Minggu, 1 Desember 2024
spot_img

Ini Penjelasan Psikolog tentang Banyaknya Prostitusi Anak di Batam

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi penggerebekan prostitusi online di salah satu kamar hotel. (Istimewa/Antara)

batampos – Prostitusi anak di Batam lewat aplikasi kencan online semakin banyak. Bahkan, di aplikasi MiChat, beberapa akun menawarkan jasa secara terang-terangan.

Psikolog, Irfan Aulia mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan anak nekat terjun ke dunia prostitusi. Faktor terbesar yakni pengaruh orangtua.


“Yang pernah saya temui di lapangan keluarga di Batam banyak sekali yang bercerai. Ayahnya minggat, atau ibunya minggat. Orangtua tunggal,” ujarnya, Kamis (14/3).

Irfan menjelaskan faktor peceraian orangtua tersebut berpengaruh dengan pendidikan dan pengawasan anak. Sehingga anak tidak mendapatkan edukasi yang baik dan terjerumus ke pergaulan bebas.

“Kedua pengaruh gaya hidup. Dan akses media sosial,” katanya.

Baca Juga: Aturan Baru Berlaku, BC Batam Perketat Pengawasan Barang Jastip

Selain faktor tersebut, Irfan menduga terjerumusnya anak Batam ke dunia prostitusi karena market demand terhadap prostitusi perempuan cukup tinggi baik di lokal atau wisman.

“Karena dulu tempat ini terlokalisir di tempat tertentu sekarang menyebar ke tempat yang banyak penduduk seperti Batu Aji dan Sagulung,” ungkapnya.

Sekretaris LPA Batam, Erry Syahrial mengatakan rentannga anak terjerumus ke dalam prostitusi online karena gampang dipengaruhi secara ekonomi untuk bergaya hidup hedonisme.

“Gaya hidup remaja hedonisme ini gampang terbujuk rayu. Jadi anak-anak ini rentan untuk dipengaruhi secara ekonomi,” ujarnya.

Baca Juga: Tiket Kapal Pelni Bisa Dibeli Online lewat Aplikasi dan Website

Erry menjelaskan selain dioengaruhi gaya hidup, terjerumusnya anak ke dalam praktik prostitusi online karena faktor pergaulan bebas.

“Seperti menamani om-om, atau karaoke. Mereka sudah terbiasa, tapi tidak tau itu salah. Apalagi anak yang pergaulan bebas itu lebih gampang dipengaruhi,” katanya.

Selanjutnya faktor penggunaan gadget. Menurut Erry, para pelaku kejahatan anak tersebut kini lebih mudah mencari terget atau korbannya.

“Biasanya pelaku itu akan mengambil hati anak. Seperti membelikan barang dulu,” ungkap Erry.(*)

 

Reporter: Yofi Yuhendri

spot_img

Update