Sabtu, 30 November 2024
spot_img

Ns Didi Yunaspi MKep, Wakil Rektor IKMB Batam

Berita Terkait

spot_img
Didi Yunasfi, Institut Kesehatan Mitra Bunda, Wisuda, Selasa 15 Desember 2020, F Suprizal Tanjung, Batam Pos

Peminat Pendidikan Kesehatan Cukup Tinggi

SOSOK Ns Didi Yunaspi MKep bisa disebut salah seorang tim inti dalam membangun dan membesarkan Institut Kesehatan Mitra Bunda (IKMB). Berawal dari Akademi Keperawatan (Akper) Mitra Bunda Persada, lalu naik tingkat menjadi STIKes Mitra Bunda Persada, dan terakhir meningkat lagi statusnya menjadi IKMB. Didi mampu memposisikan IKMB sebagai salah satu lembaga pendidikan kesehatan terbesar di Kepri. Mahasiswa aktifnya mencapai 1.250 dan alumni sekitar 1.000-an orang.


Itu tentu tidak mudah. Apalagi menjadi rujukan bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan kesehatan. Hanya dalam kurun waktu beberapa tahun, masyarakat, civitas academika sektor pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sudah tidak asing lagi dengan keberadaan IKMB. IKMB menjadi rujukan masyarakat Kepri dan nasional. Bagaimana  itu bisa dicapai? Dari kampus IKMB, Jalan Seraya Nomor 1, Batam, Wakil Rektor III IKMB  ini memaparkan kepada redaktur Batam Pos, Suprizal Tanjung, Rabu (9/2/2023).

BACA JUGA: Drs Buralimar MSi, Mantan Birokrat Bergabung di PDI-P Kepri

IKMB telah menjadi rujukan pendidikan kesehatan di Kepri.

Alhamdulillah. Terima kasih kepada siapapun atas bantuan, doa dan kerja sama untuk IKMB dulu sekrang dan nanti.

BACA JUGA: RSHB Milik Masyarakat Batam

Bisa diceritakan awal mula IKMB?

Sebelum besar dan dikenal seperti sekarang, kita mengawali pendidikan kesehatan dengan nama Akademi Keperawatan (Akper) Mitra Bunda Persada yang mendapat izin beroperasi pada tanggal 29 Oktober 2002. Program Studi (Prodi) yang kita miliki saat itu adalah Diploma Tiga Keperawatan.

BACA JUGA: Selamat HUT ke-70 tahun, Datuk Henry Minit

Saat itu, mahasiswanya belum terlalu banyak. Ya sekitar ratusan orang lah. Namun itu merupakan satu awal yang cukup baik. Karena pada tahap awal saja, kepercayaan masyarakat Kepri, Batam terutamanya, sangat tinggi. Dan minat orang tua wali untuk memasukkan anakya di Akper Mitra Bunda semakin meningkat.

BACA JUGA: dr Made Tantra Wirakesuma MARS, Ketua ARSSI Cabang Kepri  

Awal yang baik.

Itulah yang terus membuat kita, para dosen, Ketua Yayasan Harapan Bunda, Hj Gusnawati STr Keb MKM dan Pembina Yayasan Harapan Bunda, H Henry Minit semakin bersemangat untuk terus full membesarkan Akper Mitra Bunda Persada ini. Ini termasuk dengan meningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Akper Mitra Bunda Persada dengan mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan. Juga meningkatkan kualitas dan kuantitas isi laboratorium, perpustakaan, fasilitas pendidikan dan lainnya.

BACA JUGA: Henry: Jaga dan Doakan IKMB di HUT ke-21

Keberadaan Akper Mitra Bunda Persada dirasa belum maksimal dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat. Untuk itu, kita bersama tim yang ada, mengajukan peningkatan status dari Akper Mitra Bunda menjadi STIKes Mitra Bunda Persada pada tanggal 9 September 2009 dengan menambah 2 Program Studi (Prodi) baru dan 1 Prodi yang sudah ada yaitu: Diploma Tiga Keperawatan, Diploma Tiga Kebidanan dan Sarjana Keperawatan.

BACA JUGA: Ir Suparman SH MH MSi, Ketua Hiptasi Sumbar 2015-Sekarang

Cukup?

Belum. Seiring perkembangan waktu dan meningkatnya minat masyarakat di Kota Batam terhadap pendidikan tinggi kesehatan, maka STIKes Mitra Bunda Persada pada tahun 2014 menambah 2 prodi baru yaitu Prodi Sarjana Farmasi dan Pendidikan Profesi Ners. Tentu masyarakat bertanya. Kenapa Prodi Farmasi ditambah dalam sistem pendidikan STIKEs Harapan Bunda? Jawabannya karena jumlah penduduk Batam dan Kepri relatif banyak. Batam sekitar 1 jutaan. Sedangkan secara keseluruhan penduduk Kepri berjumlah sekitar 2 jutaan. Penduduknya heterogen dan memiliki profesi yang beragam. Tentu ini ada dinamika kehidupannya. Butuh pelayanan  kesehatan, dan obat-obatan (farmasi, red). Masyarakat di kampung kecil membutuhkan obat. Apalagi kota besar seperti Batam. Obat-obatan perlu dan harus ada. Farmasi atau ilmu yang mempelajari segala seluk-beluk mengenai obat-obatan  harus dimiliki, dikuasai anak-anak di Negeri Bunda Tanah Melayu  ini. Tepatnya di Seraya, lokasi IKMB.

BACA JUGA: Sirajudin Nur, Wakil Ketua Komisi IV DRPD Kepri

Artinya?

Untuk mendapatkan pendidikan Farmasi dan lainnya, anak-anak, generasi muda di Negeri Bunda Tanah Melayu  ini tidak perlu lagi kuliah di luar Kepri. Lembaga pendidikan kita dekat dan murah bagi anak-anak Batam. Tanpa perlu naik pesawat, tak perlu biaya kamar mahal, tak perlu biaya transportasi mahal. Sebab lembaga pendidikan ini berada ”di depan rumah” mahasiswa.

BACA JUGA: Putra Caesar Odang BBA SE, Ketua PC PPM Kota Batam

Ada lagi?

Tentu. Penambahan prodi itu penting. Sebab tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat. Kita sebagai lembaga yang mengolah SDM intelektual di bidang kesehatan sangat berharap, agar alumni lembaga pendidikan kita benar-benar mampu menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan.

BACA JUGA: Silvia Hilda Kusumaningtyas, Pembina Yayasan Silhouette

Pada Tahun 2018 STIKes Mitra Bunda Persada mendirikan Prodi Sarjana Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan. Pada Tahun 2019 mendirikan Prodi Sarjana Gizi.

BACA JUGA: DR Ir Priyono Eko Sanyoto DEA IPU, Accountable Manager AMTO Polibatam

Bergerak dan berjuang terus?

Ha ha. Insya Allah. Dan tentunya juga disertai doa bersama. Nah terakhir, kita mengajukan lagi perubahan bentuk menjadi perguruan tinggi kesehatan bertaraf institut. Sehingga pada 18 Februari 2020 lalu memperoleh izin perubahan bentuk dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Nomor : 284/M/2020 dari STIKes Mitra Bunda Persada Menjadi Institut Kesehatan Mitra Bunda dengan 8 prodi yang telah terakreditasi dengan peringkat baik sekali  yaitu: Diploma Tiga Keperawatan, Diploma Tiga Kebidanan

Sarjana Keperawatan, Sarjana Kebidanan, Sarjana Farmasi, Sarjana Gizi, Pendidikan Profesi Ners dan Pendidikan Profesi Bidan.

Terbaru, pada 24 Oktober 2022, Institut Kesehatan Mitra Bunda memperoleh izin dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk mendirikan Prodi Pendidikan Profesi Apoteker pertama di Batam.

Nampaknya mudah sekali menambah prodi?

Ha ha. Menambah prodi mudah diucap. Tapi relatif rumit dan berat dijalankan. Rumit, karena banyak peryaratan harus dipenuhi. Mulai dari sistem pendidikan, laboratorium, perpustakaan, staf, ketersediaan SDM dosen dan lainnya. Ada kata berat. Berat bila tidak dipenuhi dan dipatuhi apa yang menjadi prasyarat mendirikan satu prodi. Nah di IKMB, kita mengedepankan kekeluargaan, persahabatan dan tentu saja tetap mengedepankan profesionalisme kerja sebagai staf dan dosen. Artinya, kita sekuat tenaga mengerahkan tenaga, pikiran waktu dan tentu saja finansial untuk meningkatkan sistem pendidikan di IKMB. Insya Allah, penambahan prodi menjadi sesuatu yang dibutuhkan di IKMB.

Ada kendala?

Suka duka pasti ada. Namanya juga hidup apalagi dalam dunia pendidikan yang dinamis. Suka bila anak-anak kita, para mahasiswa mendapat nilai tinggi, lulus dan diwisuda. penambahan prodi itu adalah satu bentuk suka yang kita rasakan.

Cara lain membesarkan  IKMB?

Kemitraan. Berkawan. Bersahabat. Dengan siapapun untuk hal yang positif. Kita menjalin kemitraan dengan lembaga swasta dan pemerintah. Pemko Batam, Pemko Tanjungpinang, Pemkap se-Kepri, Pemprov Kepri, Kopertis Wilayah X dan lainnya. Dalam kemitraan tadi kita berkawan dan menjadi sahabat. Melalui kemitraan, persahabatan, dan berkawan, kita memaparkan potensi IKMB. Apa andalah IKMB. Dan kemana nanti para alumni akan bekerja. Sebagian besar argumentasi, dan paparan kita bisa diterima masyarakat.

Total Program Studi (Prodi) di IKMB berapa?

Kita sekarang memiliki sembilan prodi yaitu: Diploma Tiga Keperawatan,  Diploma Tiga Kebidanan, Sarjana Keperawatan, Sarjana Kebidanan, Sarjana Farmasi, Sarjana Gizi, Pendidikan Profesi Ners, Pendidikan Profesi Bidan dan Pendidikan Profesi Apoteker,

Berapa jumlah alumni dan mahasiswa IKMB?

Secara keseluruhan mulai dari Akpes Mitra Bunda, STIKes Mitra Bunda dan IKMB, kita memiliki alumni sekitar 1.000-an orang. Dan mahasiswa aktif sekitar 1.250 orang.

Apakah alumni IKMB langsung bekerja?

Ini perlu kita sampaikan bahwa sebelum wisuda, kita  membekali mahasiswa dengan dunia kerja. Bentuknya seperti pelatihan-pelatihan. Memasukkan mereka, magang, dalam dunia kesehatan seperti apotik, puskesmas, Rumah Sakit (RS) dan lainnya. Tujuannya, agar mahasiswa tadi mengerti dengan dunia kerja. Tidak asing dengan lingkungan kesehatan. Tahu apa yang akan dilakukan, tahu apa yang harus dihindari dalam bekerja. Pelatihan atau magang  ini membuat para mahasiswa jadi terlatih. Sejak dini sebelum terjun ke tengah masyarakat, masuk ke dunia kerja, mereka sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan nantinya.

Hasilnya?

Sangat bermanfaat. Secara umum. Masa tunggu mahasiswa kita setelah wisuda, paling lambat hanya tiga bulan saja. Setelah itu, mereka langusng bekerja. Bisa dikatakan mereka tidak ada yang menganggur. Karena jujur saja. Tingkat kebutuhan dunia kerja di sektor kesehatan  terhadap tenaga akademisi kesehatan (alumni IKMB, red) cukup tinggi. Ini jelas membuat kita sangat berbahagia. Anak-anak kita, para alumni, bisa diterima dengan baik di tengah klinik ksehatan, apotek, puskesmas, RS dan lainnya.

Bagaimana cara mengenalkan IKMB ke tengah masyarakat?

Kita melakukan promosi secara personal. Mendatangi orang tua calon mahasiswa dan calon mahasiswa. Selain itu, para alumni diberdayakan menjadi sentra promosi, sentra informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang IKMB, dan tentu pada akhirnya, diharap masyarakat akan masuk di IKMB. Selain itu, ada juga tim promosi dari kampus IKMB. Tim ini turun langsung ke tengah masyarakat. Kita harus jemput bola.

Tak  hanya itu, di pulau-pulau kita juga bergerak. Kita sudah ada marketing-marketing yang mepromosikan IKMB. Mereka itu adalah alumni IKMB sendiri. Di kampus, juga ada tim  marketing khusus. Mereka turun secara priodik ke daerah-daerah, ke kantong-kantong penduduk untuk mensosialisasikan keberadaan dan keunggulan IKMB kepada masyarakat.

Bentuk lainnya?

Kita juga membentuk link-link di jaringan grup IKMB. Ini fungsinya untuk melakukan koordinasi, komunikasi, silaturahmi antar para alumni, para mahasiswa dan bahkan dengan dosen IKMB sendiri. Jadi. Walau sudah diwisuda. Sudah masuk dunia kerja di Indonesia, kita upayakan komunikasi antara mahasiswa, alumni dan dosen tetap terjaga.

Asal daerah mahasiswa?

Para mahasiswa  IKMB ada yang berasal dari berbagai daerah. Dari desa atau kota besar. Mereka yang dari desa, setelah selesai pendidikan langsung pulang. Mengabdi di pulau, atau di daerah masing-masing. Mereka inilah yang kemudian kita berdayakan menjadi marketing-marketing mepromosikan IKMB. Tugas yang saja juga dibderikan kepada alumni dari kota seperti Padang (Sumatera Barat), Jawa, NTT, NTB, Aceh, Palembang, Jambi, Bengkulu, Medan dan lainnya. Mereka senang  ikut membesarkan dan memberi informasi keberadaan IKMB kepada calon mahasiswa dan masyarakat.

Minat masyarakat terhadap IKMB?

Antusia masyarakat memasukkan anaknya ke IKMB cukup tinggi. Penerimaan mahasiswa tiap periode selalu berada di atas prediksi dan ekspektasi kita. Peminat selalu meningkat. Bahkan melebihi kuota yang ada di IKMB. Tapi kita tetap profesional. Mereka yang diterima adalah lulusan teraik yang telah melewati seleksi dari tim penjaringan masuk IKMB.

Ada kemudahan  masuk ke IKMB?

Pasti. Kita berkerja sama dengan pemerintah menerima mahasiswa lewat program beasiswa. Ini kita sebut Mahasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah). Ini adalah program pendidikan tinggi untuk mahasiswa yang tidak mampu. Program dibiayai Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Dalam program  ini, Kemenristekdikti mendata siswa-siswi di sekolah-sekolah untuk masuk di kampus-kampus yang mereka minati. Salah satunya adalah IKMB. Kita memberikan perhatian dan kemudahan cukp besar kepada mahasiswa KIP-Kuliah ini.

Ada informasi IKMB akan membuka Fakultas Kedokteran?

Ha ha. Pertanyaan ini no comment dulu lah.

Perhatian untuk masyarakat sekitar?

Alhamdulillah. IKMB yang berada di bawah naungan Yayasan Harapan Bunda yang terdiri dari Rumah Sakit Harapan Bunda (RSHB) Batam, IKMB Batam, Rumah Sakit Agung Jakarta, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Harapan Bunda Batam, Klinik Bunda Baloi Batam, Klinik Asih Batam, Hotel Bunda Batam, dan Masjid Al Amin di Tembesi Batam, Optik Bunda dan berbagai perusahaan internal lainnya tidak  jauh dari masyarakat. Tiap tahun, biasanya saat Ramadan, kita mengundang 1.500-an orang, mulai dari anak yatim piatu, panti asuhan, tokoh agama, tokoh masyarakat, unsur pemerintah untuk makan bersama. Saat itu kita juga memberikan santunan kepada mereka yang berhak. Untuk Hari Raya Idul Adha, kita menyembelih sekitar 20 sapi dan mendapat 3.500 kupon. Daging itu dibagikan di Padang, Batusangkar, Batam dan Jakarta.

Dukungan pemerintah bagaimana?

Kita sangat berterima kasih. Perhatian, dukungan dan bantuan Wali Kota Batam, Pak HM Rudi SE MM dan Gubernur Pemprov Kepri, H Ansar Ahmad SE MM kepada IKMB sangat tinggi dan besar. Beliau berdua memberikan bantuan menggunakan fasilitas-fasilitas kesehatan dan pendidikan kepada IKMB. Terima kasih juga untuk pasangan Wali Kota Batam dan pasangan Gubernur Kepri sebelumnya. Urusah-urusan kita juga sangat mudah dan dimudahkan. Semua pelayanan kesehatan dn pendidikan untuk IKMB, dibantu dan difasilitasi pemerintah. (***)

Biografi

Nama: Ns Didi Yunaspi MKep

Lahir: Bukitinggi, Sumatera Barat, 20 Juli 1978

Saudara: Anak pertama dari tiga bersaudara

Keluarga

Istri: Roza Erda MKM MM

Anak:Muhammad Ilham Aldira

: Arif Ramdhan Aldira

: Abid Zikri Aldira

Pendidikan    

SDN 02 Tabat Patah, Batusangkar. Lulus 1990.

SMPN Pasir Lawas, Batusangkar. Lulus 1993.

SMAN 1 Payakumbuh. Lulus 1996.

Akper Depkes RI Padang. Lulus Tahun 1999.

S1 Keperawatan, PSIK FK-Unand. Lulus 2004.

Profesi Ners, PSIK FK-Unand. Lulus 2005.

S2 Keperawatan, FKep Unand. Lulus 2015.

Program Doktor, Prodi S3 Kesmas FK-Unand sampai sekarang.

Organisasi

Ketua Bagian Diklat PPNI Kota Batam periode 2015-2021.

Jabatan

Kabid Keperawatan RS Harapan Bunda (RSHB) Batam.

Wakil Rektor III Institut Kesehatan Mitra Bunda (IKMB).

Reporter: Suprizal Tanjung

spot_img

Update