batampos – Hingga saat ini, perusahaan di Kota Batam masih mengeluhkan sulitnya untuk mendapatkan tenaga kerja ahli.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid.
“Kebanyakan yang melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaan di Batam adalah unskilled labor,” ujarnya kepada Batam Pos.
Sehingga, akibat sulitnya mendapat tenaga kerja ahli, lanjut Rafki, perusahaan harus mencari sampai ke daerah lain, atau bahkan sampai mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri (TKA).
Baca Juga:Â Jelang Nataru 2023, Ini Persiapan Polda Kepri
Jika TKA terus didatangkan, hal ini tentunya juga akan menimbulkan masalah sosial di kalangan pekerja di Batam.
“Sehingga seharusnya untuk tenaga ahli sudah bisa diisi oleh tenaga kerja lokal,” katanya.
Apalagi, selama Ini Batam sudah berkembang jadi kawasan industri. Seharusnya industri di Batam sudah bisa menghasilkan tenaga kerja ahli melalui pelatihan ataupun transfer knowledge melalui keberadaan TKA yang selama ini ada di Batam.
“Tapi ternyata hingga saat ini perusahaan masih kesulitan mencari tenaga kerja ahli,” katanya.
Baca Juga:Â Gadis Remaja di Batuaji Diculik Seusai Belanja
Lebih lanjut ia mengungkapkan, Batam masih menjadi primadona bagi para pencari kerja dari seluruh daerah di Indonesia. Dimana, sebagian besarnya merupakan tenaga kerja atau pencari kerja yang belum mempunyai keahlian.
Seharusnya, pencari kerja ini diberikan keahlian tertentu di daerah masing-masing sebelum dibolehkan untuk melamar pekerjaan di Batam.
“Jadi kemungkinan diterima bekerja akan lebih besar dan tidak membebani Batam melalui penambahan pengangguran,” katanya.
Baca Juga:Â Ini Benda yang Dikira Bom Oleh Warga di Batuaji
Sementara, untuk penciptaan SDM berkualitas semua pihak menurutnya harus berkolaborasi dan tidak bisa hanya sendiri-sendiri. Pemerintah harus merangkul pelaku industri, perusahaan, dunia pendidikan, lembaga pelatihan, dan stakeholders lainnya.
“Karena menciptakan SDM berkualitas merupakan suatu proses yang membutuhkan input dari berbagai stakeholders yang semuanya saling berkaitan,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga bisa mengaktifkan kembali BLK di Batam, yang operasionalnya sebaiknya dijalankan oleh pemerintah pusat. Supaya BLK bisa mendapatkan dana yang lebih besar untuk pelatihan.
Baca Juga:Â 577 Kasus HIV/AIDS Ditemukan di Batam, 66 Orang Meninggal Dunia
Tapi keberadaan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta juga tidak bisa dinafikan. Karena mereka juga menyediakan banyak pelatihan kerja yang belum bisa disediakan oleh BLK.
“Banyak BLK yang sudah memiliki standar pelatihan internasional di Batam sehingga lulusannya banyak dipakai perusahaan,” tegasnya.
Begitu juga untuk Pemerintah Kota Batam yang juga harus selektif dalam menerima para pencari kerja. Pemerintah daerah lain harus diingatkan untuk menyiapkan terlebih dahulu para pencari kerja dari daerahnya dengan keahlian tertentu sebelum dilepas mencari kerja di Batam.
Training Need Analysis (TNA) juga harus dilakukan dengan baik dan rutin oleh Pemerintah Kota Batam. Karena kebutuhan pelatihan di industri itu selalu berubah mengikuti perkembangan teknologi dan permintaan dari klien masing-masing perusahaan.
Baca Juga:Â Pertashop Hadir Penuhi Kebutuhan Energi di Tengah Pemukiman Warga Tiban
Ia juga mengingatkan agar jangan sampai pelatihan yang disediakan pemerintah nantinya tidak cocok dengan kebutuhan industri. Pemerintah harus dengan jeli melihat kebutuhan keahlian apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan dan dunia industri lalu membuat strategi untuk memenuhinya.
“Ini sudah terjadi di dunia pendidikan. Jangan hal ini sampai terulang di dunia pelatihan kerja,” benernya.
Ia menambahkan, negara tetangga Singapura juga siap mendukung penyediaan tenaga ahli dari tenaga kerja lokal Batam.
Sebab, dirinya telah beberapa kali diskusi dengan pemerintah dan pelaku usaha Singapura, dan mereka siap menyuplai instruktur yang dibutuhkan jika diminta.
“Kedekatan kita dengan Singapura seharusnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan keahlian tenaga kerja kita,” tuturnya.
Baca Juga:Â Di Imigrasi Batam Buat Paspor Bisa Selesai Satu Hari, Ini Syarat dan Biayanya
Ia berharap, kebutuhan tenaga kerja ahli di Kota Batam tidak menjadi masalah lagi untuk beberapa tahun ke depan. Karena dengan fasilitas FTZ dan KEK yang diberikan, diyakini Batam akan diserbu investor kembali.
Untuk itu, semua pihak juga harus bersiap dengan tenaga kerja ahli yang dibutuhkan. Jika tidak disiapkan dari awal, bisa jadi kelangkaan tenaga kerja ahli ini akan menjadi faktor yang mengganggu investasi di Batam.
“Jadi sebaiknya harus diantisipasi sedari awal oleh kita semua,” imbuhnya. (*)
Reporter: Eggi Idriansyah