batampos – Perusahaan galangan masih kekurangan tenaga welder. Idealnya, jumlah tenaga welder dalam satu perusahaan ada 30 hingga 40 orang. Namun yang terisi baru 15 hingga 20 orang dan itupun welder yang didatangkan dari luar Batam.
Ketua DPC Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepri Ali Ulai menyebutkan masih membutuhkan sekitar 5.000 tenaga welder untuk galangan kapal di Batam saat ini.
Persoalan ini belum bisa diatasi sepenuhnya sebab tenaga welder lama sudah banyak yang berpindah ke luar kota ataupun ke luar negeri saat pandemi Covid-19 mewabah. Ia berharap ada solusi dari pemerintah daerah karena industri galangan kapal saat ini sudah mulai membaik. Order pembuatan kapal dan tongkang meningkat bahkan disebutkan Ali aman hingga dua tahun kedepan.
“Tinggal masalah tukang las ini. Semoga secepatnya ada solusi,” ujar Ali Ulai belum lama ini.
Baca Juga:Â Batam Butuh Ribuan Tenaga Welder dan Pieter
Sekretaris DPC Iperindo Kepri Tia juga menyampaikan hal yang sama. Pemenuhan kebutuhan tenaga welder belum maksimal sehingga perusahaan galangan sering menghadapi kendala dengan proses pengerjaan kapal atau perbaikan.
“Belum ada perubahan yang berarti. Masih dari luar kebanyakan tukang las sekarang,” ujar Tia.
Persoalan ini sudah disampaikan ke pemerintah daerah dan Pemerintah Provinsi Kepri ataupun pengurus pusat Iperindo berjanji akan segera mencari jalan keluar yang tepat. Pemerintah provinsi Kepri dalam hal ini disampaikan oleh Asisten I Pemprov Kepri Tengku Said Arif Fadillah akan mendukung kekurangan tenaga kerja tersebut dengan menyerukan Dinas Ketenaga Kerja Kepri untuk menggelar pelatihan dan sertifikasi welder kepada masyarakat yang memiliki kemampuan dalam bidang pengelasan.
Begitu juga dengan Ketua DPP Iperindo Anita Puji Utami yang mengaku akan berkoordinasi dengan rekanan Iperindo seperti sekolah-sekolah yang mencetak lulusan welder siap kerja serta Kementerian Tenaga Kerja untuk kembali memenuhi kebutuhan welder di Kepri.
“Iya masalahnya tahun-tahun kemarin kan kita baru dilanda pandemi tentu berdampak dengan penurunan orderan pembuatan kapal. Nah tiba-tiba ada peningkatan orderan pembuatan kapal karena adanya peningkatan produksi batubara, ini tentunya tidak langsung pulih begitu saja. Orderan kapal meningkat drastis loh jadi memang butuh waktu. Kita akan cari solusi masalah kekurangan tenaga las ini dengan menggandeng kerja sama dengan mitra kita termasuk Kementerian Tenaga Kerja,” kata Anita.
Baca Juga:Â Ini Peristiwa yang Terjadi Sebelum Santri Ponpes di Sekupang Meninggal Dunia
Untuk itu Anita berharap agar pengusaha galangan kapal dan industri lepas pantai di Kepri untuk tetap fokus dengan situasi yang ada saat ini. Meskipun ada hambatan tetap semangat untuk terus meningkatkan sektor industri galangan kapal dan lepas pantai di Kepri.
“Kita akan support dan pemerintah juga pastinya sebab galangan kapal memiliki andil yang cukup besar untuk kemajuan ekonomi masyarakat,” ujar Anita. (*)
Reporter: Eusebius Sara