Rabu, 27 November 2024
spot_img

Batam Defisit Anggaran, Banyak Proyek Akan Terdampak

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi: Proyek pelebaran jalan di Jalan Ahmad Yani Batam Center.

batampos – Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan target pendapatan daerah di triwulan pertama masih jauh dari harapan.

“Anggaran kita masih jauh kurangnya. Jadi belum sesuai target. Karena itu rencana anggaran ke depan harus dibahas ulang sepertinya,” kata dia usai menghadiri paripurna di kantor DPRD Batam, Rabu (29/3).


Menurutnya, jika anggaran pendapatan dan belanja tidak mencapai target, maka akan berdampak terhadap banyak hal seperti pengerjaan pembangunan yang sudah direncanakan.

Baca Juga: Batam Dapat Rp 262 Miliar dari DBH Pajak

“Termasuk juga soal buka bersama kemarin. Anggaran Rp1,2 miliar sudah dibatalkan. Dan uang tidak terpakai dan kembali ke kas,” ujarnya.

Rudi mengakui agenda sudah dibatalkan. Terkait pengalihan anggaran tersebut untuk kegiatan lain, ia mengungkapkan masih belum tahu.

“Nanti lah di anggaran perubahan dibahas lagi. Lagian uangnya juga belum tentu ada. Coba tanya Pak Raja Azmansyah tercapai tidak target APBD kita. Informasinya kemarin berkurang banyak,” terangnya.

Baca Juga: Taman Rusa Sekupang akan Dilengkapi Coffee Corner

Rudi mengungkapkan banyak kegiatan tidak bisa terselenggara, jika anggaran pendapatan tidak mencapai target.

“Masih defisit. Makanya kita harapkan pendapatan bisa meningkat. Sehingga rencana kerja bisa segera dimulai, kalau uangnya ada,” imbuhnya.

Berdasarkan siependa.go.id hingga saat ini tercatat nilai pendapatan asli daerah (PAD) Rp343 miliar atau 20 persen dari target Rp1,6 triliun.

Tahun 2023 Batam menargetkan APBD menyentuh angka Rp3,2 triliun. Hingga saat ini sudah terealisasi kurang lebih Rp 468 miliar atau 14 persen.

Baca juga: Pejabat Polda Kepri Kembali Dimutasi, Termasuk Kabid Humas

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Batam, Raja Azmansyah mengatakan target di triwulan pertama 25 persen. Sedangkan sekarang ini capaian secara keseluruhan, PAD 20.74 persen, pajak daerah 22.02 persen dan retribusi 12.09 persen,

“Idealnya semua sudah 25 persen. Namun ada beberapa tren belum sesuai dengan harapan. Terutama dari retribusi daerah,” jelasnya.

Dengan program-program supaya tren positif pajak PBB P2 dan BPHTB ini bisa terus berlanjut.

Khusus pajak daerah lainnya belum optimal penerimaannya, yakni hotel, restoran, hiburan, parkir. Upaya optimalisasi selalu dilakukan, agar target bisa terealisasi dengan baik.

“Upaya tetap ada. Kami terus dorong agar capaian ini bisa maksimal,” tutupnya. (*)

 

 

Reporter: YULITAVIA

spot_img

Update