Minggu, 24 November 2024

Hj Betty Asmery, Pendiri Komunitas Basiba Sumbar Cabang Kepri

Berita Terkait

spot_img
Hj Betty Asmery. F Pribadi

Lestarikan Budaya Minang, Perkuat Islam 

PEREMPUAN Minangkabau (biasa disebut Minang, red) memiliki baju khas daerah dengan nama baju kuruang Basiba. Baju ini mirip dengan baju kaum muslimah lainnya, namun lebih menonjolkan budaya Minang dalam pemilihan bahan, motif dan corak pakaian.


BACA JUGA: H Henry Minit, Pembina Yayasan Harapan Bunda Batam  

Bagi masyarakat Minang, sejauh manapun  mereka merantau meninggalkan tanah nenek moyang, budaya asal negeri Pagaruyung ini tetap mereka bawa dan lestarikan. Sekaligus berniaga, berusaha dan menyebarkan dan memperkuat agama Islam di tempat  dimana mereka tinggal. Itulah yang dilakukan, disiapkan dan diprogram oleh Pendiri Komunitas Basiba Sumatera Barat (Sumbar) Cabang Provinsi Kepri, Hj Betty Asmery.

BACA JUGA: Ns Didi Yunaspi MKep, Wakil Rektor IKMB Batam

Mengajak perempuan dan  wanita Minang, menantu dan ipar orang Minang agar mau dan mencintai Basiba tentu tidak mudah. Hj Betty Asmery yang juga pendiri dan mantan Ketua Bundo Kanduang Kota Batam ini memaparkan perjuangannya kepada kepada redaktur Batam Pos, Suprizal Tanjung saat Batam, Senin (22/5/2023) lalu.

BACA JUGA: Putra Caesar Odang BBA SE, Ketua PC PPM Kota Batam

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bu Hajjah.

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

BACA JUGA: Lisa Yulia SS, Ketua DPD Praktisi Maritim Indonesia (Pramarin) Kepri  

Bisa diceritakan bagaimana kehadiran Komunitas Basiba Sumbar Cabang Kepri ini bisa berdiri?

Terima kasih Batam Pos telah menghubungi saya. Begini, Komunitas Basiba Sumbar Cabang Kepri yang diketuai Ibu Lisa Yulia SS dikukuhkan Ketua Komunitas Basiba Sumbar, Ibu Titi Rahmayati, di Mall Botania 2, Sabtu (14/11/2021) lalu. Ketika itu, Ibu Titi mengatakan, sangat berterima kasih karena organisasi yang didirikan di Sumatra Barat dapat diberi tempat dan berkiprah di Provinsi Kepri. Tentunya dengan dilantiknya pengurus tersebut, kita berharap wanita-wanita Minang yang dipimpin Ibu Lisa dapat bersinergi dengan semua pengurus, anggota dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Batam serta Provinsi Kepri.  Hal lain yang juga kita harapakan adalah agar para pengurus Komunitas Basiba Cabang Provinsi Kepri dapat bersinergi dengan ninik mamak, cerdik pandai, alim ulama di Kota Batam dan Provinsi Kepri.

BACA JUGA: Yuliana AMkeb SE MARS, Ketua DPC Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Kota Batam

Soal Basiba. Bisa diinformasikan lebih jelas lagi?

Ya. Kami padusi (wanita, red) Minang memiliki baju kuruang (kurung, red) dengan nama Basiba. Basiba lazimnya menjuntai panjang hingga ke lutut serta memiliki bagian lengan sampai ke pergelangan tangan. Kekhasan lain yakni adanya ”siba” yang menyambungkan potongan pakaian sedemikian rupa hingga bisa menyamarkan lekuk tubuh pemakainya. Menyamarkan bentuk dan lekuk tubuh wanita adalah sangat dianjurkan dalam Islam. Jadi Basiba ini adalah Islami. Kita mermperkuat Islam lewat pakaian Minang, Basiba. Pakain ini sangat cocok dipakai kaum muslimah dari manapun. Tidak memandang asal suku dan daerah. Wanita manapun pasti bisa memakai pakaian muslim ala Minang ini.

Komunitas Basiba sendiri dibentuk dengan latar belakang merawat dan melestarikan budaya baju Basiba di Kepri. Basiba merupakan baju kurung wanita khas Minang dengan beragam macam ciri khas tingkuluak di kepala. Diharapkan melalui komunitas ini, bisa menjadi fasilitas menciptakan pengusaha baru di bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) khususnya di sektor kebudayaan. Karena ada begitu banyak permintaan untuk baju Basiba ini. Termasuk juga tingkuluak, tas, dan aksesoris lainnya.

Untuk diketahui, baju adat selalu memiliki daya tarik bagi wisatawan mancanegara (wisman). Di tengah semangat memulihkan ekonomi dari sektor pariwisata, komunitas Basiba ini dapat menjadi salah satu pendorong untuk menarik wisman ke Batam, Kepri khususnya. Jadi Basiba ini merupakan kesempatan wanita Minang untuk bersatu melestarikan budaya dan menjadi motivasi di berbagai bidang. Selain memiliki program di sektor ekonomi, komunitas ini juga membuat program-program sosial.

Target kita, padusi dan masyarakat Minang di Kepri, ikut melestarikan baju Basiba di acara tertentu, di berbagai pertemuan Pemko se-Kepri, Pemkab se-Kepri, dan di acara Pemprov Kepri. Juga ikut dalam pawai, baralek (pesta, red), pawai, pameran, dan di acara organisasi lainnya. Kita pakai baju Basiba ini. Sekaligus mempromosikan baju Basiba ini ke seluruh pelosok negri bahkan dunia.

Ada kaitannya dengan mengembangkan dan membangkitkan pariwisata di Kepri?

Tentu. Kita mau ada tempat wisata untuk wisatawan asing, atau orang Indonesia yang berwisata ke Kepri bisa memakai Basiba. Saat berada di Istana Pagaruyung, di Tanah Datar, Sumbar, ada penyewaan pakaian Minang. Waktu kita wisata di Korea, kita pakai baju adat mereka. Kita sewa. Kita berfoto. Kita bangga.

Kenapa tidak pula kita buat orang Korea, Jepang, Amerika, Eropa mencoba memakai Basiba di Kepri  ini? Ini akan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Tukang jahit dapat omset menjahit Basiba dengan segala pernak-perniknya. Wisata Kepri akan semakin bangkit dan bergairah. Insya Allah.

Lalu apa tujuan dari Komunitas Basiba di Provinsi Kepri?

Basiba ini adalah untuk melestarikan budaya Minang. Jadi wanita Minang, baik itu yang masih anak-anak, remaja, dewasa, wanita tua, menantu, ipar dan keluarga yang ada kaitannya dengan masyarakat Minang, kami anjurkan untuk memakai Basiba  ini. Wanita Minang baik yang berada di daerah  asal Minang sana, di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, NTT, NTB, Ambon, dan tentu saja yang di Sumatera  ini, sangatlah kita harapkan agar mau dan ikut melestasikan budaya Minang.

Dimana saja ada Komunitas Basiba di Kepri?

Kita sudah sudah ada di Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan. Insya Allah, kita terus melakukan sosialisasi, melakukan berbagai kegiatan, pendekatan, ajakan yang intinya agar wanita Minang dan keluarga Minang agar tidak melupakan kodratnya sebagai wanita  Minang yang cinta Islam namun tetap mempertahankan budaya berpakaian yang sangat cocok dengan tuntunan Alquran dan hadist Nabi Muhammad SWA. Beberapa wanita Minang di beberapa kabupaten se-Kepri kita sudah hubungi dan mereka sangat wellcome. Insya Allah, seluruh kota dan kabupaten se-Kepri akan memiliki pengurus Komunitas Basiba di daerahnya masing-masing.

Target ke depannya komunitas  ini apa?

Padusi-padusi Minang yang ada di Kepri bisa mengenal lagi bahwa padusi Minang memiliki baju yang menjadi ciri khasnya. Mereka harus bangga dengan pakaian daerah mereka ini. Apalagi baju Basiba adalah pakaian yang memiliki ciri khas utamanya yakni tidak membentuk, atau mencetak bentuk badan. Bentuk badan wanita yang menjadi aurat jadi tertutup. Ini tentu akan menghilangkan pikiran dan pandangan negatif kaum lelaki.

Kapan saja pakaian ini bisa dipakai?

Ini menarik. Wanita-wanita Minang di Kepri apabila ingin menghadiri acara formal atau pesta dapat mengenakan Basiba ini.

Apa saja yang sudah dilakukan Komunitas Basiba Sumbar Cabang Kepri  untuk mengenalkan Basiba ke tengah perantau Minang dan masyarakat Kepri?

Selain membudayakan pakaian khas perempuan Minang, Komunitas Basiba Sumbar Cabang Kepri juga mengelar pengumpulan dana yang akan digunakan untuk sekolah tahfidz quran. Kami telah telah mendirikan Yayasan Rancak Basiba dan kami memiliki rumah tahfizd, namanya Rumah Tahfizd Sutan Barelang dan sudah ada anak didiknya. Anak didik di Rumah Tahfizd Sutan Barelang tersebut tidak dipungut biaya hingga menjadi para penghafal atau tahfizd Alquran. Lalu darimana biaya operasional listrik, air, gaji ustaz ustazah-nya? Biayanya dari sumbangan semua anggota Komunitas Basiba dan juga masyarakat umum yang ada di Kepri. Jadi apapun kebutuhannya santgri, apa yang dibutuhkan anak itu selama dia menghapal 30 juz itu dibiayai oleh ibu-ibu Komunitas Basiba Kota Batam, dari 8 kecamatan yang ada di Kota Batam. Dalam kegiatan itu, tentu saja kami menggunakan Basiba.

Kegiatan lain?

Usai Idul Fitri kami mengadakan silaturahmi melalui acara Halal Bihalal Komunitas Basiba se Kepulauan Riau yang digelar di One Batam Mall, Minggu (29/5/2022) lalu. Insya Allah, Halal Bihalal itu kita akan programkan dan agendakan agar dilakukan setiap tahun. (***)

Biografi

Nama: Hj. Betty Asmery.

Kelahiran: Bukittinggi 6 Februari 1956.

Saudara: Anak tunggal.

Keluarga

Anak 6 orang.

Cucu 17 orang.

Organisasi

  • Pendiri Bundo Kanduang Batam.
  • Ketua Bundo Kanduang Batam mulai 2011 sampai 2021.
  • Pendiri Komunitas Basiba Sumbar Cabang Kepri.
  • Pendiri Rumah Tahfizd Sultan Barelang.

 Pekerjaan

  • Pemilik Rumah Makan Puti Bungsu Batam.
  • Pemilik Rumah Makan Puti Bungsu Kuala Lumpur Malaysia.
  • Agensi Travel Haji Arminareka Batam.
spot_img

Baca Juga

Update