Sabtu, 30 November 2024
spot_img

Ini Pandangan Pengamat Tata Kota Terkait Banjir di Batam

Berita Terkait

spot_img
Kendaraan roda dua saat melewati jalan Tiban Indah yang digenangi banjir, Sabtu (28/10). Tangkapan layar dari video warga.

batampos – Sejumlah permukiman warga hingga ruas jalan di Batam terendam banjir, Sabtu (28/10). Penyebabnya adalah hujan dengan intensitas deras mengguyur sejak Sabtu pagi. Selain itu buruknya sistem drainase dan penyempitan daerah aliran sungai disinyalir menjadi penyebab banjir ini.

Pengamat Tata Kota Prastiwo menilai seharusnya Pemko Batam dan BP Batam sudah mengetahui tempat dan titik-titik banjir di Batam yang ada saat ini. Selain itu ia menilai perhitungan debit air yang selama ini dipakai untuk perencanaan banyak yang memakai data lama atau tidak di update para konsultan dengan data curah hujan di Kota Batam saat ini.


“Sementara dari BMKG itu kan ada data yang selalu update. Jadi banyak konsultan yang masih memakai data curah hujan yang lama. Sehingga banyak saluran air di perumahan yang dibuat developer (tersier) itu masuk ke saluran sekunder pemko dan BP Batam tidak terkoneksi dengan baik,” tuturnya.

Baca Juga: Ini Penyebab Banjir di Tiban Menurut DBMSDA Batam

Menurutnya, Pemko Batam dan BP Batam seharusnya sudah melakukan peremajaan untuk saluran primer ini. Sebab dengan data yang berbeda-beda dari developer itu yang menyebabkan beberapa titik debit air tidak mampu keluar secara cepat dari saluran yang ada sehingga menyebabkan air tergenang.

“Seharusnya ini juga perlu diperhatikan, jika dirasa tak mampu lagi menampung air di drainase primer ini tentu harus ada dilakukan penyesuaian oleh pemerintah,” tutur Prastiwo.

Selanjutnya ia melihat fokus pemerintah untuk melebarkan jalan saat ini oleh kontraktor tidak memperhatikan temporary drainase, sehingga mereka (kontraktor) tidak membuat saluran air terlebih dahulu tetapi fokus pada pekerjaan jalan, sehingga ketika hujan deras turun air menjadi tergenang dan banjir.

Baca Juga: Tertimpa Longsor, Warga Goro Buka Akses Jalan di Tiban

Satu hal, kata Prastiwo, yang menarik ialah Batam ini kota yang terisolasi yang dikelilingi oleh perairan. Sehingga ke depan untuk jangka panjang perlu adanya satu sistem penampungan air yang mampu memutus air sebelum masuk ke waduk.

“Sistem penampungan ini seperti embung yang berfungsi mendistribusikan dan mencegah banjir di musim penghujan. Di Batu Besar kita lihat ada embung terdekat di Bandara Hang Nadim, dan embung sebelum Polda Kepri itu sangat berfungsi mencegah air masuk ke perumahan, karena bisa tertampung di sana. Jadi kita harapkan pemerintah bisa memiliki satu embung di tiap lokasi yang sering banjir ini sehingga dia akan memperkecil jumlah debit air para saat hujan maksimal. Ini yang saya lihat akan lebih efektif,” pungkasnya. (*)

 

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update