Sabtu, 30 November 2024
spot_img

Empat Hari Air Mati Total, Warga Nyuci dan Mandi Pakai Air Hujan

Berita Terkait

spot_img
Warga Perumahan Bukit Raya, Kecamatan Batamkota, terpaksa menampung air hujan untuk keperluan rumah tangga, Senin (23/1). Hal ini dikarenakan pasokan air SPAM yang tidak lancar dan sering mati. F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos – Krisis air bersih masih terus terjadi. Selama empat hari warga di Perumahan Bukit Raya, Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota mengalami kesulitan mendapatkan air bersih selama empat hari berturut-turut.

Di sepanjang perumahan warga berderet embar, panci, baskom, hingga tambon air berwarna oranye untuk menampung air hujan.


Hujan kali ini membawa berkah yang luar biasa bagi warga. Mereka menggunakan air hujan untuk mencuci pakaian, mandi, cuci piring, dan berwudhu.

Baca Juga: Air Tak Ngalir, Warga Terpaksa Tampung Hujan

Eka, warga blok D 9 Perumahan Bukit Raya mengatakan air sudah tidak mengalir semalam empat hari berturut-turut. Sebelum ada air hujan, ia membeli air galon untuk aktivitas di rumah tangga.

“Satu galon harganya Rp5 ribu. Sehari bisa beli sampai 10-15 galon untuk kebutuhan keluarga. Di rumah ini ada lima orang anggota keluarga, belum lagi cuci saya tiga orang. Sudah pasti kebutuhan air banyak,” keluhnya saat dijumpai di rumahnya.

Perempuan yang disapa Buk De ini mengaku selama tinggal di Perumahan Bukit Raya ini, kurang lebih 15 tahun belum ada mati air separah ini.

Baca Juga: Banjir Masih Melanda Batuaji dan Sagulung

“Ini paling parah selama saya tinggal di sini. Kami sebagai warga benar-benar menderita karena air tidak mengalir ini. Karena air adalah kebutuhan utama,” bebernya.

Sejak pagi hingga siang ini mengandalkan air hujan untuk aktivitas rumah tangga. Karena air yang SPAM Batam tidak juga mengalir sampai hari ini.

“Ini sangat menyulitkan. Tolong lah kami butuh air,” sebutnya.

Sementara itu, Ully warga lainnya mengatakan sejak awal tahun baru lalu, ia meletakkan drum berukuran 200 liter di depan rumah untuk menampung air. Setelah mati selama empat hari, persediaan air habis, Sabtu (21/1) lalu.

“Jadi ceritanya karena awal tahun juga mati air, Kami tarok drum di depan rumah, sampai sekarang sudah habis. Bahkan nambah ember dan tempat mandi bayi di tarik di depan rumah nampung air,” bebernya.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Nelayan Diingatkan Untuk Waspada

Air hujan saat ini menjadi berkah bagi warga di tengah krisis air PT Moya dan BP Batam harusnya bertanggung jawab atas penderitaan warga ini.

“Bahkan anak saya harus mandi di depan rumah, karena air tidak kunjung mengalir,” keluhnya.

Untuk bantuan air dari PT Moya baru masuk satu tangki, dan itu pun warga berebut karena semua butuh. Satu hari lalu ada tiga tangki bantuan dari anggota DPRD Provinsi Kepri, Yudi Kurnain.

“Mau sampai kami begini. Satu warga cuma kebagian dua ember. Untuk toilet saja tidak cukup,” ujarnya. (*)

 

 

 

 

Reporter : YULITAVIA

spot_img

Update