batampos – Krisis tukang las atau tenaga welder masih melanda perusahaan galangan kapal di Batam. Pengusaha galangan kapal mengakui kewalahan mencari tukang welder hingga saat ini sehingga sangat berdampak dengan kemajuan industri galangan.
Ketua Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepri Ali Ulai menuturkan, orderan pembuatan kapal di Batam dan Kepri cukup membaik usai pandemi Covid-19 mereda. Namun itu tak berjalan mulus sebab dalam pengerjaan satu kapal hanya 15 sampai 20 orang tenaga las yang ada.
Ini sangat kurang sebab, jumlah idealnya 50 hingga 60 orang untuk mengerjakan satu kapal sesuai dengan kontrak kerja dari pemesan.
Baca Juga:Â Meriahkan HUT Kemerdekaan, Iperindo Kepri Gelar Perlombaan Tradisional
“Harusnya enam bulan selesai, tapi ini bisa tahunan rampungnya. Ini sangat menghambat pak. Kita masih kekurangan tenaga las. Idealnya 50 hingga 60 orang untuk las satu kapal, ” ujar Ali Ulai saat memberikan sambutan di puncak perayaan HUT Kemerdekaan Iperondo Kepri di Citra Kebun Batam, Sagulung, Sabtu (26/8).
Diakui Ali, pemesanan kapal meningkat dan cukup baik semenjak Covid-19 mereda. “Orderan kapal lagi bagus. Kita kekurangan tenaga welder, ” katanya.
Secara umum disebutkan Ali, perusahaan galangan kapal di Kepri saat ini membutuhkan lima ribu tukang las untuk menyelesaikan semua pesanan pembuatan dan perbaikan kapal yang ada.
Persoalan ini sudah disampaikan ke pihak terkait termasuk pemerintah, namun belum ada perubahan yang berarti. Krisis ini masih terjadi hingga saat ini.
Baca Juga: Hindari Denda, Warga Batam Diimbau Bayar PBB-P2 Sebelum 1 September
Beberapa waktu lalu Pemerintah Provinsi Kepri dalam hal ini disampaikan Asisten I Pemprov Kepri Tengku Said Arif Fadillah mengaku tengah berupaya memenuhi kuota tukang kasih di Kepri. Salah satunya dengan menggelar pelatihan dan sertifikasi welder kepada masyarakat yang memiliki kemampuan dalam bidang pengelasan.
Begitu juga dengan Ketua DPP Iperindo Anita Puji Utami yang mengaku akan berkoordinasi dengan rekanan Iperindo seperti sekolah-sekolah yang mencetak lulusan welder siap kerja serta Kementerian Tenaga Kerja untuk kembali memenuhi kebutuhan welder di Kepri.
“Iya masalahnya tahun-tahun kemarin kan kita baru dilanda pandemi tentu berdampak dengan penurunan orderan pembuatan kapal. Nah tiba-tiba ada peningkatan orderan pembuatan kapal karena adanya peningkatan produksi batubara, ini tentunya tidak langsung pulih begitu saja. Orderan kapal meningkat drastis loh jadi memang butuh waktu. Kita akan cari solusi masalah kekurangan tenaga las ini dengan menggandeng kerja sama dengan mitra kita termasuk Kementerian Tenaga Kerja,” kata Anita.
Untuk itu Anita berharap agar pengusaha galangan kapal dan industri lepas pantai di Kepri untuk tetap fokus dengan situasi yang ada saat ini. Meskipun ada hambatan tetap semangat untuk terus meningkatkan sektor industri galangan kapal dan lepas pantai di Kepri.
“Kita akan support dan pemerintah juga pastinya sebab galangan kapal memiliki andil yang cukup besar untuk kemajuan ekonomi masyarakat,” ujar Anita. (*)
Reporter: Eusebius Sara