batampos – Kabar duka datang dari keluarga besar Pondok Pesantren Hidayatullah di Batuaji. Ustad Jamaluddin Nur, pendiri Ponpes Hidayatullah berpulang. Tokoh pengelola pendidikan agama Islam terbaik di Kota Batam itu meninggal dunia karena sakit di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji, Jumat (10/2).
Menurut pihak keluarga, pria kelahiran tahun 1972 ini sempat dirawat di rumah sakit sejak Minggu (5/2). Namun karena penyakit gula yang dideritanya ia berpulang. Jenazahnya sempat disemayamkan di rumah duka di Perumahan Genta, kelurahan Buliang, Batuaji sebelum dimakamkan di lingkungan kampus Hidayatullah, Batuaji.
“Beliau berpulang tadi pukul 13.05 WIB di RSUD. Sudah dirawat sejak Ahad kemarin. Beliau penyakit gula,” ujar ustad Ramli, perwakilan dari keluarga di rumah duka.
Baca Juga:Â Cegah Kenakalan Remaja di Batam, Ini yang Dilakukan Polresta Barelang
Kepergian ustad Jamaluddin Nur ini juga meninggalkan duka yang mendalam bagi Gubernur Kepri Ansar Ahmad yang langsung mendatangi lokasi rumah duka. Usai melayat di rumah duka Ansar hanya menyampaikan satu kalimat. “Beliau orang baik,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri yang juga hadir di lokasi rumah duka menyampaikan hal yang sama. Ustad Jamaluddin Nur disebut sebagai tokoh pendidikan yang memajukan mutu pendidikan di Kepri.
“Kita kita kehilangan tokoh yang memajukan pendidikan di Kepri khususnya di Batam ini. Beliau sangat berperan aktif memajukan dunia pendidikan di Kepri. Semoga peninggalan beliau (ponpes Hidayatullah) tetap berjalan dan semakin bagus ke depannya,” ujar Andi Agung.
Baca Juga: Cegah Mafia, 14 Ribu Bidang Tanah Masuk PTSL di Kepri Tahun Ini
Seperti diketahui, kepergian ustad Jamaluddin Nur ini juga menjadi kabar duka bagi dunia pendidikan di Kepri. Bagaimanapun beliau adalah salah satu tokoh yang memajukan mutu pendidikan melalui pondok pesantren yang sudah dirintis sejak 1998. Kini ponpes Hidayatullah memiliki lembaga pendidikan yang cukup lengkap mulai Paud sampai perguruan tinggi dengan ribuan santri dan santriwati. (*)
Reporter : Eusebius Sara