batampos-Humas Lembaga Adat Kesultanan Riau Lingga, Said Ubai Dillah mengaku kehadiran lembaga adat Kesultanan Riau Lingga di Rempang sebagai bentuk solidaritas sesama masyarakat adat melayu.
“Sudah kami saksikan seperti di kampung Pasir Panjang masyarakat masih khawatir dengan rencana relokasi yang ditawarkan pemerintah, bahkan untuk mencari nafkah bagi nelayan masih takut-takut,” kata dia, saat dijumpai.
Tentunya ini akibat dari kehadiran petugas ataupun aparat yang mendata relokasi membuat masyarakat setempat tidak nyaman.
“Kami berkunjung untuk menyampaikan kepada mereka bahwa masyarakat hidup diatas tanah adat atau ulayat. Maka kehadiran kami ya memperjuangkan ini,” terangnya.
Pihaknya meminta trasnparansi dalam kajian pembangunan Rempang Eco City, dan warga tidak menolak adanya itu. Akan tetapi masyarakat adat ini tidak boleh di ganggu karena sudah turun temurun hidup di tanahnya.
“Jangan ganggu masyarakat asli tempatan,”jelasnya.
Harapan kedepan kepada pemerintah baik itu BP Batam dan aparat hukum untuk bisa membahas secara terbuka jika lahan yang dibangun adalah tanah adat ulayat.
“Sejarah harus bersama dibuka dan dikaji kembali . Harapannya pemerintah bisa menjamim kenyamanan warga setempat,” ujarnya.
Pantauan dilokasi warga mayoritas berprofesi sebagai nelayan tangkap belum ada yg berani melaut.
“Sebab tadi pagi sempat di datangi oleh petugas sosialisasi ketika habis melaut di bibir pantai Pasir Panjang, dan diminta untuk memberikan data untuk menyetujui penggeseran ataupun relokasi,” ujar salah satu warga Pasir Panjang, yang tak ingin disebutkan.
Sebelumnya dalam pertemuan dengan warga Pasir Panjang,Rempang, Kepala Ex Officio BP Batam dan Walikota Batam, Muhammad Rudi mengatakan, perihal lokasi relokasi tergantung dari pilihan warga.
BACA JUGA:Â Aduan Warga Rempang ke Posko Bantuan Hukum Masih Menolak Relokasi
“Yang mana mau mereka. Kalau mau Dapur 3 sekarang lagi kami kerjakan, mau ke Tanjung Banun juga boleh,” kata dia.
Terkait masih adanya warga yang tak ingin pindah, pihaknya masih akan melakukan pendekatan kepada warga.
“Kami dekati terus supaya selesai masalahnya,” kata dia.
Lebih lanjut , perihal informasi adanya pengosongan lahan tanggal 28 September, Rudi mengatakan pihaknya akan terus bekerja, sembari menunggu pentunjuk dari atas atau pusat.
“Setiap hari kami kerja, semampu kami , sesuai apa yang saya katakan tadi,” pungkasnya. (*)
reporter: azis