Minggu, 1 Desember 2024
spot_img

Batam Kekurangan Penghulu Nikah

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi pernikahan di Batam. 

batampos – Batam kekurangan penghulu nikah. Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam mencatat penghulu yang ada di Batam saat ini sebanyak 24 orang.

Para penghulu ini sebanyak 21 orang statusnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 3 orang dengan status perjanjian kerja.


“Berdasarkan tipologi KUA serta beban kerja, (penghulu nikah di Batam) masih kurang. Namun, kami memaksimalkan semua, sehingga masih berjalan dengan baik,” kata Kasi Bimas Islam Kemenag Batam, Muhammad Dirham kepada batampos, Selasa (5/9).

Ia mengatakan, Batam memiliki 12 Kantor Urusan Agama (KUA) memiliki penghulunya. Setiap KUA masing-masing memiliki 2 penghulu.

Setiap KUA memiliki beban kerja yang berbeda-beda. Zulkarnaen mencontohkan, KUA tipologi B jumlah nikah sebulannya sebanyak 100 orang. Harusnya membutuhkan 3 orang penghulu.

“Tapi kalau tipologi D berada di daerah terluar, terdalam dan perbatasan itu cukup satu penghulu, ” ujarnya.

Baca Juga: Dirjen Bimas Islam: Tugas ASN Kemenag Tidak Hanya Administrator Tetapi Juga Mencerahkan Umat

Ditambahkan Dirham, untuk Kecamatan Belakang Padang, Sagulung dan Batu Ampar dari awalnya kekurangan penghulu definitif, maka saat ini sudah ditambah dengan P3K. Sehingga kekurangan itu bisa ditutupi dan pelayanan bisa berjalan baik.

“Sejauh ini kami gak ada masalah, masih bisa berjalan dengan baik, ” ungkap Dirham.

Sebelumnya, Indonesia darurat penghulu. Hal ini disampaikan Kemenag saat meminta tambahan jatah jabatan fungsional ke Kemenpan RB. Kebutuhan terhadap jabatan fungsional secara nasional mencapai 16.263 orang. Sementara yang tersedia saat ini hanya 9.054 penghulu.

“Dilihat dari kebutuhan bisa dibilang saat ini kami memang darurat penghulu. Apalagi, penghulu yang akan pensiun hingga tahun 2027 sangat banyak, mencapai 2.383 orang,” ujar Direktur Bina Kantor Urusan Agama (KUA) dan Keluarga Sakinah, Zainal Mustamin dalam situs resmi Kemenag, dikutip Selasa (5/9).

Menurut Zainal, kondisi ini cukup memprihatinkan. Beberapa penghulu bahkan ada yang harus melayani lebih dari satu KUA Kecamatan.

“Karena faktanya selain banyak yang pensiun, penghulu kami juga banyak yang wafat terutama pada saat pandemi covid-19 yang lalu,” ujar Zainal.

Reporter: RENGGA YULIANDRA

spot_img

Update