batampos – Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Codo di Sagulung masih tutup. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam menutup SPBU tersebut karena bermasalah dengan tera ulang alat ukur pengisian BBM. Disinyalir permasalahan ini merugikan konsumen.
Penutupan SPBU Codo ini berimbas dengan membludaknya kendaraan yang antre BBM di SPBU lainnya. SPBU simpang Basecamp dan simpang Tobing misalkan selalu padat dengan kendaraan sepanjang hari.
Kendaraan roda dua di pompa pengisian pertalite ataupun kendaraan roda empat di pompa pengisian solar dan sejenisnya membludak hingga ke badan jalan. BBM yang ada di SPBU juga cepat tersedot habis. Solar misalkan sering habis sebelum sore hari.
Baca Juga:Â Lahan Dekat Kampung Tua Dijadikan KSB dan Dijual Puluhan Juta per Kaveling
“Yang paling cepat habis itu solar. Padahal kuota stabil di delapan ton setiap kali antar. Memang banyak permintaan. Kadang antre sampai di jalan sana kendaraan,” ujar Rofiq, pengawas SPBU Tanjunguncang.
Untuk diketahui bahwa pembelian BBM solar saat ini sudah aktif menggunakan kartu kendali BBM dari Bukopin. Kartu Brizzi sudah tak berlaku lagi. Meskipun demikian stok solar yang ada di SPBU tetap saja tak mencukupi. Hampir semua SPBU di sana kekurangan stok solar setiap harinya.
“Karena ada SPBU yang tutup itu makanya jadi ramai di sini. Orang pada lari ke sini,” ujar Agus, petugas SPBU di simpang Tobing.
Baca Juga:Â Melihat Cara Kerja Patroli Siber Polda Kepri
Meskipun demikian masyarakat tetap mendukung Disperindag Kota Batam untuk mengusut tuntas indikasi kecurangan yang dilakukan oleh petugas SPBU Codo. Ini hendaknya jadi pembelajaran bagi SPBU lain agar tidak merugikan masyarakat dengan sistem pengisian BBM pada kendaraan konsumen.
“Harus itu biar tak ada tipu-tipu lagi. Kadang pengisian tidak sesuai dengan nominal yang kita beli. Semoga jadi pelajaran bagi SPBU lainnya biar jujur dan transparan dalam pendistribusian BBM kepada masyarakat,” kata Ilham, warga Batuaji. (*)
Reporter : Eusebius Sara