” kata Marlin.
Sebelum menumis bumbu, sambung Marlin, tumis terlebih dahulu bawang merah dan putih sehingga rasanya makin enak. Lalu, tambahkan sedikit kunyit supaya warnanya kekuningan dan menarik.
Adapun, saat menumis bumbu, Marlin menyarankan tidak banyak menggunakan minyak karena karakter ikan dingkis sudah mengeluarkan minyak. Untuk ikannya, walaupun tidak ada sisik ikan, Marlin menyarankan untuk membersihkan ikannya sampai bersih sehingga bau amis ikan berkurang. Lalu, ikannya diberikan irisan jeruk nipis atau lemon.
Lalu, setelah bawang yang ditumis sudah kekuningan, masukkan bumbu halus. Aduk sampai wangi, lalu masukan air asam jawa dan ikannya.
“Asam jawanya dibeli di Belakangpadang, perbedaannya dari asam jawa, biasanya berwarna coklat dan enak. Orang Batam suka asam jawa dari Belakangpadang,” ujarnya.
Takaran air asam jawanya tergantung selera. Gunanya untuk untuk memperkaya rasa sehingga tercipta rasa asam, asin, manis, dan pedas. Biarkan sampai mendidih lalu tambahkan gula, garam, dan merica. Ikan asam pedas siap disajikan.
Selain ikan asam pedas, Marlin juga mengolah sotong menjadi menu sotong masak hitam khas Kepri. Sebelumnya, Marlin memberikan tips cara melepaskan tinta hitam dari sotongnya. Tinta hitam ini salah satu bahan utama disamping bahan lainnya dalam menu sotong masak hitam.
Adapun, bumbunya terdiri dari bawang merah, bawang putih, kunyit, dan lada. Marlin menyarankan agar menambahkan sedikit jahe untuk menghilangkan bau amis dari sotong. Bumbu tersebut ditumbuk atau diblender sampai halus.
“Ada tips lagi sebelum menumis bumbu, di wajan lain panaskan dulu sotongnya, enggak usah pakai minyak, masaknya enggak boleh lama karena bisa alot,” terangnya.
Menumis bumbu, tambahkan sedikit minyak. Dimasak sampai wangi, lalu masukkan pasta hitam. Masukan air asam jawa supaya ada rasa manis, asin, asam dan pedas satu sendok saja, lalu aduk sotong hingga merata.
“Kalau kurang hitam bisa ditambahkan tinta cuminya, masukkan garam dan gula,” jelasnya.
Selain ikan asam pedas dan sotong masak hitam, ada juga lendot yang merupakan kuliner khas tanah Melayu. Dalam sajian ini, terdapat aneka bahan yakni sayur kangkung, pakis, sotong, dan siput sedot.
Lendot sangat cocok disajikan sebagai sajian pembuka, menu pembangkit selera sebelum menyantap menu utama. Lendot menjadi menu ala carte yang bisa disantap saat makan siang atau malam. Lendot mempunyai cita rasa gurih dan pedas dari lada putih. Kemudian, kuahnya bertekstur lendir seperti lem, dan isiannya terdapat sayur dan aneka seafood.
Adapun, bahan-bahan yang digunakan cukup simpel dan menggunakan tepung sagu, kemudian bumbu halus berupa bawang putih dan bawang merah, pakai lada putih, dengan sayur kangkung atau daun paku, kemudian ada potongan udang, dan ikan bilis.
Sedangkan untuk camilan penutup, bisa juga dengan membuat kue putu piring. Berbeda dengan kue putu pada umumnya yang berwarna hijau, kue putu piring malah berwarna kuning. Warna kuning ini dihasilkn dari rempah berupa kunyit yang dipadukan dengan sedikit daun pandan yang dihaluskan dan disaring airnya.
Adapun bahannya, yakni tepung beras, lalu dicampur dengan air saringan kunyit dan pandan tadi. Setelah itu diayak dan dikukus setengah matang.
Untuk membuatnya menjadi putu piring yang berbentuk pipih, adonan tadi kemudian dicetak di cetakan pipih dan di tengahnya diberi gula merah. Setelah itu, adonan dikukus di atas panci uap. Setelah matang, dapat disajikan dan di atasnya diberi parutan kelapa biar makin sedap.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata, mengatakan, Bumi Melayu memang terkenal dengan ragam budaya dan juga kulinernya. Tak hanya kudapan bercita rasa manis, masakan yang gurih dan menggoda selera, juga menjadi warisan Tanah Melayu yang masih bisa kita jumpai hingga kini.
“Maka itu, Disbudpar Batam sangat mendorong agar makin banyak yang menyajikan masakan Melayu ini, agar disukai juga oleh generasi muda masa kini,” kata Ardiwinata.
Bahkan, sambung Ardiwinata, pihaknya turut mempromosikan beberapa di antara masakan Melayu tersebut hingga ke luar daerah. Misalnya, mengenalkan lendot hingga ke Pulau Dewata, Bali, saat kegiatan Bali Investment, Trade, and Tourism Expo tahun 2021 lalu.
“Semoga masakan Melayu terus digemari dan menjadi ciri khas Melayu di Kota Batam,” harapnya.(*)