Jumat, 8 November 2024

BP Batam Pelajari Teknologi WWTP Bawah Tanah Korea

Berita Terkait

spot_img
General Manager Pengelolaan Lingkungan BP Batam, Iyus Rusmana, melihat teknologi Waste Water Treatment Plant (WWTP) underground Korea. Foto: BP Batam untuk Batam Pos

batampos – Badan Pengusahaan (BP) Batam mempelajari teknologi Waste Water Treatment Plant (WWTP) bawah tanah Korea.

Hal ini dilakukan BP Batam untuk mengelola air limbah di Kota Batam. Karena air limbah membutuhkan penanganan yang tepat sebelum dibuang.

General Manager Pengelolaan Lingkungan BP Batam, Iyus Rusmana, mengatakan, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan langkah untuk meminimalisir air limbah yang mencemari lingkungan.

PPK proyek Sewerage System Batam (IPAL) BP Batam itu mengatakan, air limbah rumah tangga maupun industri mengandung berbagai jenis zat limbah diantaranya limbah dari tubuh manusia, sisa makanan, minyak, sabun hingga bahan kimia.

Baca Juga: Ekspor Babi dari Batam ke Singapura Mencapai 240.117 Ekor atau Senilai Rp 785 miliar

“Di rumah, air limbah juga termasuk air dari wastafel, pancuran, bak mandi, toilet, mesin cuci dan sebagainya. Dunia industri juga menyumbang sebagian besar air bekas yang perlu dibersihkan.” Katanya.

IPAL merupakan proses yang digunakan untuk menghilangkan kontaminan dari air limbah dan mengubahnya menjadi zat atau bahan yang dapat dimanfaatkan kembali ke dalam siklus air. IPAL menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan digunakan kembali untuk berbagai keperluan.

Sebelumnya, BP Batam telah melakukan pertemuan sekaligus penandatanganan Memorandum of Meeting (MoM) pada 22 Deseember 2022, dengan Economic Development Cooperation Fund (EDCF) The Export-Import Bank of Korea selaku lender; Sunjin Engineering & Architecture Co, Ltd selaku Engineer ; dan Hansol Paper Co, Ltd selaku Kontraktor Proyek, di Kantor EDCF, Yeongdeungpo-gu, Seoul, Korea Selatan.

Baca Juga: Ini Ruas Jalan yang Diberlakukan Sistem Buka Tutup Saat Malam Tahun Baru di Batam

MoM menyatakan komitmen semua pihak untuk kembali memulai proyek pengerjaan IPAL di Batam. IPAL ditargetkan akan selesai pada akhir 2024, khusus untuk IPAL Domestik Batam.

Delegasi BP Batam kemudian melakukan kunjungan ke salah satu WWTP Underground (bawah tanah) bernama Clean Water Management Office (Water Quality Restoration Centre) di Seongnam City Hall, 283 Sampyeong-dong, Bundang-gu, Seongnamsi, Gyeonggi-do, Korea Selatan.

“Setelah survei dan pelajari bersama, IPAL domestik ini berkapasitas besar yakni 47.000 m3/hari, lebih dari dua kali lipat dari IPAL Domestik punya kita yang 20.000 m3/hari.” Kata Iyus.

Baca Juga: Nongsa Sensations Siap Sambut Tahun Baru, Tingkat Okupansi Sudah 80 Persen

“Teknologinya sama yakni memanfaatkan bakteri pengurai. Namun, ada satu yang menarik adalah konsep buildingnya. IPAL ini meminimalisir ruang, bangunan di bawah (underground) adalahIPAL dan di atasnya gedung kantor dan ruangan monitoring/control panel serta gedung lainnya. Ini bagus dan efisien, tapi membutuhkan biaya lebih besar. Serta kelemahannya adalah bau tinja yang menyengat karena udara terjebak dalam ruangan meskipun ada exhaust ‘. Kata Iyus menjelaskan.

Menurutnya, bagi negara maju pengembangan IPAL sudah tak asing lagi. Masyarakat urban di negara maju juga telah beradaptasi dengan teknologi ini, dan tertib terhadap pengelompokkan limbah atau sampah.

“Kita bisa mencontoh mereka, tentu butuh dukungan masyarakat dari semua baik pemerintah maupun masyarakat, agar apa yang telah diupayakan dapat membawa manfaat ke depan. Harus ada yang memulai dan BP Batam sejak 1995 sudah membangun dan terus mengembangkannya,” terang Iyus.

Baca Juga: Ini Pekerjaan yang Dilaksanakan BP Batam Sepanjang Tahun 2022

Seorang perwakilan dari Water Quality Restoration Center di Seongnam City Hall mengatakan WWTP ini dibangun sejak 1978 dengan mengusung tema Underground atau bawah tanah. Dengan memanfaatkan luas bangunan, WWTP dibangun di bawah tanah, sementara operasional dan administrasi berada di lantai dasar.

Dengan sumber daya manusia hanya 17 orang, IPAL ini beroperasi setiap hari dengan mengolah 47.000 ton limbah rumah tangga. Air baku hasil pengolahan kemudian dialirkan kembali ke sungai yang berada di tengah kota Seoul.

“SDM kami sedikit, tapi multitasking. Skill SDM harus disiapkan dengan baik.” Kata Perwakilan dari Water Quality Restoration Center di Seongnam City Hall.

Ia juga menambahkan bahwa semua negara harus segera memulai proyek seperti ini. Fasilitas ini sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan fasilitas lingkungan.

Baca Juga: Mudahnya Buat Paspor di Batam, Cukup WA ke Nomor Ini 081285831393

“Di negara atau kota manapun harus investasi ini, untuk jaga kesehatan masyarakat. Memang biaya besar, tapi manfaatnya juga sangat besar termasuk investasi jangka panjang.” Pungkasnya.

Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan melihat sungai buatan di tengah Kota Seoul bernama Kali Cheonggye atau Cheonggyecheon, tempat dimana hasil recycle water dialirkan dan berada di tengah kota Seoul.

Dalam kunjungan kerja, hadir Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan Binsar Tambunan, Kepala Satuan Pemeriksa Intern Konstantin Siboro, Kepala Biro Keuangan Siswanto, Kepala Biro Hukum Alex Sumarna, Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Lilik Lujayanti, Manager Operasional dan Pemeliharaan Unit Usaha Pengelolaan Lingkungan Raden Rara Elly Nugrahini, dan Kasubbag Dukungan Strategis Pimpinan Batami Lily Marlina.(*)

spot_img

Update