batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mencatat ada sebanyak 111 warga yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) diawal tahun 2023. Bahkan satu orang di antaranya meninggal dunia.
“Ya sampai 28 Februari ada 111 kasus DBD. Satu pasien meninggal dunia, ” ujar Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi, Senin (6/3/2023).
Menurutnya dari 111 kasus tersebut, 65 kasus DBD terjadi di sepanjang bulan Januari 2023.
Selanjutnya pada Februari ada 45 kasus. Jika dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, ada 85 kasus di sepanjang Januari serta 65 kasus bulan Februari.
Baca Juga:Â Perbaikan Longsor di Puri Mas Terkendala Akses, Pengembang Diminta Bangun Tembok Penahan
Didi menambahkan, salah satu penyebab kasus DBD ini ialah karena memasuki musim pancaroba atau peralihan musim atau memasuki musim hujan.
Tingginya curah hujan saat ini mempengaruhi peningkatan kasus DBD. Genangan air timbul setelah hujan berpotensi jadi sarang nyamuk berkembangbiak.
Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan tempat tinggalnya.
Oleh sebab itu, Dinkes Kota Batam terus berupaya mengendalikan kasus DBD dengan mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan lingkungan dan termasuk juga mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik dengan menunjuk juru pemantau jentik (jumantik) memantau dan memastikan tak ada jentik di lingkungan masing-masing.
Baca Juga:Â Ekspor Batam Turun ke US$ 1.216,37 Juta
“Kita juga minta semua kasus tersangka deman wajib dilaksanakan penyelidikan epidemiologi DBD dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Batam, ” sebut Didi.
Upaya lain yang dilakukan Dinkes guna meminimalisir kasus DBD ini ialah dengan meningkatkan peran masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk.
Mengkampanyekan program 3M, yakni menguras bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, dan menyingkirkan barang-barang bekas.
“Selain itu dalam mengantisipasi peningkatan kasus yang lebih banyak Dinkes juga mengintrusikan puskesmas meningkatkan kesiapsiagaan DBD,” ujar Didi.
Peningkatan kesiapsiagaan DBD ini meliputi, meningkatkan peran serta masyarakat untuk ikut peduli mencegah peningkatan DBD ini.
Baca Juga:Â Harga Telur Turun
Dinkes juga meminta puskesmas untuk mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik dengan menunjuk juru pemantau jentik (jumantik) memantau dan memastikan tak ada jentik di lingkungan masing-masing.
Sebagaimana diketahui, kasus DBD di Batam sepanjang tahun 2022 berjumlah 902 kasus dengan 6 kasus kematian. Angka ini naik dibanding tahun 2021 yakni sebanyak 710, dengan 4 kasus kematian.
Sementara itu di awal 2023, tepatnya mulai 1 Januari sampai 1 Februari ada 66 warga yang terjangkit DBD.(*)
Reporter: Rengga Yuliandra