Rabu, 4 Desember 2024

Orderan Pembuatan Kapal di Batam Naik Hingga 400 Persen 

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. Aktivitas galangan Kapal di Tanjunguncang, Batuaji. Foto: Dalil Harahap/Batam Pos
batampos – Orderan pembuatan kapal di Kota Batam meningkat hingga 400 persen dibandingkan dengan dua tahun terakhir saat pandemi Covid-19 mewabah.
Hal ini disampaikan Ketua DPP Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), Anita Puji Utami, saat bertandang ke Batam, Kamis (9/3/2023).
“Alhamdulilah untuk projek pembuatan kapal di Batam dan Kepri pada umumnya terjamin. Dua tahun ke depan masih aman,” ujar Anita.
Ketua DPC Iperindo Kepri, Ali Ulai, juga menyampaikan hal yang sama. Owner PT Citra Shipyard itu menjelaskan, orderan pembuatan kapal di Batam meningkat drastis sejak pertengahan tahun 2022 lalu.
PT Citra Shipyard sendiri, kata Ali, sekarang sudah di atas sepuluh pesanan pembuatan kapal dan itu meningkat sangat jauh dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya dua atau tiga pesanan kapal dalam setahun.
“Banyak pesanan kapal terutama tongkang karena ada peningkatan kebutuhan batubara yang memang harus memerlukan banyak armada kapal pengangkut,” kata Ali.
Kabar baik ini baik Anita maupun Ali, diharapkan mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Pusat ataupun Daerah sebagai upaya untuk kembali memperkuat ekonomi nasional dan daerah.
Ia berharap segala perizinan kemaritiman sebaiknya dipermudah dengan tidak mengabaikan aturan-aturan pokok yang sudah ada.
“Harapan kita itu, semua pihak saling bahu membahu mendukung kami agar perekonomian kita semakin baik lagi kedepannya,” ujar Anita.
Demikian juga dengan persoalan kekurangan tenaga las atau welder yang dihadapi perusahaan galangan kapal di Kepri.
Ali Ulai berharap ada solusi yang tepat dari pemerintah supaya kebutuhan tenaga welder yang sesuai segera terpenuhi.
“Karena percuma juga kalau orederan banyak tapi tak ada pekerja. Satu galangan sekarang paling banyak 20-an orang saja untuk tenaga welder. Padahal idealnya di atas 30 orang,” kata Ali.
Untuk kebutuhan anggota Iperindo Kepri sendiri, tenaga welder yang dibutuhkan tahap pertama ini sekitar 5.000 orang.
“Yang kita butuhkan sekarang sekitar 5.000 orang untuk tukang lasnya. Masih kesultanan kami dengan tenaga las ini,” ujar Ali.
Persoalan pengusaha galangan kapal di Batam ini juga langsung ditanggapi oleh Anita. Dia akan membawa harapan dari Iprindo Kepri ke pusat untuk berkoordinasi dengan rekanan Iperindo seperti sekolah-sekolah yang mencetak lulusan welder siap kerja, serta Kementerian Tenaga Kerja.
“Iya masalahnya tahun-tahun kemarin kan kita baru dilanda pandemi tentu berdampak dengan penurunan orderan pembuatan kapal. Nah tiba-tiba ada peningkatan orderan pembuatan kapal karena adanya peningkatan produksi batubara, ini tentunya tidak langsung pulih begitu saja,” katanya.
“Orderan kapal meningkat drastis loh jadi memang butuh waktu. Kita akan cari solusi masalah kekurangan tenaga las ini dengan menggandeng kerja sama dengan mitra kita termasuk Kementerian Tenaga Kerja,” kata Anita lagi.
Meskipun demikian Anita berharap agar pengusaha galangan kapal dan industri lepas pantai di Kepri untuk tetap fokus dengan situasi yang ada saat ini.
Meskipun ada hambatan tetap semangat untuk terus meningkatkan sektor industri galangan kapal dan lepas pantai di Kepri.
“Kita akan support dan pemerintah juga pastinya sebab galangan kapal memiliki andil yang cukup besar untuk kemajuan ekonomi masyarakat,” ujar Anita.(*)
Reporter: Eusebius Sara
spot_img

Update