Rabu, 15 Januari 2025

Pro Kontra Kenaikan Tarif Kontainer di Batam

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. Reach stacker mengangkut peti kemas di Pelabuhan Batuampar, Kamis (23/9) lalu. F. Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos – Tarif kontainer di Batam ke luar negeri naik setiap tahunnya. Kenaikan tarif dinilai oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) secara diam-diam. Dari data yang didapat Batam Pos dari Apindo Batam, kenaikan tarif kontainer dari 2021 ke 2022 sekitar 7 persen. Lalu dari 2022 ke 2023 lebih tinggi lagi, rata-rata mencapai 12,5 persen.

“Para pengusaha yang menjadi konsumen dari pelayanan angkutan kontainer di Batam ke luar negeri, menemukan kenaikan tarif setiap tahunnya. Kenaikannya juga cukup signifikan. Tidak ada sosialisasi sama sekali soal kenaikan tarif kontainer selama ini,” kata Ketua Apindo Batam, Rafki.


Apindo Batam mengakui telah menanyakan ke pihak pengelola pelabuhan BP Batam, terkait kenaikan tarif ini. “Kami tanyakan ke pihak pengelola pelabuhan BP Batam, ternyata mereka juga belum tahu. Baru akan dicek setelah Apindo menginformasikan hal tersebut,” kata Rafki lagi.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Muhammad Rudi Terkait Isu Pencabutan Protokoler dan Agenda Pemko Batam untuk Amsakar

Ia mengatakan, tarif kontainer di Batam, sudah sangat tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Sehingga, para pengusaha menilai seharusnya tarif tersebut bukan dinaikan, tapi diturunkan. Namun, kenyataanya tarif tersebut malah dinaikan.

“Kami tidak paham komponen apa yang membuat tarif kontainer di Batam bisa naik?” kata Rafki.

Pergerakan tarif kontainer yang terus naik ini, kata Rafki, dapat mengganggu alur investasi di Batam. Ia mengatakan, investasi akan sulit masuk ke Batam.

Ia berharap, hal ini menjadi perhatian Kepala BP Batam, Muhammad Rudi. Sehingga, Batam dapat kompetitif. Bukan malah makin sulit bersaing dengan negara tetangga akibat tarif kontainer yang makin mahal. “Mari kita jaga Batam ini supaya menarik bagi investor berinvestasi,” ujarnya.

Rencana kenaikan tarif ini, kata Rafki, makin memperparah kondisi para pengusaha. Tarif kontainer di Batam, kata Rafki jauh lebih tinggi dari Tanjungpriok ke luar negeri.

Baca Juga: Kepala BP Batam Janji Persoalan Air Selesai Dalam 3 Bulan

“Seharusnya dengan ditambahnya STS di Pelabuhan Batu Ampar, tarif kontainer bisa ditekan. Karena waktu handling kontainer akan lebih cepat dan jumlah kontainer yang bisa diangkut akan lebih banyak. Sehingga biayanya bisa ditekan. Ini kok malah agak aneh,” ucap Rafki.

Atas kenaikan tarif ini, Apindo meminta, kepada para pihak terkait tidak diam. Lalu, menurunkan lagi tarif kontainer di Batam seperti semula.

“Sebenarnya bisa lebih ditekan lagi, kalau skala ekonomis pelabuhan di Batam bisa diperluas. Biaya biaya siluman yang masih terjadi dan dipungut di pelabuhan, seharusnya sudah dibersihkan. Jangan malah semakin menjadi jadi sehingga menyebabkan biaya penanganan kontainer menjadi mahal,” ujar Rafki.

Ia mengatakan, soal pungli masih sulit dihilangkan di kawasan pelabuhan. Namun, Rafki mengatakan sulit untuk membuktikannya. “Kita yakin masih ada pungli yang dilakukan di lapangan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, yang mencari keuntungan dari mahalnya tarif kontainer di Batam,” ucap Rafki.

Baca Juga: PT BIB Akan Jalin Kerja Sama Dengan Taksi Online untuk Layani Penumpang di Bandara Hang Nadim

Ia berharap, BP Batam bisa memberantas, supaya biaya-biaya siluman itu tidak menjadi tanggung jawab pengusaha. Sebab, jika dibiarkan terus menerus, daya saing Batam sebagai daerah tujuan investasi, akan semakin menurun di masa depan.

“Kami siap membackup Kepala BP Batam dan jajaran BP Batam jika terjadi perlawanan dari para oknum penikmat pungli ini. Sudah saatnya negara ini bebas pungli. Apalagi berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Jika investasi di Batam menurun masyarakat Batam yang akan merugi,” kata Rafki.

Namun, tak semua pihak juga menolak kenaikan tarif kontainer ini. Aliansi Maritim Indonesia (ALMI), malah mendukung langkah BP Batam untuk melakukan penyesuaian tarif bongkar muat pelabuhan peti kemas di Kota Batam.

Hal itu disampaikan oleh Ketua ALMI, Osman Hasyim. Ia mengatakan, rencana kenaikan tarif yang akan dilaksanakan BP Batam sudah tepat. Hal itu, demi peningkatan perawatan, pelayanan dan pembangunan infrastruktur pelabuhan ke depan.

“Hal itu memang sudah wajar. BP Batam sudah terlalu baik, sejak berdiri sampai saat ini masih terus memberikan subsidi agar biaya pelabuhan murah. Justru hal ini kontraproduktif menurut pandangan saya,” ujar Osman, Rabu (28/6/2023).

Baca Juga: Tarif Kapal Pelni Naik 1 Juli, Ini Fasilitas yang Bisa Dinikmati Penumpang Selama Perjalanan

Osman melihat, investasi negara atas kemajuan industri di Batam, sudah sangat besar. Sehingga, sudah seharusnya negara mendapatkan pendapatan yang memadai.

“Pelabuhan itu sudah ditetapkan sebagai pelabuhan komersial. Artinya pelabuhan juga harus beroperasi dengan cara komersial. Bukankah dalam menetapkan tarif sudah ada alat ukurnya? Dilihat dari satu aspek saja, menurut saya harga yang ditetapkan jauh di bawah standar atau sangat murah. Ini malah tidak sehat. Padahal, yang kita inginkan semuanya sehat,” ucap Osman.

Sementara, BP Batam telah melakukan pembahasan internal terkait penyesuaian tarif bongkar muat peti kemas tersebut, Kamis (22/6/2023) lalu.

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, mengatakan bahwa pihaknya berupaya untuk segera melakukan sosialisasi terkait penyesuaian tarif dalam waktu dekat.

“Pembahasannya awal Juni lalu sudah selesai. Akan tetapi, kami memerlukan waktu untuk melakukan sosialisasi. Minimal satu bulan ke depan,” ujarnya. (*)

 

 

Reporter: FISKA JUANDA

spot_img

Update