batampos – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Batam tergolong masih cukup tinggi. Hingga awal April 2023 ini saja, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mencatat ada sebanyak 162 warga yang terjangkit penyakit mematikan itu. Bahkan satu orang di antaranya meninggal dunia.
“Ya sampai 10 April 2023 ini ada 162 kasus DBD. Dimana satu pasien meninggal dunia, ” ujar Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi, Rabu (12/4/2023).
Menurutnya, dari 162 kasus tersebut 65 kasus DBD terjadi di sepanjang bulan Januari 2023. Selanjutnya pada Februari ada 46 kasus, 44 kasus di Maret dan tujuh kasus di awal April.
Baca Juga:Â Lebih Murah, Pasar Murah Ramadan Diminati Masyarakat Batuaji
Jika dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, ada 85 kasus di sepanjang Januari serta 65 kasus bulan Februari, 75 kasus di Maret serta 62 kasus di bulan April tahun lalu.
Didi menambahkan, salah satu penyebab kasus DBD ini ialah karena memasuki musim pancaroba atau peralihan musim atau memasuki musim hujan.
Tingginya curah hujan saat ini mempengaruhi peningkatan kasus DBD. Genangan air timbul setelah hujan berpotensi jadi sarang nyamuk berkembangbiak.
Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan tempat tinggalnya.
Oleh sebab itu, Dinkes Kota Batam terus berupaya mengendalikan kasus DBD dengan mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan lingkungan dan termasuk juga mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik dengan menunjuk juru pemantau jentik (jumantik) memantau dan memastikan tak ada jentik di lingkungan masing-masing.
Baca Juga:Â Syahid Ridho Berikan Bantuan Pembangunan Pondok Pesantren Yayasan Al Amin
“Kita juga minta semua kasus tersangka deman wajib dilaksanakan penyelidikan epidemiologi DBD dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Batam,” sebut Didi.
Upaya lain yang dilakukan Dinkes guna meminimalisir kasus DBD ini ialah dengan meningkatkan peran masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Mengkampanyekan program 3M, yakni menguras bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, dan menyingkirkan barang-barang bekas.
“Selain itu dalam mengantisipasi peningkatan kasus yang lebih banyak Dinkes juga mengintrusikan puskesmas meningkatkan kesiapsiagaan DBD,” ujar Didi.
Baca Juga:Â Lion Air Sediakan Extra Flight dari Batam Tujuan Padang, Pekanbaru, dan Palembang
Peningkatan kesiapsiagaan DBD ini meliputi, meningkatkan peran serta masyarakat untuk ikut peduli mencegah peningkatan DBD ini.
Dinkes juga meminta puskesmas untuk mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik dengan menunjuk juru pemantau jentik (jumantik) memantau dan memastikan tak ada jentik di lingkungan masing-masing.
Sebagaimana diketahui, kasus DBD di Batam sepanjang tahun 2022 berjumlah 902 kasus dengan 6 kasus kematian. Angka ini naik dibanding tahun 2021 yakni sebanyak 710, dengan 4 kasus kematian. Sementara itu di awal 2023, tepatnya mulai 1 Januari sampai 1 Februari ada 66 warga yang terjangkit DBD.(*)
Reporter: Rengga Yuliandra
