Jumat, 29 November 2024
spot_img

dr Rusdani MKKK, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Provinsi Kepri

Berita Terkait

spot_img
dr Rusdani, Ketua IDI Kepri, Senin 10 Juli 2023 F Pribadi (1)

Dokter Tidak Anti Investasi

ORGANISASI Ikatan Dokter Indonesia (IDI)  termasuk lembaga yang relatif tua. Didirikan pada 24 Oktober 1950, atau 72 tahun silam. Dunia kesehatan salah satu tempat bagi masyarakat mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan. Banyak harapan dan kendala yang terjadi dan dihadapi IDI di tingkat Kepri ataupun nasional.


BACA JUGA: H Henry Minit, Pembina Yayasan Harapan Bunda Batam  

Lantas, bagaimana pandangan dr Rusdani MKKK yang menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Provinsi Kepri selama dua periode yaitu 2017-2020 dan 2020-2023 itu, tentang dunia kedokteran saat ini? Berikut wawancara redaktur Batam Pos, Suprizal Tanjung dengan Rusnadi di Batam Kota, Senin (10/7/2023).

BACA JUGA: Ns Didi Yunaspi MKep, Wakil Rektor IKMB Batam

Dokter salah satu profesi yang disorot masyarakat?   

Pasti. Pekerjaan apapun pasti dinilai dan disorot oleh masyarakat. Itu kita sadari. Mulai ada oknum dokter yang terlambat datang atau  kurang ramah. Itu sudah kita tegur. Dimana-mana oknum seperti itu pasti ada. Namun, tantangan paling besar yang menjadi tugas berat bagi dokter masa depan adalah permasalahan kesehatan yang semakin mengglobal dan semakin kompleks serta tuntutan akan tanggung jawab profesi seorang dokter yang semakin besar.

BACA JUGA: Lisa Yulia SS, Ketua DPD Praktisi Maritim Indonesia (Pramarin) Kepri  

Ada masukan untuk Fakultas Kedokteran (FK) dan calon mahasiswa kedokteran saat ini?

Beberapa fakta yang dihadapi dimasa saat ini adalah animo calon mahasiswa untuk masuk FK sangat tinggi. Hal tersebut akan memberikan dampak positif dan negatif. eminat mahasiswa untuk mahasiswa FK di Kepri sangat tinggi, terbukti dengan banyaknya gelombang yang dibuka saat pendaftaran mahasiswa baru pasti kuotaya penuh, hal tersebut di satu sisi memberikan dampak positif seperti kita menjadi memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan bibit-bibit yang luar biasa, tapi disisi lain uang untuk kuliah di FK juga tidak murah bagi sebagian orang.

Selain hal tersebut, masih banyak ditemukan di masyarakat termasuk di Kepri, memandang kesuksesan profesi dokter diukur pada keberhasilan finansial, padahal sebetulnya lebih dari itu. Dokter yang sukses adalah yang sebenar-benarnya dapat bermanfaat bagi orang lain..

Dari fakta-fakta tadi, ada beberapa hal perlu dilakukan institusi pendidikan yang menyediakan FK. Pertama, agar memilih mahasiswa yang memang panggilannya sebagai seorang pelayan publik, selain potensi akademiknya. Kedua, upayakan biaya masuk FK terjangkau bagi semua kalangan. Ketiga, membuat sistem pendidikan FK yang sarat mengajarkan upaya-upaya altruism (inat yang tidak mementingkan diri sendiri untuk menolong orang lain, red), misalkan perbanyak kegiatan yang sifatnya kerelawanan untuk menanamkan jiwa tentang makna hidup. Keempat, perlu memperbanyak dokter teladan yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai disiplin dan etika kedokteran.

Tantangan dokter ke depan apa saja?

Bagi tenaga kesehatan arus globalisasi yang semakin cepat bukan menjadi satu-satunya tantangan. Tenaga kesehatan Indonesia juga menghadapi tantangan internal dimana di era 5.0 tantangan berupa penekanan pada kualitas akhlak, moralitas, dan kompetensi tenaga kesehatan itu sendiri. Di Era ini dipahami menjadi era peradaban manusia dan teknologi digital tanpa menghilangkan jati diri manusia  yang sesungguhnya. Konsep di mana masyarakat wajib  memanusiakan manusia dengan teknologi. Saya yakin tenaga kesehatan sadar dan bahkan sudah menerapkan hal tersebut.

Yang lain?

Ya. Pada saat ini kita sudah melewati badai besar yakni pandemi Covid-19 selama beberapa tahun penuh, lalu mulai beralih menjadi endemi. Tetapi bagi kalangan kesehatan, hal itu belum selesai. Kita diterjang lagi badai sekarang dengan cobaan yang tak kalah beratnya yakni RUU Omnibuslaw, dimana RUU ini tidak ada satupun perlindungan bagi tenaga medis khususnya dokter dan yang tak kalah pentingnya akan merusak smua tatanan yang telah ada saat ini yakni fungsi dari organisasi profesi.

Mudah-mudahan perjuangan kami bersama dengan organisasi profesi yang lainya dapat membuahkan hasil sehingga RUU ini dapat ditarik dan dikaji ulang bersama stakeholder terkait

Masalahnya RUU Kesehatan Omnibuslaw ini apa?

Dunia kesehatan sedikit terguncang dengan adanya RUU Kesehatan Omnibuslaw. Saat ini, UU yang selama ini masih eksis dan relevan akan otomatis dihapus dengan adanya RUU ini. RUU ini sudah dikaji oleh team hukum PB IDI  dan hasilnya RUU ini masih banyak yang harus diperbaiki. Karena lebih condong kepada investasi daripada menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia. Tentunya kita tidak anti investasi dengan adanya investasi kesehatan yang tepat guna akan kita dukung sepenuhnya.

Dengan dalih transformasi kesehatan untuk masyarakat dan tenaga kesehatan, RUU ini ini hanya akan memecah belah antar sesama tenaga kesehatan dan akan merugikan masyarakat. Dihapuskanya syarat rekomendasi dan nama IDI dalam RUU Omnibuslaw maka tidak ada Organisasi Profesi (OP) dokter yang tunggal sehingga akan banyak timbul OP lain yang pasti akan menyebabkan tenaga kesehatan pecah. Sehingga jika ada pelanggaran etik dan diputuskan dokter tersebut bersalah dan diberi sangsi, sangat gampang dokter tersebut keluar dari OP tersebut dan bisa saja membuat OP yang baru sehingga dia tetap berpraktek sehingga ini akan merugikan masyarakat tentunya.

Semua upaya sudah kita lakukan baik menyuarakan pendapat didepan umum bersama empat OP lain maupun jalur diplomasi kepada partai di Komisi 9 DPR RO. Dan hasil dari rapat panja Komisi 9 ada 2 fraksi yang setuju dengan perjuangan kita bersama dan 7 fraksi lainya setuju melanjutkan ke paripurna. Kami berdoa agar RUU ni tidak lanjut sehingga dan dapat didalami, dipelajari dan didiskusikan lagi. Sehingga nantiknya RUU ini akan selaras dengan semua stakeholder yang terkait.

Hal lain yang menjadi pemikiran IDI Kepri?

Ini juga perlu saya sampaikan. Seperti yang kita ketahui bersama Perhimpunan Dokter Spesialis (PDS) Patologi Klinik Kedokteran Laboratorium (Patklin) Indonesia memiliki peran sangat penting dalam dunia medis. Lembaga ini merupakan salah satu garda depan dalam memberikan diagnosa akurat dan informasi penting untuk pengelolaan suatu penyakit. Melalui penelitian, pematauan, kualitas dan penerapan teknologi terkini sangat berperan meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium Indonesia.

Namun, dengan kekuatan yang datang dari kepemimpinan baru, saya mengajak semua tim di Patklin untuk melihat kedepan. Mari kita terus berinovasi, update pengetahuan dan mengikuti perkembangan teknologi dan metodologi terbaru. Serta meningkatkan kualitas dan akurasi hasil diagnostik. Dunia medis terus berkembang, dan kita harus siap menghadapi tantangan baru yang mungkin muncul.

Saya juga ingin mengajak agar kita memperkuat kolaborasi dan kemitraan dalam organisasi ini. Bersama-sama kita dapat membangun jaringan yang kuat dan saling mendukung. Mari kita tingkatkan komunikasi dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta bekerja sama untuk memajukan ilmu patologi klinik dan kedokteran laboratorim.

Intinya, marilah kita berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemko Pemkab se-Kepri, Pemprov Kepri, pengusha, rumah sakit, puskesmas dan lainnya untuk membangun organisasi

Persatuan Dokter Spesialis (PDSP) yang lebih baik, dan mengembangkan bidang Patklin,

Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI), Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia dan disingkat (PABI)  dan lainnya.

Saya yakin, dengan semangat dan dedikasi PDSP khususnya di Kepri, dokter akan semakin dikenal dicintai masyarakat. (*)  

Biografi

Nama: dr Rusdani MKKK

Tempat Lahir: Palembang, 11 Juni 1964.

Alamat: Patam Lestasi, Sekupang.

Reporter: Suprizal Tanjung

spot_img

Update