batampos – Air menjadi masalah yang belum terselesaikan di Batam. Problem krisis air tidak hanya di Tanjunguncang, namun juga terjadi di beberapa daerah lainnya.
Bahkan, kebocoran pipa air, juga jadi pemandangan lumrah akhir-akhir ini.
Direktur PT Air Batam Hilir (ABH), Mujiaman Sukirno, mengatakan, problem utama adalah produksi air.
Ia mengatakan, sudah hampir 7 tahun ini, tidak ada penambahan produksi air di Batam.
Baca Juga:Â Pemprov Kepri Ajukan 800 Formasi Guru PPPK Tahun 2023
Padahal, dari data didapat Batam Pos pertahunnya, penambahan pelanggan sebanyak 20ribu.
“Tapi, produksi tidak bertambah,” kata Mujiaman saat ditemui Batam Pos beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, penambahan kapasitas ini adalah sesuatu yang penting. Batam, kata Mujiaman membutuhkan produksi tambahan sekitar 500 liter per detiknya.
Sedangkan, kebutuhan untuk mencukupi hal itu, disebut Mujiaman masih sangat jauh.
Baca Juga:Â Biaya Pasien COVID-19 Ditanggung BPJS Kesehatan
“Ketinggalannya 500 lps,” ucapnya.
Mujiaman mengatakan, fokus utama saat ini mengejar ketertinggalan jumlah produksi di Batam. Sebab jika dibiarkan terus, permasalahan air tidak akan terselesaikan.
Oleh sebab itu, proyek Mukakuning II menjadi salah satu bagian penting peningkatan produksi air di Batam.
Ia mengatakan, Mukakuning II akan menambah produksi air di Batam menjadi 350 liter per detik. Sehingga, jika proyek ini selesai dan berjalan.
Baca Juga:Â Kendaraan Mati Pajak, Korban Kecelakaan Lalu Lintas Tak Dapat Santunan Jasa Raharja
“Maka pekerjaan rumah atas permasalahan air dapat berkurang,” ujar Mujiaman.
Saat ditanyai mengenai pelanggan, Mujiaman mengatakan, banyak penambahan pelanggan di daerah yang tinggi. Sehingga, mereka sering mengeluhkan persoalan air.
“Daerah tinggi banyak, di daerah rendah juga banyak. Pastinya, air tersedot ke daerah rendah, makanya daerah tinggi tidak dapat,” ucap Mujiaman.
Pipa, kata Mujiaman tak menjadi persoalan penting. Ia menilai, pipa peninggalan dari pihak ATB Batam masih layak digunakan. Sebab, umuranya masih 25 tahun.
Baca Juga:Â Kabar dari Tanah Suci, Jemaah Haji Embarkasi Batam Meninggal Dunia
“Ada di beberapa tempat, umur pipa 75 tahun. Masih layak juga,” ucapnya.
Oleh sebab itu, pergantian pipa tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat. PT ABH juga belum menghitung biaya pergantian pipa di Batam.
“Masih layaklah digunakan,” ujarnya.
PT ABH, kata Mujiaman hanya menyalurkan air yang didapat dari BU SPAM Batam. Tidak ada pengurangan jumlah pasokan.
Baca Juga:Â Air SPAM Mati, Warga Batam Ambil Air Kubangan Untuk Kebutuhan Rumah Tangga
“Kami hanyalah penyalur, berapa yang kami dapat itulah yang kami salurkan,” tuturnya.
Solusi jangka pendek dilakukan PT ABH adalah memasang injeksi, agar tekanan air mengalir ke masyarakat bertambah. Selain itu, menggunakan metode keseimbangan.
Baca Juga:Â Warga Sagulung Resah Tumpukan Material Sisa Produksi Perusahan Kontruksi Menumpuk di Dekat Permukiman
Mujiaman mencontohkan, daerah yang tekanan tinggi, akibat penggunaan air kurang. Akan dikurangi tekanannya, agar meningkatkan pasokan air ke daerah tekanan rendah.
“Jangka pendek begitulah kami lakukan. Jangka panjang, tingkatkan produksi air,” ujarnya.
Batam Pos mencoba mengonfirmasi beberapa hal ke BU SPAM Batam, melalui Kabiro Humas, Promosi dan Protokol, Ariastuty Sirait. Namun, beberapa pertanyaan dari Batam Pos tidak mendapatkan jawaban. Beberapa kali dihubungi, Ariastuty tidak merespon sama sekali.(*)
Reporter: Fiska Juanda