batampos – Hujan deras yang mengguyur Kota Batam, Selasa (28/2) lalu mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa kawasan di Kecamatan Seibeduk.
Anggota DPRD Kota Batam, Dapil Seibeduk, Mochamad Mustofa mengatakan, hujan yang merata mengakibatkan banjir di beberapa daerah di Kecamatan Seibeduk. Bahkan banjir yang terjadi mencapai tinggi dada orang dewasa.
Tidak hanya banjir, hujan juga mengakibatkan tanah longsor di kawasan Bukit Kemuning dan diperkirakan akan ada tanah longsor susulan.
Baca Juga:Â Pemukiman Terendam Banjir, Jalan Tertimbun Tanah Longsor
“Jalan sempat tertimbun dan tidak bisa dilalui. Ketinggian tebing itu sekitar 50 meter dan di atas sudah menjadi lumpur, sangat mungkin longsor susulan,” katanya saat ditemui di DPRD Batam, Selasa (1/3) siang.
Atas kejadian tersebut ia berharap pemerintah melalui Dinas PU untuk mengantisipasi dengan turun langsung ke lokasi yang rawan terjadinya tanah longsor susulan. Sebab, jika hal ini tak segera dibenahi, maka dikhawatirkan akan memakan korban kedepannya.
“Kejadian longsor Bukit Kemuning juga pernah terjadi beberapa tahun lalu, dan sangat ekstrim. Itu sampai jalan terputus, dan akhirnya harus beberapa tahun kita menunggu sampai akhirnya tersambung dengan biaya Rp11 miliar lebih,” katanya.
Baca Juga:Â Jalan S Parman Seibeduk Semakin Rusak Parah
Ia melanjutkan, tanah longsor ini terjadi karena debit air yang sangat besar ditambah dengan saluran air yang tak segera dibenahi. Sehingga, Dinas PU harus segera turun ke lapangan untuk mengevaluasi kejadian ini.
“Untuk penanganan lebih lanjutnya seperti apa penangan bencananya,” katanya.
Selanjutnya, ia juga meminta kepada BP Batam untuk mengevaluasi semua PL yang telah dikeluarkan. Khususnya PL pemukiman yang berada di dataran tinggi dan penggundulan hutan.
“Penampungan air yang dulunya diserap oleh hutan, tapi sekarang kondisi nya sudah gundul dan mengalir bebas ke perumahan menuju ke tempat yang rendah. Disaat bersamaan irigasi di Seibeduk cuma satu dan sampai sekarang belum ada sentuhan dan dibangun untuk menampung air yang numpuk jadi satu tempat,” jelasnya.
Baca Juga:Â Pelatihan Kerja Disnaker Kota Batam Dibuka, Ini Link Pendaftarannya
Meskipun saat ini sudah dilakukan pembebasan lahan untuk saluran ke arah laut, bamun pembangunan itu terhenti karena anggarannya dialihkan untuk pembangunan jalan. Sehingga, di tahun 2023 ini atau 2024 mendatang, pembangunan saluran itu bisa dilanjutkan karena anggaran sudah ada.
“Jangan sampai anggaran itu untuk pembangunan saluran air besar di Kota Batam khususnya di Sei Beduk dikurangi. Karena kemarin di 2022 itu dikurangi dan hanya diberikan anggaran untuk normalisasi atau pengerukan. Tapi kalau pembangunan tak ada. Jadi saya berharap perhatian dari pemerintah Kota Batam dan BP Batam evaluasi semua pemberian Izin terutama di daerah tinggi sehingga serapan air itu hilang,” imbunnya.
Sementara itu, Walikota Batam sekaligus Kepala BP Batam mengatakan, untuk pembangunan drainase induk belum bisa dilakukan dalam waktu dekat ini. Saat ini, untuk pembangunan drainase induk itu dalam tahap desain.
“(Jalan sekaligus drainase) Tidak, jalan dulu karena uangnya tak cukup. Drainase di space jalan yang kosong itu nanti,” ujarnya singkat. (*)
Reporter : Eggi Idriansyah