Minggu, 17 November 2024

Limbah B3 Menumpuk di Tanjunguncang

Berita Terkait

spot_img
Limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) masih menumpuk di pinggir jalan menuju kawasan Galangan Kapal di Tanjunguncang. Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) masih menumpuk di pinggir jalan menuju kawasan Galangan Kapal di Tanjunguncang. Limbah glaswoll atau busa peredam yang biasa digunakan di industri galangan kapal.

Limbah tak bertuan ini sudah ada sejak sebulan yang lalu dan semakin mengkuatirkan masyarakat sekitar. Limbah B3 ini dikuatirkan terbawa arus air saat hujan dan mencemari lingkungan pemukiman warga.

Lurah Tanjunguncang, Tengku Akbar, menyayangkan lambatnya penanganan limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) tersebut.

Saat mengikuti dialog curhat Kamtibmas dengan jajaran Polsek Batuaji, Tengku berharap agar pihak kepolisian bisa mengusut tuntas pelaku pembuangan limbah tersebut.

Baca Juga: Puluhan Rumah di Purimas 2 Terancam Tertimbun Tanah Longsor

“Sudah mau satu bulan. Untuk pengangkutannya, Kita akan koordinasi lagi dengan DLH karena itu berbahaya apalagi musim hujan seperti ini,” ujar Tengku.

Kapolsek Batuaji, Kompol Restia Octane Guchy, menyampaikan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan.

Namun pelaku pembuang limbah belum diketahui. Pihaknya kesulitan mengungkap pelaku pembuang limbah karena minimnya saksi dan bukti petunjuk di lapangan.

“Tapi masih terus kami dalami,” ujar Guchy.

Baca Juga: Polsek Sekupang Tutup U-Turn dan Jalan Tikus di Jalan Gajah Mada

Sementara masyarakat di sekitar lokasi pembuangan limbah berharap agar keberadaan limbah ini segera diangkut. Mereka kuatir limbah yang terkontaminasi dengan air hujan akan masuk ke pemukiman mereka.

“Sebaiknya diangkut biar aman. Pelaku pembuang limbah juga tolong diusut biar tak seenaknya buang limbah di pinggir jalan,” ujar Yosef, warga Tanjunguncang.

Seperti diketahui limbah ini menumpuk di pinggir jalan menuju komplek galangan kapal jalan Brigjen Katamso, Tanjunguncang.

Baca Juga: Disperindag Batam Mulai Distribusikan Sembako Murah Pekan Depan

Limbah ini jadi sumber penyakit bagi masyarakat atupun pekerja galangan sebab, sudah rapuh dan berterbangan saat ditiup angin.

Masyarakat ataupun pekerja yang melewati lokasi jalan menuju kawasan galangan kapal ini sering menghirup serbuk limbah yang tertiup angin.

Informasi yang disampaikan masyarakat, limbah tersebut diduga berasal dari perusahaan yang melakukan aksi pemotongan galangan kapal.
Masyarakat berharap agar instansi pemerintah terkait segera merespon sehingga limbah tersebut segera diatasi.

“Bila perlu kasih sanksi kepada perusahaan yang membuangnya. Ini berbahaya karena serbuk nya itu bahaya sekali,” ujar Agus, warga lainnya.

Baca Juga: Roro Bahtera Nusantara 03 Mulai Berlayar Menuju Tambelan dan Sintete Hari Ini

Limbah ini dari serat kaca yang disusun menggunakan pengikat menjadi tekstur yang mirip dengan wol atau bulu domba.

Prosesnya memerangkap banyak kantong udara kecil di antara kaca, dan kantong udara kecil ini menghasilkan sifat insulasi termal yang tinggi.
Jika sudah habis limit pemakaian, maka bahan tersebut akan menjadi lapuk dan sangat mudah diterbangkan angin.

Glaswoll sangat berbahaya terhadap kesehatan, dapat mengakibatkan kulit gatal dan juga iritasi.(*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Kota Mandiri Renggali Cicilan Mulai Rp660 Ribuan

Update