Kamis, 28 November 2024
spot_img

Tertarik Danai Mega Proyek Jembatan Batam Bintan, AIIB Lakukan Survei Lapangan

Berita Terkait

spot_img
Desain pembangunan Jembatan Batam–Bintan. (Dokumentasi Kementerian PUPR/Antara)

batampos – Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) tertarik untuk mendanai mayor proyek Jembatan Batam Bintan (Babin). Mereka sudah melakukan survei lapangan bersama Pemprov Kepri.

“Ya benar, ada ketertarikan AIIB untuk mendanai pembangunan Proyek Strategis Negara (PSN) Jembatan Babin,” ujar Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Kepri, Rodiantari, Senin (5/12) di Tanjungpinang.


Menurut Rodi, prihal ketertarikan AIIB ini, hubungannya adalah dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Dalam hal ini, Pemprov Kepri hanya sebatas memfasilitasi proses survei lapangan yang dilakukan mereka.

Baca Juga: Buruh Minta Surat Rekomendasi UMK Batam 2023 Direvisi, Ini Alasannya…

“Kita tentu berharap, AIIB bisa memujudkan pembangunan Jembatan Batam Bintan segera mungkin. Karena infrastruktur ini, akan mempercepat pembangunan di Pulau Bintan,” jelasnya.

Ditambahkannya, pembangunan Jembatan Babin tetap akan menggunakan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk trase dari Tanjungsauh-Bau-Bintan. Sedangkan dari Batam-Tanjungsauh pendanaan tetap dari APBN.

“Kita sudah menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggungjawab Pemprov Kepri. Selanjutnya, merupakan ranah Kementerian PU,” jelasnya lebih lanjut.

Sementara itu, dari informasi yang didapat konsensi yang ditawarkan ke AIIB adalah selama 50 tahun. Mereka akan mengelola sejumlah kawasan di lintasan Jembatan Babin.

Baca Juga: Investor Malaysia Akan Bangun Peternakan Ayam di Batam

Kedepan, karena Tanjungsauh akan diplot sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), juga sudah ada perencanaan pembangunan.

“Salah satunya adalah pembangunan jembatan dari Tanjungsauh ke Ngenang. Makanya Jembatan Babin tidak jadi melintas di Ngenang,” ujar salah satu pejabat Pemprov Kepri.

Sebelumnya, Jembatan Batam Bintan akan dibangun sepanjang 14,74 km. Direncanakan untuk didanai melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sepanjang 7,98 km dengan perkiraan nilai investasi sebesar Rp13,57 triliun.

Kemudian, dukungan Pemerintah dalam bentuk VGF (Viability Gap Fund) berupa pinjaman luar negeri sepanjang 6,76 km dengan nilai pinjaman luar negeri sebesar USD300 juta (ekuivalen dengan Rp3,34 triliun).

Baca Juga: Wali Kota Ajak Pengusaha Korea Selatan Berinvestasi di Batam

Skema pembiayaan pembangunan jembatan ini tercantum dalam Final Business Case yang telah disusun oleh Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan.

Porsi dukungan pemerintah dalam kegiatan ini telah tercantum di dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri (DRPPLN/Green Book) Tahun 2022 yang diterbitkan oleh Kementerian PPN/Bappenas dengan nama kegiatan Long Span Bridge Development for Selected Area: Batam-Bintan Bridge.(*)

 

 

 

Reporter: JAILANI

spot_img

Update