batampos– Sejumlah masyarakat di kawasan Nongsa masih kewalahaan mencari gas bersubsidi 3 kilogram atau yang biasa disebut gas melon. Apalagi, beberapa pangkuan mengaku sudah hampir satu minggu tak mendapat pasokan gas melon dari agen.
Egi, warga Nongsa mengaku harus berkeliling hingga Batam Center untuk mendapatkan gas melon. Sebab, pangkalan gas di Perumahaanya sudah satu minggu kosong.
“Pangkalan gas di perumahaan kosong, jadi cari gas sampai Botania. Dapat sih, tapi harganya mahal, ” sebut Egi.
Menurut Egi, beberapa temannya juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas bersubsidi tersebut. Ia bahkan mengaku sudah dua hari tak memasak karena gas di rumahnya habis.
“Ya akhirnya belanja di luar, karena memang gas habis. Baru nemu kemarin gas, itu pun beli Rp 23 ribu per tabung, ” sebutnya.
Sementara, Wati warga lainnya tak hanya mengeluhkan gas sulit didapat. Namun juga kondisi segel gas melon yang kerap rusak atau sudah tidak kuat lagi.
“Susah banget cari gas. Yang lebih kesal, hampir semua segel gas yang saya beli dalam keadaan rusak, jadi pegang dikit sudah langsung terbuka. Kalau normalnya kan susah dibuka, ” ujar Wati.
Ia juga curiga, rusaknya segel gas berpengaruh terhadap isi gas melon tersebut. Sebab belakangan ia merasa gas yang ia gunakan cepat habis.
“Biasanya saya pakai tabung gas melon itu habisnya baru satu bulan. Ini tak sampai 10 hari sudah habis. Padahal penggunaan seperti biasa, ” terang Wati.
Karena itu, setiap membeli gas di pangkalan ia meminta untuk mencari gas sendiri. Ia akan memilih gas yang sebelnya rapat dan belum rusak.
“Hampir 80 persen segel di pangkalan itu rusak. Saya sudah membutikan, segel yang kuat lebih tahan lama, dibanding yang sudah rusak, ” imbuhnya lagi.
Karena itu, ia meminta pihak terkait memastikan kondisi gas melon sebelum didistribusikan.. Jangan sampai kondisi ini membuat masyarakat yang dirugikan.
“Harusnya ada tindak lanjut, karena kondisi ini sudah sering dikeluhkan. Saya lupa, pejabat mana tahu keadaan seperti ini, karena mereka tak pernah pakai gas melon, ” terang Wati.
Salah satu pangkalan gas di kawasan Nongsa mengaku gas di tempatnya sudah hampir satu minggu tak masuk. Menurutnya, kondisi ini pun sudah banyak dikeluhkan pangkalan.
“Memang dari pusatnya pengisian kosong kata agen gas di grup. Penyaluran pun yang biasanya 2 kali seminggu, sekarang jadi 1 kali seminggu.. Ditempat saya sudah satu minggu tak datang, warga sudah pada menjerit, ” ujar pemilik pangkalan yang enggan namanya disebut.
Beberapa hari lalu, Pertamina mengakui permasalahan kosongnya gas di pangkalan karena adanya keterlambatan pengiriman. Untuk mengatasinya, pihaknya menambah kuota penyaluran sebanyak 10 persen. Namun dilapangan, kesulitan mendapatkan gas tetap dirasakan masyarakat. (*)
reporter: yashinta