batampos – Pengelolaan sampah di Batam yang diharapkan menggunakan teknologi termutakhir, belum juga terealisasi. Meskipun sempat menggaung banyak investor yang tertarik untuk mengelola sampah di Batam, nyatanya hingga kini tidak kunjung terwujud.
Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur masih stagnan, dan dikelola dengan cara yang sama seperti tahun sebelumnya.
Di lahan seluas 46.8 hektare tersebut, petugas memproses seluruh sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga dan sampah industri non B3 yang ada di Kota Batam dengan cara pendorongan, penimbunan dengan tanah, hingga pemilahan.
Baca Juga:Â Terima 850 Ton Sampah per Hari, TPA Punggur Dinilai Sudah Overload
Anggota Komisi III, DPRD Kota Batam, Djoko Mulyono mengatakan dengan pertumbuhan penduduk yang terjadi saat ini, Batam sudah selayaknya memiliki sistem pengelolaan sampah yang mengandalkan teknologi.
Pihaknya mengusulkan supaya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah dengan metode zero waste atau bebas sampah.
Konsep yang mengajak warga Batam untuk menggunakan produk sekali pakai dengan lebih bijak untuk mengurangi jumlah dan dampak buruk dari sampah.
“Jadi pilah sampah dari rumah ini sangat penting. Jadi sampah yang sampai ke TPA adalah sampah yang benar-benar harus terbuang,” sebutnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Senin (16/10).
Baca Juga:Â Kejar Target, UPT Samsat Batuaji akan Aktifkan Panggilan ke Penunggak Pajak Kendaraan
Pilah sampah dari rumah ini juga menguntungkan dan bernilai ekonomis. DLH sudah mengeluarkan berbagai program untuk mendorong pilah sampah dari rumah ini.
“Ada bank sampah. Bahkan bisa ditabung. Saya rasa sosialisasi ke masyarakatnya yang harus ditingkatkan lagi,” sebutnya.
Banyak sampah organik yang bisa dimanfaatkan untuk kompos, dan sebenarnya sampah sisa makanan yang berasal dari rumah makan bisa di manfaatkan untuk pakan ternak.
Sebagai mitra, tentunya akan mengawasi DLH dalam melaksanakan program kegiatan mengacu pada visi misi walikota dan wakil walikota yang telah dituangkan dalam perda RPJMD setiap tahunnya.
“Menurut saya sampai saat ini masih melakukan rutinitas seperti tahun- tahun sebelumnya. Belum ada suatu gebrakan yang benar- benar dijalankan untuk penanganan sampah di kota Batam,” ungkap anggota fraksi Golkar ini.
Baca Juga:Â Pekerja Bangunan Tewas Tersangat Listrik di Sekupang
Untuk itu, ke depan diharapkan DLH bisa melahirkan gagasan dalam pengendalian persoalan sampah ini. Jika pengurangan tonase sampah bisa dilakukan dari sumber, tentu hal itu akan lebih baik.
“Salah satu cara mengatasi persoalan sampah adalah itu. Jadi mungkin bisa dimasifkan lagi,” bebernya.
Djoko menyebutkan dulu pernah ada investor yangg menawarkan pakai metode insinerator, akan tetapi karena anggaran yg sangat besar jadi belum bisa terealisasi.
Beberapa investor lain, juga tertarik untuk mengelola sampah di Batam. Namun ia, kurang memahami hal yang menjadi kendala, dan hingga sekarang tidak bisa terealisasi.
“Mungkin butuh biasa besar. Tapi tetap harapan kita semua, Batam ini bisa punya teknologi dalam mengelola sampah. DLH lah yang harus lebih paham soal ini,” tutupnya. (*)
Reporter: YULITAVIA