batampos – Hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi penyakit yang banyak diidap masyarakat Kota Batam di tahun 2024. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Batam, sebanyak 7.592 kasus hipertensi dilaporkan hingga April 2024.
“Ya, sampai April 2024 ini atau dari 10 penyakit terbanyak di Batam masih didominasi oleh hipertensi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam Didi Kusmarjadi, Rabu (29/5).
Menurutnya, sama dengan tahun-tahun sebelumnya, hipertensi memang selalu menjadi penyakit terbanyak pertama setiap tahunnya. Tak hanya itu, jumlahnya pun juga kian bertambah dan jadi salah satu penyebab kematian tertinggi.
“Hipertensi disebut sebagai si pembunuh senyap karena gejalanya sering tanpa keluhan,” tuturnya.
Baca Juga:Â Demam Berdarah Masih Mengintai, Masyarakat Diimbau Tetap Waspada
Didi menyebutkan, hipertensi paling sering terjadi disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat. Sebagai contoh, kebiasaan merokok, terlalu banyak konsumsi makanan asin, kurangnya aktivitas fisik serta terlalu banyak konsumsi makanan manis.
Kebiasaan pola hidup yang tidak sehat tersebut dapat juga menyebabkan kelebihan berat badan (obesitas) sehingga bisa meningkatkan faktor risiko hipertensi. Kondisi hipertensi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika tak ditangani dengan serius.
Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian.
“Faktor risiko hipertensi berbanding lurus dengan usia. Seseorang yang memiliki usia lebih tua memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami hipertensi,” terangnya.
Baca Juga:Â Denda Rp 2,5 Juta Bagi Pembuang Sampah Sembarangan
Selain hipertensi, penyakit kedua yang paling banyak diidap masyarakat Kota Batam adalah Common cold. Ini merupakan infeksi virus pada hidung dan tenggorokan, tepatnya pada saluran pernapasan bagian atas. Umumnya tidak berbahaya, walaupun terasa mengganggu aktivitas harian. Penyakit ini juga termasuk jenis flu, tetapi masih dalam kategori flu biasa.
“Hingga akhir April 2024 ini ada 3.357 kasus infeksi virus pada hidung dan tenggorokan ini,” ucap Didi.
Selanjutnya pada posisi ketiga ada Dispepsia yakni sebanyak 3.124 kasus. Dispepsia merupakan kondisi yang disebabkan oleh rasa tidak nyaman dalam perut bagian atas karena penyakit asam lambung atau maag. Biasanya yang dirasakan adalah mual, nyeri ulu hati, muntah dan banyak bersendawa.
Lalu di posisi keempat ada infeksi saluran nafas akut (ISPA) sebanyak 2.944 kasus. Sebagaimana diketahui, ISPA adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea (pipa pernapasan), atau paru-paru. Bisa dikatakan ISPA merupakan infeksi yang mengganggu proses pernafasan seseorang. ISPA jadi penyakit yang gampang sekali menular.
Orang-orang yang mudah sekali terserang penyakit ini adalah mereka yang memiliki kelainan sistem kekebalan tubuh, orang-orang berusia lanjut, dan anak-anak, karena sistem imun mereka belum terbentuk sepenuhnya,” terang Didi.
Baca Juga:Â Cekcok Masalah Ekonomi, Suami di Sekupang Aniaya Istri Hingga Patah Kaki
Selain ISPA di posisi kelima ada diabetes mellitus 1.513 kasus. non insulin dependent diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi, yang diebabkan oleh tubuh yang menolak atau resisten terhadap insulin atau karena kekurangan insulin pada tubuh.
Non insulin dependent diabetes melitus tejadi akibat kombinasi antara gaya hidup dan faktor genetik.Terdapat beberapa hal yang dapat dikendalikan, misalnya diet dan kegemukan, tetapi terdapat hal-hal lain yang tidak dapat dikendalikan seperti pertambahan usia, jenis kelamin wanita, dan genetik.Kurang tidur juga dikaitkan dengan Non insulin dependent diabetes ini.
Berikut ini 10 penyakit terbanyak yang diderita warga Batam di sepanjang Januari hingga April 2024;
1. Hipertensi 7.592 Kasus
2. Common Cold 3.357 Kasus
3. Dispepsia 3.124 Kasus
4. Infeksi Saluran Nafas Akut 2.944 Kasus
5. Non Insulin Dependent Diabetes Melitus 1.513 Kasus
6. Demam Tanpa Diketahui Penyebabnya 1.099 Kasus
7. Myalgia 1.025 Kasus
8. Batuk 618 Kasus
9. Diare dan Gastroenteritis Karena Infeksi 534 Kasus
10. Gastritis dan Duodenitis 341 Kasus
Reporter: Rengga Yuliandra