batampos – Keberadaan Kapten Kapal Xing Shun 1, Jackson Af dan 11 kru kapal yang hilang di laut Taiwan masih dinanti keluarga besarnya di Batam. Keluarga masih berharap, pria berusia 50 tahun itu beserta 11 kru kapal dapat ditemukan selamat dan sehat.
Adik kandung Jackson, Nona Beta mengatakan ia bersama keluarganya masih belum dapat informasi terbaru terkait pencarian abang sulungnya itu. Namun menurut informasi, sejumlah pihak masih mencari keberadaan Jackson dan 11 kru kapal.
“Masih dalam pencarian. Tapi bagaimana proses nya kami kurang jelas,”ujar Nona kepada Batam Pos, Minggu (6/11).
Disinggung terkait keterlibatan pemerintah Indonesia dalam pencariaan, Nona mengaku tak tahu. Sebab, ia tak mendapat informasi langsung dari pemerintah Indonesia
“Belum ada kejelasaan, kami juga masih menunggu,” sebut Nona.
Baca Juga: Padat, Desak-desakan, Ditutup, Kini, Job Fair Buka Lagi di 2 Lokasi
Nona berharap, pencarian terhadap abangnya dan 11 kru lain dimaksimalkan. Begitu juga dengan informasi, bagaimana proses pencarian, sehingga keluarganya bisa menerima informasi yang jelas.
“Selama ini, informasi yang kami terima masih tak jelas. Kami sangat berharap bantuan dari pemerintah, agar memberi informasi pasti terhadap keluarga,” jelas Nona lagi.
Dikatakan Nona, sampai saat ini keluarga besarnya masih memiliki harapan besar, Jackson dan kru ditemukan dalam kondisi sehat. Keluarganyan juga tak henti-hentinya memanjatkan doa, agar semuanya selamat.
“Kami terus berdoa dan meminta kepada Tuhan, agar abang saya dan kru lainnya selamat dan sehat,” terang Nona.
Sebelumnya, istri Jackshon, Leny Sumarti Lumban Tobing menceritakan suaminya berangkat pada tanggal 17 Agustus lalu dari Pelabuhan Kargo Sekupang, Batam. Kapal yang dinahkodai Jackshon saat itu bermuatan semen untuk diantar ke beberapa negara. Rute yang telah dilalui Kapal Xing Shun mulai Indonesia-Hongkong- Thailand dan kemudian berlanjut ke Taiwan.
“Suami saya berangkat dari Batam. Kapal bermuatan semen. Tak ada firasat apapun. Komunikasi kami juga lancar. Bahkan pagi sebelum saya dapat informasi kapal karam, kami masih komunikasi. Suami saya minta doakan, sehari lagi sampai di Taiwan, saya doakan. Dan tak ada firasat apapun,” ungkap Leny.
Baca Juga: Perompak Beraksi di Perairan Batuampar, Kerahkan Puluhan Pancung
Namun, lanjut Leny. Ia sempat melarang suaminta menerima tawaran kerja ke luar negeri. Sebab, kontrak kerja yang terlalu lama, yakni 10 bulan. Padahal sebelumnya, kontrak kerja paling lama hanya 4 bulan. Namun Jackhon berhasil meyakinkan istri yang telah dinikahi selama 20 tahun ini. Alasannta, karena sudah cukup lama di rumah, yakni 6 bulan.
“Saya sempat larang, karena terlalu lama. Selama ini hanya 4 bulan paling lama, itu pun di dalam negeri. Kali ini 10 bulan dan keluarga negeri. Tapi suami saya menyakinkan, kalau semuanya baik-baik saja, dan saya mengizinkan disertai doa suami dalam keadaan selalu sehat,” sebut ibu dari tiga orang anak ini.
Meski masih dalam keadaan shock, Leny yakin suaminya dalam kondisi selamat dan sehat. Karena itu, ia masih terus berharap bantuan dan upaya dari pemerintah Indonesia, untuk ikut mencari keberadaan suaminya dan 11 kru kapal yang hilang.
“Besar harapan kami, pemerintah Indonesia, pak Presiden Jokowi , turut membantu mencari keberadaan suami saya disana (Taiwan). Sebab langkah kaki kami sangat terbatas untuk kesana. Semoga permintaan tolongan kami didengar,” ujarnya sambil menghirup nafas panjang.
Baca Juga: Laporkan Anaknya Dicabuli ke Polsek Sekupang, Ternyata Ayah Juga Pelaku
Sementara ibu kandung Jackhon, Torongan Siahaan juga yakin anak sulungnya itu dalam kondisi selamat dan sehat. Sebab sama sekali ia tak punya firasat apapun.
“Jujur dapat informasi itu membuat saya shock dan terus menangis. Namun saya tak punya firasat apapun. Padahal biasanya, kalau anak sakit, saya pasti punya feeling juga. Tapi ini sama sekali tidak. Makanya saya yakin anak saya selamat dan sehat,” ujar wanita berusia 74 tahun ini.
Diketahui, pada 31 Oktober lalu sekitar pukul 15.00 WIB, kapal Xing Sung yang dinahkodai Jackshon karam di perairan Taiwan. Kondisi itu terjadi diduga karena kerusakan mesin dan cuaca buruk.
Dari 20 orang yang ada di dalam kapal, 8 orang berhasil diselamatkan. Sedangkan 12 orang (Kapten dan 11 kru kapal) hilang. Ke 12 orang tersebut sempat berupaya menyelamatkan diri dengan naik 2 perahu karet. Mereka juga menggunakan life jacket dan saling mengikat diri satu sama lainnya. (*)
Reporter : Yashinta