Selasa, 26 November 2024

Anggota Dewan Sebut Mutu Pendidikan di Batam Menurun

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi hari pertama masuk sekolah. F.Cecep Mulyana

batampos – Pemerintah Kota Batam mengambil kebijakan dengan menambah jumlah siswa di kelas. Hal ini guna menampung siswa yang gagal saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) lalu.

Anggota DPRD Kota Batam, Udin P Sihaloho mengatakan menambah jumlah siswa mungkin menjadi solusi terakhir yang terpaksa diambil, agar anak-anak tetap bisa bersekolah.


“Memang maksimalnya kan 36 sesuai dengan aturan Kemendikbud, namun dengan luas ruang kelas yang dibangun selama ini, menurut saya 40 orang masih muat, dan tidak sesak juga,” kata Udin saat dihubungi, Selasa (27/6).

Baca Juga: Marlin dan Jefridin Temui Wali Murid Baru di SDN 009, Jefridin: Murid yang Tak Tertampung Diterima Semua

Anggota Komisi IV ini mengungkapkan tantangan bagi Batam saat ini adalah melahirkan anak didik yang berilmu, dan mencerdaskan. Dengan jumlah 40 siswa tersebut diharapkan tidak menggangu efektivitas sistem belajar mengajar di ruang kelas.

“Harus kita akui ada penurunan mutu pendidikan saat ini. Saya kurang mengerti detail penyebabnya. Namun jika dibandingkan sebelum Covid-19, mutu pendidikan cenderung turun,” tegasnya.

Untuk itu, yang perlu dilakukan saat ini adalah meningkatkan sistem belajar mengajar. Sehingga anak- anak yang menyelesaikan pendidikan mereka ini bisa menguasai apa yang mereka pelajari di sekolah.

“Kalau mereka tidak menguasai akan berdampak terhadap masa depan mereka. Jadi memang harus dididik sedini mungkin. Lahirkan anak-anak yang berdaya saing,” ungkapnya.

Baca Juga: Telantarkan Anak, Pensiunan BUMN Dituntut di Pengadilan Negeri Batam

Ia berharap dengan penambahan siswa di kelas dari 36 menjadi 40 ini tidak menurunkan efektivitas belajar, termasuk tingkat kreativitas guru dalam menyampaikan materi ajar.

“Saya rasa ini upaya yang bisa dilakukan saat ini. Asalkan mutu pendidikan tidak menurun,” ucap Udin.

Satu hal lagi yang menjadi perhatian adalah infrastruktur yang masih jauh dari kata layak. Ia mencontohkan SMPN 62 Batam yang berada di Bengkong. Meskipun sudah menamatkan angkatan pertama, dan masuk ke angkatan kedua gedung sekolah belum ada kemajuan.

“Ini juga menjadi masalah di Batam. Siswa menumpang tak kunjung teratasi. Akibatnya efektivitas dan psikologis anak terganggu, karena harus numpang di sekolah lain,” terangnya.

Ia berharap kepada pejabat yang membidangi ini, untuk bisa memenuhi kebutuhan infrasturktur yang layak. Hal ini bisa menjadi perhatian dan menjadi prioritas ke depannya.

“Saya berpesan kepada siapa pun pemimpin daerah Batam berikutnya. Tolong ini menjadi perhatian. Kasihan anak-anak ini karena masih numpang,” tutupnya. (*)

 

 

Reporter: YULITAVIA

spot_img

Baca Juga

Update