batampos – Pemko Batam melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam terus berupaya melakukan edukasi kepada masyarakat agar menggunakan jamban sehat.
Melalui Kementerian Kesehatan lewat Provinsi Kepri telah dilakukan pembangunan jamban di daerah pesisir pantai dengan menggunakan teknologi tepat guna secara bertahap.
“Sudah kita lakukan baik edukasi jamban sehat ataupun pembangunan jamban-jamban di daerah pesisir, ” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, Selasa (20/6/2023).
Selain itu, lanjutnya, setiap tahun Pemko Batam melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR), terus berupaya melakukan pembangunan jamban komunal selanjutnya saat ini diusahakan berkolaborasi dengan pihak lain dan swasta.
Baca Juga: Kecelakaan Tunggal di Tanjung Riau, Satu Korban Meninggal Dunia
“Hal ini terbukti dengan adanya dana CSR dari BRI yang akan diluncurkan untuk pembangunan jamban tersebut dan upaya lain terus dilakukan sehingga seluruh masyarakat Kota Batam bisa memiliki jamban yang sehat,” tuturnya.
Dikatakan Didi, untuk penilaian kota sehat sendiri kan wajib jamban ini. Salah satu faktor penyebab masih ada masyarakat yang belum memiliki jamban ialah faktor kebiasaan, perilaku dan ekonomi.
Berdasarkan data Dinkes Kota Batam rata rata rumah di tepi pantai yang tidak ada jamban dan septi tank ini.
Baca Juga: Pendaftaran SMKN 1 Batam Diatas 1000 Calon Siswa, Diterima Hanya 546 Orang
“Miskin dan jamban berhubungan tapi ngak identik tapi lebih ke arah budaya dan perilaku. Untuk itu setiap tahun ini selalu anggara kan melalui dinas CKTR untuk pembangunan Jamban Komunal di masyarakat, ” pungkasnya.
Sebelumnya, Pemko Batam mencatat sebanyak 10.639 kepala keluarga (KK) masih berperilaku buang air besar sembarangan (BABS) dan tidak memiliki jamban.
Sekda Kota Batam Jefridin Hamid mengatakan agar masyarakat tidak buang air besar sembarangan maka diperlukan penyediaan sarana sanitasi.
Baca Juga: Kepala BP Batam Perintahkan SPAM dan ABH Ambil Langkah Cepat Selesaikan Polemik Air
Menurutnya hal ini harus dimulai dari komunitas terkecil yakni rumah tangga dengan harapan tidak ada lagi perilaku BABS di masyarakat Kota Batam baik di daerah pulau penyangga (hinterland) maupun pulau utama (mainland).
“Untuk penyediaan jamban ini memakai Teknologi Tepat Guna (TTG) sebagaimana yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan RI. Penyediaan TTG ini merupakan solusi yang sangat tepat dan efektif. Karena memiliki daya tampung 10 tahun dengan kapasitas 6-7 anggota keluarga,” kata Jefridin.(*)
Reporter: Rengga Yuliandra