Sabtu, 23 November 2024

Angka Fertilitas di Kota Batam Menurun dalam 10 Tahun Terakhir

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi: Nike Ardila mencium bayinya saat lahir di tahun baru di RSUD Embung Fatimah, Batuaji, Sabtu (1/1). F Atik untuk Batam Pos

batampos – Tren angka penggunaan kontrasepsi modern mengalami penurunan tahun ini. Salah satu penyumbangnya, masyarakat yang lebih memilih kontrasepsi yang alami.

Amron, salah seorang warga Batam mengaku tidak ingin ribet dengan masalah anak ini. Meskipun sudah memiliki tiga orang anak, pria yang berprofesi sebagai karyawan swasta itu mengaku tetap tidak mau memakai alat kontrasepsi modern.


“Pertama karena gak mau juga pakai alat kontrasepsi ini. Jadi berapa anak dikasih itulah rezeki,” ujarnya.

Hal yang sama juga dikatakan Willy, ia mengaku sejak anak pertamanya lahir ia memakai alat kontrasepsi. Namun sudah 2 tahun belakangan ini ia tak memakai alat KB dengan harapan bisa memiliki anak lagi.

“Nyesal juga pakai KB, dapat anak jadi susah, ini sudah konsultasi ke mana-mana juga,” katanya.

Berbeda dengan Willy, Reni mengaku memakai alat kontrasepsi sejak kelahiran anak pertamanya. Warga Batuaji itu mengaku memang sudah tak berminat memiliki anak lagi.

“Sudah cukup satu aja. Ribet kalau sama-sama kerja punya anak lagi,” katanya.

Sementara itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mencatat, angka fertilitas Kota Batam menurun dalam sepuluh tahun terakhir.

Sensus penduduk tahun 2020 mencatat angka Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,34 persen, yang berarti seseorang perempuan melahirkan 2 – 3 anak selama masa reproduksinya. Sementara long foam sensus penduduk 2020 mencatat TFR sebesar 2,16 yang berarti hanya sekitar 2 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya.

Kepala BPS Batam Agus Kardayanto mengatakan, penurunan fertilitas ini mengakibatkan proporsi anak-anak dalam populasi ikut menurun. Kondisi ini dapat mengakibatkan rasio ketergantungan menjadi lebih rendah dan menciptakan bonus demografi.

Pada tahun 2022 tercatat TRF Kota Batam sebesar 2,16. Angka ini semakin mendekati tingkat replacement level (2,1). Artinya setiap wanita digantikan oleh satu anak perempuan untuk menjaga kelangsungan pergantian generasi.

“Kontribusi kelahiran paling banyak berasal dari perempuan generasi milenial,” katanya, Senin (30/10).

Dikatakan Agus, berdasarkan hasil long foam sensus penduduk di tahun 2020 mencatat terdapat 20,22 kelahiran hidup diantara 1.000 penduduk kota Batam. Dengan jumlah penduduk kota Batam sekitar 1,2 juta, maka diperkirakan terdapat sekitar 25 ribu kelahiran pada satu dekade bonus demografi ini.

Adapun puncak age spesific fertility rate (ASFR) Kota Batam hasil sensus penduduk 2020 diantaranya, puncak ASFR Batam terletak pada wanita umur 25-49 tahun. Terdapat 149 kelahiran dari 1000 perempuan umur 25-49 tahun. (*)

 

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Baca Juga

Update