Kamis, 12 Desember 2024

Pangkalan Kosong, Warga Batam Cari Gas Lewat Medsos

Berita Terkait

spot_img
Seorang pemilik pangkalan menunjukkan tabung gas 3 Kg di tempatnya.

batampos – Diduga karena tingginya konsumsi gas saat pergantian tahun baru, sejumlah pangkalan kehabisan stok. Beberapa warga yang tak kebahagiaan terpaksa mencari melalu media sosial (medsos).

Ana misalnya, warga Nongsa mencari gas melalui medsos Facebook, karena tak menemukan gas di pangkalan resmi, maupun pengecer. Sebab, gas di pangkalan komplek rumahnya ternyata juga kosong karena stok habis sejak Sabtu kemarin.


“Pangkalan pada habis, di warung-warung pinggir jalan juga habis. Makanya cari di medsos,” ujar Ana.

Menurut Ana, setelah memposting pencarian gas di medsos, ia mendapat rekomendasi beberapa pangkalan. Syaratnya harus membawa KTP, sebagai tanda bukti pembeliaan

“Alhamdulillah dapat juga, meski di kelurahan lain,” ujar Ana.

Beberapa warga lainnya juga mencari gas melalui medsos. Bahkan beberapa warganet yang ada di medsos mempertanyakan kenapa gas masih susah dicari padahal harga sudah naik

“Kan harga sudah naik, tapi kok masih susah dicari seperti ini,” terang salah satu warganet.

Menurut dia, kenaikan harga gas dari Rp 18 ribu menjadi Rp 21 ribu cukup memberatkan. Namun ia memaklumi adanya kenaikan, karena beberapa alasan yang dikatakan pemerintah.

“Kalau sudah naik, harusnya jangan sampai stok kosong gini,” imbuhnya.

Ahmad, warga Megalegenda juga mengeluhkan masih adanya warga tempatnya yang kesulitan mencari gas. Alasannya, pangkalan di tempatnya habis.

Sementara Adi, pemilik pangkalan di kawasan Batamcenter mengatakan gas di tempatnya memang kosong sejak pagi. Hal itu dikarenakan, banyaknya warga yang mengisi gas pada Minggu (31/12) lalu

“Hari ini (Senin,red) memang habis. Karena memang belum jadwalnya pendistribusian gas dari agen,” jelas Adi.

Menurut Adi, dalam seminggu ia mendapat penyaluran gas dua kali. Untuk jumlah warga yang membeli juga tak bisa dibatasi, karena minimal pembelian dua tabung perwarga.

“Tak bisa juga melarang warga membeli, karen itu hak mereka. Selagi ada KTP warga disini, mereka bebas membeli. Paling saya batasi dua tabung. Tapi kalau ramai yang mencari, bisa satu tabung per warga,” jelas Adi. (*)

 

Reporter: Yashinta

spot_img

Update