Minggu, 24 November 2024

Kebutuhan Welder di Batam Tinggi

Berita Terkait

spot_img

batampos– Kebutuhan welder di Batam masih tinggi. Hingga kini, welder atau juru las masih menjadi pekerjaan yang banyak dicari oleh perusahaan, khususnya galangan kapal di Kota Batam.

Bahkan, dari jenis pelatihan yang dibuka Dinas Tenaga Kerja Kota Batam beberapa waktu lalu, welder menjadi salah satu pelatihan yang banyak dibuka dan paling banyak pendaftarnya.


Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, ada sejumlah pelatihan welder yang dibuka. Diantaranya, pelatihan Las 3G SMAW 20, pelatihan Las 5G (PIPE) SMAW, pelatihan Welder 3G/4G, pelatihan Welder Dasar, pelatihan Las 4G FFCA, pelatihan Las 5G FCAW dan pelatihan Las 6G GTAW.

Salah seorang peserta pelatihan welder melakukan praktik lapangan di Poltek Negeri Batam pekan lalu. (Istimewa)

“Jadi welder ini banyak jenisnya dan memang banyak dibutuhkan di Batam khususnya galangan kapal saat ini, ” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Batam Rudi Sakyakirti, Minggu (28/1)

Terkait tingginya kebutuhan welder saat ini, Dinas Tenaga Kerja Kota Batam mendorong agar perusahaan galangan kapal untuk membuka pelatihan bagi juru las atau welder yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini sebagai langkah dalam mengatasi kebutuhan tenaga welder di Kota Batam.

“Selain pelatihan yang disiapkan pemerintah daerah, perusahaan juga bisa memakai dana CSR ini untuk membuka pelatihan dan sertifikasi tenaga welder yang dibutuhkan. Peran perusahaan dalam mengalokasikan anggaran khusus untuk pelatihan juga sangat diharapkan, ” ungkap Rudi.

Kadisnaker menambahkan saat ini kebutuhan tenaga welder juga sangat tinggi untuk ditempatkan di dalam dan luar negeri. Tren kebutuhan tenaga kerja saat ini juga menandakan bahwa ekonomi Batam menguat.

“Dua hal ini jika dimaksimalkan tentu kebutuhan welder bisa terpenuhi di Batam, ” tambahnya.

BACA JUGA: Perusahaan di Batam Mulai Kebanjiran Order, Tenaga Welder Paling Dibutuhkan

Selain welder, perusahaan manufaktur juga banyak menbuka lowongan pekerjaan di tahun ini. Hanya saja perusahaan manufaktur tidak bertambah atau berkurang signifikan karena dengan sistem kontrak. “Misalnya perusahaan manufaktur ini memiliki 1.000 karyawan, dan ketika ada 300 misal yang habis kontrak mereka akan buka lowongan bagi 300 orang juga, dan begitu terus menerus. Jadi tak bertambah signifikan,” ujarnya.

Melihat tren ke depan, lanjut Rudi, perusahaan engineering di Batam juga akan banyak membutuhkan lowongan pekerjaan. Ditambah lagi ada rencana pengembangan peralihan pembangkit listrik tenaga disel ke solar panel juga akan makin membutuhkan tenaga kerja kontruksi syiphiar outsourcing.

“Bukan termasuk di Rempang ya, karena Rempang belum menyampaikan bsecara rinci ke kita, ” tambahnya.

Kemudian ada juga sektor garmen karena di tahun 2023 lalu ada rencana pengembangan pabrikasi seperti perusahaan Batam Bintan Aparel yang saat ini lagi mengerjakan kontruksi bangunannya. Sesuai rencananya mereka juga akan menambah jumlah pekerjanya mencapai dua ribuan pekerja.

“Jadi ada banyak sebenarnya di tahun 2024 ini selain welder, ada manufaktur, engineering, dan garmen, ” pungkasnya.

DPC Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepri belum lama ini menyampaikan jika industri galangan kapal di Batam membaik sepanjang tahun 2023 ini. Orderan pembuatan kapal masih aman hingga tahun 2024 mendatang. Dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan agar sektor industri perkapalan ini semakin berjaya kedepannya.

Ketua DPC Iperindo Kepri Ali Ulai melalui Sekretarisnya Tia menuturkan, ada dua persoalan yang cukup menghambat Industri galangan kapal yakni krisis tenaga welder atau tukang las serta ribetnya pengurusan administrasi dan perizinan perkapalan di instansi pemerintah terkait.

“Tenaga las masih kurang sampai saat ini. Jauh dari kebutuhan ideal untuk membangun sebuah kapal. Selain itu ada juga kepengurusan administrasi. Banyak aturan baru yang memang agak sedikit ribet. Kadang harus berhadapan dengan komplain pemesanan kapal kita karena lambatnya pengurusan administrasi,” ujar Tia saat berdiskusi dengan stakeholder terkait di Sagulung, Kamis (14/12).

Untuk tenaga las atau welder ini, industri galangan kapal dan lepas pantai yang bergabung dalam Iperindo Kepri membutuhkan sekitar 5.000 orang lagi. Krisis tenaga welder ini sudah terjadi sejak awal tahun 2023 atau semenjak pandemi Covid-19 mereda.

Begitu juga dengan perizinan dan dokumen, ada banyak kendala yang dijumpai pengusaha karena masih terlalu banyak dan melibatkan banyak instansi bahkan lintas kementerian. Perlu perampingan pengurusan administrasi ini agar tidak menghambat lagi ke depannya.

“Tadi dalam diskusi sudah kita sampaikan semua. Harapannya di tahun 2024 nanti persoalan ini bisa diatasi agar Industri galangan kapal yang cukup andil dengan perekonomian Batam ataupun Kepri ini bisa semakin bagus lagi,” ujar Tia. (*)

Reporter: Rengga Y

spot_img

Baca Juga

Update