batampos – Polda Kepri bersama Divhubinter dan Ministry of Public Security Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah mengungkap sebanyak 88 orang WNA Tiongkok yang melakukan kejahatan love scamming atau umum dikenal penipuan asmara atau pemerasan melalui video call sex (VCS) di Batam. Penggrebekan aktifitas kriminal transnasional itu terjadi di Kara Industrial sepekan lalu.
Tidak hanya itu, usai pengembangan terdapat dua lokasi lainnya yang dijadikan love scamming yakni di pertokoan Komplek Tanjung Trisakti Jalan Laksamana Bintan dan Komplek Ruko Sakura Permai, Jalan Yos Sudarso, Batuampar.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kepri, Kombes Nasriadi, mengatakan Polda Kepri telah menyerahkan atau melimpahkan perkara, sebab tidak cukup alat bukti untuk menyidik perkara ini di Indonesia. Alasannya, dalam perkara pidana love scamming ini tidak adanya korban warga Indonesia.
“Sehingga diserahkan penanganan kepada Kepolisian China. Penyerahan pelimpahan kasus kemudian penyerahan tersangka dan barang bukti,” ujarnya, Senin (4/9).
Baca Juga:Â Razia Digelar 2 Pekan, Ini 7 Pelanggaran yang Disasar
Secara dokumen telah dilakukan dengan formil Police to Police. Setelah itu prosesnya tetap di-back up Polda Kepri untuk proses pengembangan perkara selanjutnya.
“Usai para tersangka dititipkan di Polda Kepri dengan surat resmi Kepolisian China dan penjagaan kepada tersangka, sembari menunggu surat dari kedutaan untuk dipulangkan dengan pesawat khusus menuju China langsung melalui Batam,” ujarnya.
Polda Kepri juga telah berkoordinasi dengan Kepolisian China untuk membuka seluruh file data-data di seluruh laptop dan handphone para tersangka.
Baca Juga:Â TKA di Batam Capai 2.223 Orang, Rawan Penyalahgunaan Izin
Untuk upaya pencegahan agar Batam tidak menjadi lokasi aktifitas love scamming, Polda Kepri akan terus saling berkoordinasi dan bertukar informasi dengan Divhubinter Interpol dan Ministry of Public Security Republik Rakyat Tiongkok (RTT).
“Artinya upaya pencegahan ini terus dilakukan agar Batam dan Kepri tidak dijadikan aktifitas love scamming dan paling utama juga laporan dari masyarakat yang siap ditindaklanjuti,” ujarnya. (*)
Reporter: Azis Maulana