Kamis, 14 November 2024

Warga Batam Kesulitan Bawa Kendaraan untuk Mudik lewat Pelabuhan ASDP Punggur

Berita Terkait

spot_img
Anggota DPRD Kota Batam dari komisi I DPRD Batam Tumbur M Sihaloho

batampos – Sejumlah warga Batam yang hendak mudik ke daerah Sumatera melalui pelabuhan ASDP Punggur harus kecewa karena tidak bisa menyeberang ke daerah Pakning, Riau. Kebanyakan adalah warga yang membawa kendaraan yang masih belum bayar PPn atau kendaraan khusus kawasan FTZ.

Rinto, seorang pemudik yang hendak berangkat ke Medan dari pelabuhan ASDP Punggur mengaku sudah di pelabuhan sejak kemarin. Tapi ia tidak bisa berangkat ke Pakning, Riau karena memang mobil yang hendak dibawa masih berstatus FTZ.

Ia mengaku membawa kendaraan untuk mudik karena jauh lebih hemat. “Kalau naik peswat ke Medan sekarang sudah mahal. Kami sekeluarga ada 5 orang, kalau harus beli tiket pesawat, sangat memberatkan. Pulang pergi habis puluhan juta,” terangnya.

Baca Juga: Imigrasi Batam Tolak Keberangkatan 1.356 WNI Keluar Negeri

Ia berharap ada kebijakan dari pemerintah atau pihak terkait untuk mengatasi masalah tersebut. Menurutnya, saat ini keadaan ekonomi belum pulih seratus persen pasca dihantam Covid-19.

“Kami warga berharap ada kebijakan dari pemangku kepentingan. Kami juga warga Batam dan akan kembali lagi ke Batam. Kami hanya ingin menghemat. Apalagi kami dah lima tahun tak mudik,” katanya.

Banyak warga yang hendak mudik dengan kendaraan ke daerah Sumatera harus kecewa karena tertahan dan tidak bisa menyeberang ke Riau melalui pelabuhan ASDP Punggur. Hal ini dikarenakan kendaraan yang dibawa pemudik masih berstatus ‘khusus FTZ’, atau belum bayar PPN.

Baca Juga: Tambahan Kuota Permohonan Paspor Diperpanjang hingga Akhir Tahun

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Batam dari Komisi I DPRD Batam Tumbur M Sihaloho berharap ada kebijakan khusus dari pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. Menurutnya, warga yang hendak mudik tersebut bukan untuk pindah tempat tinggal. Tetapi hanya mudik karena mungkin sudah bertahun-tahun tidak mudik.

“Mereka mau mudik lewat Roro hanya untuk menghemat biaya. Apalagi perekonomian di Batam dan Kepri ini belum sepenuhnya pulih,” katanya.

“Bayangkan kalau satu keluarga ada lima orang yang mudik, hanya untuk tiket saja sudah pasti menghabiskan belasan juta hanya untuk tiket. Sementara lewat roro jauh lebih hemat,” tambahnya.

Baca Juga: Pelni Tambah 900 Kursi untuk Sekali Pemberangkatan Batam-Medan, Segera Pesan Tiketnya

Menurutnya, ada beberapa kebijakan yang bisa dilakukan instansi terkait untuk mengatasi hal tersebut. Misalnya kebijakan dari petugas bea dan cukai dan petugas pelabuhan untuk memberikan izin kepada pemudik yang mobilnya masih FTZ tetapi dengan sejumlah ketentuan.

“Bisa saja pemudik diberikan kemudahan agar mengeluarkan uang jaminan kepada petugas, dan setelah pulang ke Batam uang tersebut bisa diambil kembali. Atau misalnya dengan kebijakan perjanjian durasi di kampung halaman,” katanya.(atm)

 

spot_img

Update